Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Terjadi Jika Manusia Mati di Luar Angkasa?

ilustrasi meninggal di luar angkasa (unsplash.com/Niketh Vellanki)
ilustrasi meninggal di luar angkasa (unsplash.com/Niketh Vellanki)
Intinya sih...
  • Tubuh manusia tidak akan meledak di luar angkasa karena tekanan internalnya cukup untuk menahan perbedaan tekanan dengan luar angkasa
  • Cairan-cairan di tubuh manusia akan mendidih dan menguap, menyebabkan tubuh membengkak, kulit pecah-pecah, dan organ-organ rusak
  • Kehilangan kesadaran dalam hitungan detik karena kekurangan oksigen di luar angkasa akan menyebabkan kematian akibat asfiksia, dekompresi, atau hipotermia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu pernah membayangkan bagaimana rasanya mati di luar angkasa? Mungkin kamu berpikir bahwa itu adalah hal yang mustahil, karena manusia tidak bisa hidup di luar angkasa tanpa baju luar angkasa. Namun, ada beberapa kasus di mana manusia meninggal di luar angkasa, baik karena kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan.

Bagaimana nasib tubuh mereka setelah meninggal? Apa yang terjadi pada tubuh mereka di luar angkasa? Apakah ada hal-hal menarik yang bisa kita pelajari dari kematian di luar angkasa? Jika kamu penasaran dengan jawabannya, maka kamu harus membaca artikel ini sampai habis. Yuk, simak selengkapnya!

1. Tidak akan meledak di luar angkasa

ilustrasi meninggal di luar angkasa (unsplash.com/Brian McGowan)
ilustrasi meninggal di luar angkasa (unsplash.com/Brian McGowan)

Salah satu mitos yang sering kita dengar tentang kematian di luar angkasa adalah tubuh manusia akan meledak karena perbedaan tekanan. Tetapi, hal ini tidak benar. Tubuh manusia memiliki tekanan internal yang cukup untuk menahan perbedaan tekanan dengan luar angkasa, yang hampir sama dengan nol. Jadi, tubuh manusia tidak akan meledak seperti balon jika terpapar vakum luar angkasa.

Namun, bukan berarti tubuh manusia akan baik-baik saja di luar angkasa. Ada banyak hal buruk yang akan terjadi pada tubuh manusia jika tidak dilindungi oleh baju luar angkasa. Salah satunya adalah cairan-cairan di tubuh manusia akan mendidih dan menguap, karena titik didih cairan akan menurun jika tekanan menurun. Cairan-cairan ini termasuk air liur, air mata, darah, dan urine. Proses ini disebut ebullisme, dan akan menyebabkan tubuh manusia membengkak, kulit pecah-pecah, dan organ-organ rusak.

2. Manusia akan kehilangan kesadaran dalam hitungan detik di luar angkasa

ilustrasi kehilangan kesadaran di luar angkasa (commons.wikimedia.org/NASA)
ilustrasi kehilangan kesadaran di luar angkasa (commons.wikimedia.org/NASA)

Oksigen adalah gas yang sangat penting untuk kehidupan, karena ia membantu membawa energi ke sel-sel tubuh. Tanpa oksigen, sel-sel tubuh akan mati, dan otak akan mengalami kerusakan permanen. Di luar angkasa, tidak ada udara yang mengandung oksigen, jadi tidak bisa bernapas. Akibatnya, tubuh manusia akan kehilangan kesadaran dalam hitungan detik, karena otak tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup.

Kehilangan kesadaran ini akan menyelamatkan tubuh manusia dari rasa sakit yang mungkin timbul akibat paparan luar angkasa. Namun, kehilangan kesadaran ini juga akan membuat tubuh manusia tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan diri. Jika tubuh manusia tidak segera dibawa kembali ke tempat yang memiliki udara, maka kematian akan segera mengikuti. Kematian ini disebabkan oleh asfiksia (kekurangan oksigen), dekompresi (perbedaan tekanan), atau hipotermia (penurunan suhu tubuh).

