Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Detik-detik Kekalahan Jepang di Perang Dunia II

Hiroshima Peace Memorial di Jepang
Hiroshima Peace Memorial di Jepang (pexels.com/Jeff)
Intinya sih...
  • Jepang menolak hasil Konferensi Potsdam dan tetap melanjutkan peperangan meski dihadapi ancaman dari Sekutu.
  • Hiroshima luluh lantak setelah diserang bom atom Amerika Serikat, menewaskan 70 ribu penduduk dan menghancurkan kota tersebut.
  • Uni Soviet menyatakan perang melawan Jepang, merebut wilayah Manchuria, Semenanjung Korea, dan Pulau Sakhalin dalam kurun waktu 9-14 Agustus 1945.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Masa penjajahan Jepang yang berlangsung antara 1942-1945, merupakan salah satu momen kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. Setelah melalui deretan pertempuran fisik dan diplomasi, kemerdekaan Indonesia pun berhasil diraih pada 17 Agustus 1945.

Kemerdekaan bangsa Indonesia bukan terjadi atas pemberian Jepang, melainkan hasil dari usaha para pejuang yang berhasil memanfaatkan momentum. Memasuki bulan Agustus 1945, Jepang mulai terdesak oleh kekuatan Sekutu dan terjadi beberapa peristiwa yang mengguncang kestabilan negara tersebut.

Artikel ini akan membahas rentetan peristiwa yang terjadi sejak akhir Juli hingga pertengahan Agustus 1945. Dari sinilah detik-detik kekalahan Jepang di Perang Dunia II dimulai.

1. Jepang menolak hasil Konferensi Potsdam

suasana Konferensi Potsdam
suasana Konferensi Potsdam (Wikimedia Commons/Circe-Film-Archiv)

Konferensi Potsdam yang berlangsung pada 17 Juli-2 Agustus 1945 merupakan pertemuan yang diinisiasi oleh tiga negara Sekutu yaitu Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Tujuan utama dari Konferensi Potsdam adalah membahas perbatasan wilayah pasca kekalahan Jerman, upaya demiliterisasi, dan membuka peradilan bagi para kriminal perang.

Selain ketiga agenda inti tersebut, Konferensi Postdam juga digunakan negara-negara Sekutu untuk membuat ancaman bagi Jepang. Di salah satu momen, tepatnya pada 26 Juli, para peserta konferensi membuat seruan kepada Jepang untuk mundur tanpa syarat. Melalui deklarasi tersebut, negara-negara Sekutu juga menyatakan akan mengambil langkah serius jika Jepang tidak bersedia mundur.

Jepang tidak bergeming dengan ancaman Sekutu dan tetap melanjutkan peperangan. Sebagai balasan dari respon Jepang, Amerika Serikat memutuskan untuk menyerang negara tersebut dengan senjata mematikan yang sudah dipersiapkan sejak beberapa tahun sebelumnya.

2. Hiroshima luluh lantak setelah diserang bom atom

suasana Hiroshima pasca ledakan bom atom
suasana Hiroshima pasca ledakan bom atom (Wikimedia Commons/Maarten Heerlien)

Amerika Serikat telah memulai riset pengembangan bom atom sejak tahun 1942 melalui pembentukan Manhattan Project yang diketuai oleh Oppenheimer. Setelah melalui riset yang panjang, tim ilmuwan dari Manhattan Project berhasil melakukan uji coba bom atom untuk pertama kalinya pada 16 Juli 1945.

Bom atom dari Manhattan Project memiliki kekuatan ledakan setara dengan 21 ribu ton bahan peledak TNT. Bukan hanya itu, pancaran sinar ledakannya bahkan dapat terlihat hingga jarak 80 kilometer.

Melihat respon Jepang yang tidak ingin mundur, Amerika Serikat mulai memindahkan dua perangkat bom atom menuju Pulau Tinian di Kepulauan Mariana. Saat itu, beberapa nama kota di Jepang masuk dalam target pengeboman diantaranya yaitu Kyoto, Hiroshima, Niigata, Kokura, dan Nagasaki. Hiroshima lantas dipilih sebagai target utama karena populasinya yang padat dan terdapat kantor pusat pasukan militer Jepang.

Pada 6 Agustus 1945 pukul 08.15, salah satu bom atom dilepaskan di atas langit Hiroshima. Awan besar berbentuk jamur membumbung tinggi hingga ketinggian lebih dari 12 km. Sebanyak 70 ribu dari 343 ribu penduduk Hiroshima tewas seketika.

