5 Fakta Unik di Balik Ekspresi Aneh Kucing Setelah Mencium Sesuatu

- Flehmen response adalah perilaku alami kucing untuk membaca feromon, sinyal kimia yang digunakan hewan untuk berkomunikasi.
- Kucing menggunakan organ vomeronasal di atas langit-langit mulut untuk mendeteksi feromon yang tidak bisa dicium manusia.
- Respons flehmen muncul saat kucing mencium bau tertentu, seperti urine kucing lain, feromon betina, aroma tubuh manusia, atau tanaman catnip.
Pernahkah melihat kucingmu tiba-tiba berhenti, mencium sesuatu, lalu membuat ekspresi wajah yang aneh? Mulutnya sedikit terbuka, bibir atasnya melengkung, dan matanya menyipit seolah-olah ia sedang bingung atau merasa jijik? Meskipun ekspresi itu tampak lucu, ternyata ada sains yang sangat menarik di balik perilaku ini.
Ini adalah perilaku alami dan ilmiah yang disebut respons flehmen. Respons ini menunjukkan bahwa kucing sedang memproses informasi kimia di sekitarnya menggunakan organ khusus dalam tubuh mereka. Jadi, di balik ekspresi aneh tersebut, kucing sebenarnya sedang “membaca” lingkungan mereka, bukan sekadar mencium bau seperti yang kita kira. Yuk, kita bahas satu per satu fakta menarik di balik ekspresi "bau" yang aneh itu!
1. Apa itu respons flehmen?

Meskipun terlihat seperti ekspresi jijik atau terkejut, respons flehmen sebenarnya adalah mekanisme sensorik yang digunakan kucing untuk “membaca” feromon. Feromon adalah sinyal kimia yang digunakan hewan, termasuk kucing, untuk berkomunikasi satu sama lain baik untuk menandai wilayah, mencari pasangan, atau mengenali anaknya.
Menurut Alex Taylor, cat behaviour counsellor dari International Cat Care, ekspresi ini muncul ketika kucing membuka sedikit mulutnya dan menarik aroma masuk melalui langit-langit mulut, bukan melalui hidung. Aroma ini lalu diarahkan ke organ vomeronasal (juga disebut organ Jacobson) yang terletak di atas langit-langit mulut. Organ ini berfungsi khusus untuk mendeteksi feromon berbeda dari hidung yang mendeteksi bau biasa.
2. Peran feromon bagi kucing

Feromon adalah “bahasa rahasia” yang tidak bisa dicium manusia. Kucing menggunakan feromon untuk menyampaikan banyak hal dari menandai wilayah, menunjukkan status seksual, hingga memperkuat ikatan antara induk dan anak.
Mikel Delgado, ilmuwan peneliti di Purdue University, menjelaskan bahwa feromon ini disekresikan dari berbagai bagian tubuh kucing, yaitu dagu, pipi, sekitar alat kelamin, hingga telapak kaki. Jadi, saat kucingmu menggosokkan wajah ke sofa atau mencakar dinding, mereka sebenarnya sedang meninggalkan pesan kimia untuk kucing lain.
Ketika ada feromon baru di sekitar, kucing akan secara otomatis menunjukkan respons flehmen untuk menguraikannya. Menariknya, kucing tidak perlu “belajar” memahami feromon karena sudah ada secara biologis sejak lahir.
3. Cara kerja organ vomeronasal saat mendeteksi aroma

Saat kucing menjilat atau menghirup sesuatu yang menarik secara kimiawi, molekul feromon akan larut dalam air liur, lalu mengalir melalui dua saluran kecil di langit-langit mulut yang disebut saluran nasopalatina. Saluran ini mengarah langsung ke organ vomeronasal, tempat molekul-molekul itu “dibaca.”
Dari situ, sinyal kimia dikirim ke otak, khususnya ke amigdala dan hipotalamus, yang mengatur perilaku seksual, sosial, dan makan. Inilah alasan mengapa hanya dalam beberapa detik, kucing bisa mengetahui apakah bau tersebut berasal dari kucing jantan lain, betina yang sedang birahi, atau bahkan anaknya sendiri.
4. Kapan kucing menunjukkan respons flehmen?

Kucing tidak selalu menunjukkan respons flehmen. Biasanya mereka melakukannya ketika mencium sesuatu yang “bermakna” secara kimia. Contoh yang sering memicu reaksi ini antara lain:
- Bekas urine atau feromon dari kucing lain
- Feromon kucing betina, terutama saat sedang birahi (kucing jantan paling sensitif terhadap ini)
- Aroma tubuh manusia, seperti keringat
- Objek asing, seperti sepatu, tas, atau selimut yang membawa aroma dari luar
- Tanaman seperti catnip, yang memicu reaksi kimia di otak kucing
Tempat umum yang sering memicu flehmen antara lain kotak pasir, pintu atau tembok, sepatu, dan perabotan rumah. Semua lokasi itu adalah sumber informasi bau bagi kucing.
5. Ekspresi kucing saat respons flehmen

Respons flehmen bisa dikenali dari ekspresi aneh pada kucing. Ciri-cirinya:
- Mulut sedikit terbuka, bibir atas melengkung
- Hidung diam atau bahkan menjilat sebelumnya
- Tatapan fokus dan tajam, seolah sedang “berpikir keras”
- Diam dalam posisi itu selama beberapa detik sebelum kembali normal
Dalam buku Feline Behavioral Health and Welfare, Dr. Theresa L. DePorter menyebut ekspresi ini sebagai gape response, yang ditandai dengan menjilati hidung lalu membuka mulut sedikit sambil menampilkan wajah serius.
Menariknya, tidak semua kucing menunjukkan reaksi ini dengan cara yang sama. Beberapa kucing sangat ekspresif, sementara yang lain hanya memperlihatkan sedikit perubahan. Faktor seperti kepribadian, pengalaman, hingga tingkat hormon bisa memengaruhi seberapa sering mereka melakukan respons flehmen.
Ekspresi aneh kucing setelah mencium sesuatu ternyata menyimpan banyak makna di baliknya. Lewat respons flehmen dan organ vomeronasal, kucing bisa memahami lingkungan sekitarnya dengan cara yang tidak bisa dilakukan manusia. Mereka tidak hanya mencium bau, tapi mengartikan pesan, memahami situasi, dan merespons secara insting.