3. Akan terpapar radiasi kosmik di luar angkasa

ilustrasi radiasi kosmik (hap-astroparticle.org/A. Chantelauze)
ilustrasi radiasi kosmik (hap-astroparticle.org/A. Chantelauze)

Radiasi kosmik adalah partikel-partikel bermuatan tinggi yang berasal dari luar angkasa, seperti matahari, bintang, lubang hitam, dan ledakan supernova. Radiasi kosmik ini sangat berbahaya bagi tubuh manusia, karena dapat merusak DNA, menyebabkan mutasi, kanker, dan penyakit lainnya. Di bumi, kita dilindungi dari radiasi kosmik oleh atmosfer dan medan magnet bumi, yang menangkal sebagian besar radiasi kosmik. Namun, di luar angkasa, tidak ada perlindungan seperti itu, jadi tubuh manusia akan terpapar radiasi kosmik secara langsung.

Tubuh manusia yang terpapar radiasi kosmik akan mengalami berbagai efek negatif, tergantung pada dosis dan durasi paparan. Efek jangka pendek bisa berupa mual, muntah, diare, pusing, lemas, dan sakit kepala. Efek jangka panjang bisa berupa kerusakan organ, penurunan sistem kekebalan tubuh, peningkatan risiko kanker, dan kematian. Radiasi kosmik juga dapat mempengaruhi fungsi otak, seperti memori, kognisi, dan perilaku.

4. Tubuh akan membeku

ilustrasi meninggal di luar angkasa (publicdomainpictures.net/omar sahel)
ilustrasi meninggal di luar angkasa (publicdomainpictures.net/omar sahel)

Setelah tubuh manusia meninggal di luar angkasa, proses dekomposisi yang biasa terjadi di bumi tidak akan terjadi. Ini karena di luar angkasa tidak ada oksigen, bakteri, jamur, serangga, atau hewan pemakan bangkai yang bisa membusukkan tubuh manusia. Jadi, tubuh manusia akan tetap utuh, tanpa mengeluarkan bau busuk atau mengeluarkan cairan.

Namun, tubuh manusia tidak akan tetap segar seperti saat hidup. Tubuh manusia akan mengalami perubahan fisik, tergantung pada sumber panas yang ada di sekitarnya. Jika tubuh manusia berada dekat dengan sumber panas, seperti matahari, bintang, atau pesawat ruang angkasa, maka tubuh manusia akan mengalami mumi, yaitu pengeringan tubuh akibat penguapan cairan. Jika tubuh manusia berada jauh dari sumber panas, maka tubuh manusia akan mengalami beku, yaitu pembekuan tubuh akibat suhu yang sangat rendah.

5. Tubuh manusia akan mengorbit benda langit di luar angkasa

ilustrasi tubuh mati yang mengorbit benda langit di luar angkasa (pickpik.com)
ilustrasi tubuh mati yang mengorbit benda langit di luar angkasa (pickpik.com)

Salah satu hal yang menarik tentang luar angkasa adalah adanya gaya gravitasi. Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua benda yang memiliki massa, seperti bintang, planet, bulan, asteroid, atau komet. Gaya gravitasi dapat membuat benda-benda bergerak mengelilingi benda lain yang lebih besar, seperti bumi mengelilingi matahari, atau bulan mengelilingi bumi. Gaya gravitasi ini juga dapat mempengaruhi tubuh manusia yang meninggal di luar angkasa.

Kalau tubuh manusia berada di dekat benda langit yang memiliki massa yang cukup besar, maka tubuh manusia akan tertarik oleh gaya gravitasi benda tersebut, dan akan mengorbit di sekitarnya. Misalnya, jika tubuh manusia meninggal di dekat bulan, maka tubuh manusia akan menjadi satelit alami bulan, dan akan mengelilingi bulan selamanya.

Jika tubuh manusia berada di antara dua benda langit yang memiliki massa yang hampir sama, maka tubuh manusia akan terjebak di titik Lagrange, yaitu titik di mana gaya gravitasi kedua benda tersebut seimbang. Misalnya, jika tubuh manusia meninggal di antara bumi dan bulan, maka tubuh manusia akan tetap diam di titik Lagrange, dan tidak akan bergerak.

Kematian di luar angkasa adalah hal yang sangat mengerikan dan menyedihkan, tapi juga sangat menarik untuk diketahui. Kita bisa belajar banyak hal dari kematian di luar angkasa, seperti efek tekanan, oksigen, radiasi, suhu, dan gravitasi pada tubuh manusia. Kita juga bisa menghargai kehidupan di bumi, yang memberikan kita udara, air, makanan, dan perlindungan dari bahaya luar angkasa. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang luar angkasa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agam Praminsya
EditorAgam Praminsya
Follow Us