3. Menyusul Hiroshima, Nagasaki menjadi target bom atom selanjutnya

foto ledakan bom atom Nagasaki
foto ledakan bom atom Nagasaki (picryl.com/Wikimedia Commons)

Pasca peristiwa bom atom Hiroshima, Jepang masih belum mengeluarkan kalimat menyerah tanpa syarat. Menyikapi hal tersebut, pesawat yang membawa bom atom kedua diberangkatkan pada 9 Agustus 1945.

Amerika Serikat sebenarnya memilih Kokura sebagai kota target pengeboman kedua. Akan tetapi, kota tersebut tertutupi awan tebal akibat pengeboman di kota sekitarnya. Karena tidak memungkinkan, Nagasaki pun dipilih sebagai kota target, menggantikan Kokura.

Diperkirakan 40ribu penduduk Nagasaki tewas seketika pasca ledakan bom atom. Meski kekuatan bom atom-nya lebih besar, kerusakan bangunan di Nagasaki tidak separah yang terjadi di Hiroshima. Topografi Nagasaki yang diapit perbukitan membuat sebagian kawasan kota tersebut menjadi lebih terlindungi dibandingkan topografi Hiroshima yang datar.

4. Uni Soviet menyatakan perang melawan Jepang

foto pasukan Jepang saat menghadapi pasukan Uni Soviet
foto pasukan Jepang saat menghadapi pasukan Uni Soviet (picryl.com/Wikimedia Commons)

Pasca peristiwa bom atom Hiroshima, beberapa kalangan anggota pemerintahan Jepang sebenarnya sudah mendorong terjadinya kesepakatan perang dengan Sekutu melalui perantara Uni Soviet. Sayangnya, kesempatan itu telah tertutup karena Uni Soviet mendeklarasikan perang melawan Jepang pada 8 Agustus 1945 atau dua hari pasca tragedi Hiroshima.

Pasca pertemuan di Postdam Conference, Stalin telah merencanakan untuk perang melawan Jepang. Operasi militer yang selanjutnya disebut dengan August Storm tersebut memiliki tiga target yaitu merebut wilayah Manchuria, Semenanjung Korea dan Pulau Sakhalin. Dalam kurun waktu 9-14 Agustus, Uni Soviet menuntaskan seluruh operasi militernya sekaligus melumpuhkan kekuatan Tentara Kwantung atau pasukan militer Kekaisaran Jepang yang ditempatkan di China, Manchuria dan Mongolia.

5. Sempat terjadi kudeta agar Jepang tidak menyerah di Perang Dunia II

Dengan peristiwa ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki serta jatuhnya Manchuria ke tangan Uni Soviet, posisi Jepang semakin sulit untuk melanjutkan peperangan. Seruan untuk mundur pun semakin keras terdengar di kalangan pemerintahan Jepang.

Memasuki malam 14 Agustus 1945, dua orang tentara Jepang bernama Kenji Hatanaka dan Jiro Shiizaki merencanakan kudeta untuk mencegah mundurnya Jepang dari Perang Dunia II. Hatanaka dan Shiizaki membawa sejumlah pasukan ke istana kerajaan untuk mencegah Kaisar Hirohito membuat siaran pernyataan mundur.

Di lain sisi, Kaisar Hirohito tengah merekam pidatonya di salah satu bunker istana. Pasukan Hatanaki dan Shiizaki yang tidak tahu letak bunker rahasia tersebut, pada akhirnya tidak berhasil menemukan Kaisar Hirohito. Menyadari bahwa aksinya tidak didukung oleh para pejabat tinggi, Hatanaka dan Shiizaki akhirnya menyerahkan diri setelah satuan pasukan Tentara Timur mengepung istana. Hatanaka dan Shiizaki, keduanya menembakkan diri tepat sebelum siaran Kaisar Hirohito berlangsung.

Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 11.59, pidato Kaisar Hirohito disiarkan melalui NHK, kantor penyiaran nasional milik Jepang. Pidato Kaisar Hirohito menyebutkan persetujuannya mengenai isi Deklarasi Potsdam sekaligus menandai pengakuan kekalahan Jepang dari Perang Dunia II.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Science

See More

Mengapa Langit Berwarna Biru tapi Senja Berwarna Oranye? Cek Ini

20 Sep 2025, 12:21 WIBScience