Asal-Usul Kalender, Dari Kalender Kuno hingga Kalender Modern

- Penanggalan sudah ada sejak zaman prasejarah, terlihat dari peninggalan tulang Ishango yang mencerminkan siklus bulan sekitar 20.000 SM.
- Berbagai peradaban kuno, seperti Sumeria, Mesir, dan Maya, menjadi pionir dalam mengembangkan kalender yang lebih terstruktur.
- Kalender Gregorian yang kita gunakan saat ini di seluruh dunia terbukti paling akurat dan praktis untuk keperluan sipil.
Kalender adalah piranti sederhana yang sudah jadi bagian penting di hidup kita sehari-hari. Mulai dari mengecek tanggal ulang tahun sampai menentukan tanggal liburan, kita pasti selalu butuh kalender. Akan tetapi, pernahkah kamu berpikir dari mana asalnya kalender yang kita pakai sekarang?
Dulu, manusia mengetahui waktu dengan melihat pergerakan matahari, bulan, dan bintang. Seiring berjalannya waktu, berbagai peradaban punya cara masing-masing untuk mengatur penanggalan. Nah, kali ini kita akan mengeksplorasi lebih dalam sejarah terciptanya kalender dan bagaimana pengaruhnya di kehidupan manusia sejak dulu sampai sekarang.
1. Kalender kuno
Penentuan waktu sudah ada sejak zaman prasejarah. Bukti tertua dari pelacakan waktu bisa dilihat dari peninggalan seperti tulang Ishango (sekitar 20.000 SM) yang dipercaya mencerminkan siklus bulan. Dulu, kalender pertama kali dibuat dengan mengamati fase bulan yang mudah terlihat. Beberapa peradaban kuno, seperti Sumeria, Mesir, dan Maya, menjadi pionir dalam mengembangkan kalender yang lebih terstruktur.
Orang Mesir menciptakan salah satu kalender paling berpengaruh pada zaman itu. Mereka membagi 365 hari menjadi 12 bulan, masing-masing terdiri atas 30 hari, ditambah 5 hari ekstra yang disebut "epagomenal". Kalender ini erat kaitannya dengan kebutuhan pertanian dan pemahaman mereka tentang astronomi yang maju. Tidak ketinggalan, peradaban Maya memiliki kalender Long Count yang sangat akurat, menggabungkan siklus bulan dan matahari. Kalender Maya ini terdiri dari 18 bulan dengan 20 hari di setiap bulannya, plus periode lima hari yang disebut "Wayeb."
2. Reformasi kalender Romawi dan Julian

Kalender Romawi juga mengalami banyak perubahan sepanjang waktu. Awalnya, kalender ini berbasis siklus bulan, dengan total 10 bulan dan 304 hari. Setelah beberapa reformasi, dua bulan baru ditambahkan, yaitu Januarius dan Februarius, yang membuat satu tahun menjadi 12 bulan. Namun, sistem penambahan hari ekstra (interkalasi) sering membuat kalender ini tidak sinkron dengan tahun matahari.
Pada 46 SM, Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian untuk memperbaiki kekacauan ini. Terinspirasi dari kalender Mesir yang lebih teratur, Caesar menetapkan satu tahun terdiri atas 365,25 hari, dengan penambahan satu hari kabisat setiap empat tahun sekali. Ia juga meredistribusi jumlah hari dalam setiap bulan agar lebih standar. Misalnya, bulan Januari ditambah dua hari.
Meski kalender Julian membawa perbaikan besar, perhitungannya sedikit meleset dari tahun matahari (lebih panjang 11 menit setiap tahunnya), yang menyebabkan pergeseran musim seiring berjalannya waktu.
3. Kalender Gregorian sebagai penyempurnaan yang bertahan hingga kini

Pada abad ke-16, ketidaksesuaian kalender Julian sudah mencapai hampir sepuluh hari, yang mempengaruhi perhitungan tanggal penting, seperti Paskah. Maka dari itu, pada 1582, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian.
Pembaruan ini memperbaiki aturan tahun kabisat: hanya tahun yang habis dibagi 400 yang akan tetap jadi tahun kabisat, misalnya, tahun 1600 adalah tahun kabisat, sedangkan 1700 tidak. Selain itu, sepuluh hari dihilangkan dari bulan Oktober 1582 untuk menyelaraskan lagi kalender dengan siklus matahari.
Awalnya, kalender Gregorian hanya diadopsi oleh negara-negara Katolik, seperti Spanyol dan Italia, sementara negara-negara Protestan menolak selama berabad-abad. Inggris dan koloninya baru menggunakan kalender ini pada 1752, dan Yunani menjadi salah satu negara Eropa terakhir yang mengadopsinya pada 1923.
4. Ragam kalender di seluruh dunia

Selain sistem kalender Barat, banyak budaya lain yang mengembangkan kalender unik sesuai kebutuhan mereka:
- Kalender Islam sepenuhnya berbasis bulan dan terdiri dari 12 bulan dengan total sekitar 354 atau 355 hari. Kalender ini masih digunakan untuk keperluan ibadah, seperti penentuan puasa Ramadan, tahun baru Islam, dan sebagainya.
- Kalender Hindu Vikram Samvat menggabungkan bulan lunar dan tahun solar dan dimulai pada 57 SM.
- Kalender Tionghoa lunisolar menggabungkan fase bulan dan istilah matahari untuk kebutuhan pertanian.
5. Pengaruh modern

Kalender Gregorian yang kita gunakan saat ini di seluruh dunia terbukti paling akurat dan praktis untuk keperluan sipil. Meski begitu, kalender lain seperti Hijriah Islam atau kalender Ibrani masih sangat penting untuk tradisi agama dan budaya. Kedua sistem penanggalan ini digunakan untuk menentukan hari-hari penting dalam kepercayaan masing-masing.
Evolusi kalender menunjukkan betapa kreatifnya manusia dalam menyelaraskan fenomena langit untuk kebutuhan sosial. Di tengah perkembangan zaman, kalender bukan hanya alat untuk menghitung hari, tapi juga pengingat akan kebudayaan dan tradisi yang masih hidup hingga kini.
Referensi
Britannica. Diakses pada Maret 2025. Ancient and Religious Calendar Systems
Britannica. Diakses pada Maret 2025. Calendar
Calendar. Diakses pada Maret 2025. Different Calendars Humans Have Used Throughout History
Calendar. Diakses pada Maret 2025. History of the Calendar
Calendar. Diakses pada Maret 2025. The History of Calendars and How They Evolved
Live Science. Diakses pada Maret 2025. History of the Calendar