Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Tumbuhan Bisa Mendengar? Ini Penjelasan Ilmiahnya

ilustrasi tumbuhan (pexels.com/Crusenho Agus Hennihuno)

Tumbuhan mungkin terlihat tenang, tidak bergerak, dan sama sekali tak bersuara. Namun di balik itu, tumbuhan punya cara unik untuk merasakan apa yang terjadi di sekitarnya.

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa tanaman bisa mengenali getaran tertentu. Fakta ini bikin makin banyak orang penasaran dan bertanya-tanya, apakah tumbuhan bisa mendengar? Yuk, kupas tuntas penjelasan ilmiahnya dalam artikel berikut!

Apakah tumbuhan bisa mendengar?

ilustrasi tumbuhan (pexels.com/Pixabay)

Secara teknis, tumbuhan memang tidak memiliki telinga atau sistem saraf pusat seperti manusia dan hewan. Namun, menariknya, berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tumbuhan mampu merasakan getaran suara dari lingkungan sekitar dan meresponsnya dengan cara cukup mengejutkan.

Salah satu penelitian dilakukan oleh Heidi Appel dan Rex Cocroft dari University of Missouri. Mereka meneliti tanaman arabidopsis dan menemukan bahwa tumbuhan ini bisa membedakan getaran suara dari ulat yang sedang mengunyah daunnya dengan getaran lain seperti angin atau suara serangga lain. Ketika mendeteksi suara ulat makan, tumbuhan meningkatkan produksi minyak mustard, zat kimia pahit yang membuat ulat tidak mau melanjutkan makannya. Artinya, tanaman mampu mengenali suara tertentu yang dianggap sebagai ancaman dan mengaktifkan mekanisme perlindungan alaminya.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Monica Gagliano dari University of Western Australia. Dalam eksperimennya, akar tanaman kacang tumbuh ke arah suara air mengalir dari pipa meskipun air tersebut tidak terlihat. Gagliano menyimpulkan bahwa tanaman menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi keberadaan air. Itu menunjukkan bahwa respons terhadap suara ini tidak hanya terbatas pada pertahanan diri, tapi juga membantunya bertahan hidup.

Menariknya lagi, penelitian dari tim ilmuwan Israel pada 2019 menunjukkan bahwa tanaman evening primrose mampu mengenali suara khas lebah yang sedang terbang. Hanya dalam waktu 3 menit setelah mendeteksi suara lebah, tanaman ini meningkatkan kadar gula dalam nektarnya. Ini merupakan strategi efisien untuk menarik penyerbuk alami tanpa membuang energi secara terus-menerus.

Peneliti Michael Schöner dari University of Greifswald bahkan menduga bahwa tumbuhan memiliki semacam reseptor mekanik seperti rambut halus atau struktur mirip membran yang bisa mendeteksi getaran suara. Kendati demikian, belum ada bukti pasti bentuk fisik organ "pendengar" tersebut.

Suara bisa membuat tanaman tumbuh lebih cepat

ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/Gustavo Fring)

Meski terdengar aneh, suara bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan ketahanan tanaman. Penelitian menunjukkan bahwa frekuensi dan intensitas suara tertentu (yang masih bisa didengar atau sekitar 20—20.000 Hz), dapat mempercepat proses perkecambahan dan meningkatkan pertumbuhan.

Misalnya, pada kecambah kacang hijau, paparan suara dengan intensitas 90 dB dan frekuensi sekitar 2.000 Hz mampu mempercepat masa perkecambahan dan memicu pertumbuhan signifikan. Efek ini kemungkinan dipicu oleh respons fisiologis tanaman terhadap gelombang suara. Bukan semata-mata karena musik atau melodi tertentu.

Penelitian lain mengungkap bahwa tanaman seperti padi, cabai, tomat, mentimun, hingga stroberi bisa menunjukkan respons kekebalan sistemik saat terpapar suara pada frekuensi tertentu. Misalnya, saat mendapat paparan suara 1.000 kHz, tanaman mengalami peningkatan aktivitas ion Ca²⁺ yang berperan sebagai sinyal internal dalam memperkuat pertahanan terhadap patogen. Efek ini bukan hasil dari lagu atau jenis musik tertentu, melainkan spesifiknya gelombang suara yang diterima tanaman.

Kalau tumbuhan bisa mendengar, apakah juga bisa bersuara?

ilustrasi mengajak menyiram tanaman (freepik.com/gritsiv)

Tidak cuma bisa "mendengar", penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan mungkin juga dapat mengeluarkan suara. Khususnya dalam bentuk ultrasonik yang tidak terdengar oleh telinga manusia.

Misalnya, tanaman yang mengalami stres karena kekurangan air atau batangnya terluka, ternyata bisa memancarkan suara ultrasonik yang khas. Suara ini lebih nyaring ketika tanaman kekurangan air dibanding saat batangnya dipotong.

Fenomena ini membuka kemungkinan besar untuk mengembangkan teknologi yang dapat ‘mendengarkan’ tanaman, terutama di sektor pertanian. Dengan mendeteksi suara-suara ini, petani bisa mengetahui lebih cepat area tanaman yang kekurangan air atau mengalami gangguan, lalu mengambil tindakan sebelum kerusakan makin parah.

Namun, data saat ini masih terbatas dan belum bisa disimpulkan secara pasti apakah hewan seperti serangga bisa menangkap suara tersebut dan mengubah perilakunya. Kendati demikian, temuan ini jelas menarik perhatian banyak peneliti.

Jadi, apakah tumbuhan bisa mendengar? Penelitian demi penelitian mulai membuktikan bahwa tumbuhan memang mampu merespons suara di sekitarnya. Siapa sangka, makhluk yang terlihat diam ini ternyata punya cara tersendiri untuk “mendengar” dunia di sekelilingnya. Menarik banget, ya?

Referensi

"Do Plants Hear?". California Academy of Sciences. Diakses Mei 2025.
"Can Plants Hear?". Scientific American. Diakses Mei 2025.
"Can Plants Hear? The Science of Sound-Sensing Flora". Now Northrop Grumman. Diakses Mei 2025.
"Recordings Reveal That Plants Make Ultrasonic Squeals When Stressed". New Scientist. Diakses Mei 2025.
Appel, H. M., & R. B. Cocroft. “Plants Respond to Leaf Vibrations Caused by Insect Herbivore Chewing.” Oecologia 175, no. 4 (July 2, 2014): 1257–66. 
Cai, W., dkk. “Biological Effect of Audible Sound Control on Mung Bean (Vigna Radiate) Sprout.” BioMed Research International 2014 (January 1, 2014): 1–6. 
Gagliano, Monica, dkk. “Tuned in: Plant Roots Use Sound to Locate Water.” Oecologia 184, no. 1 (April 5, 2017): 151–60. 
Veits, Marine, dkk. “Flowers Respond to Pollinator Sound Within Minutes by Increasing Nectar Sugar Concentration.” Ecology Letters 22, no. 9 (July 8, 2019): 1483–92.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Fadila Rosyada Hariri
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us