Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

13 Fakta Belimbing Wuluh, Buah Kecut Kesukaan Siapa Nih?

belimbing wuluh (flickr.com/Eric Hunt)
belimbing wuluh (flickr.com/Eric Hunt)

Belimbing wuluh atau dikenal juga dengan belimbing sayur merupakan buah yang terkenal dengan rasanya yang sangat masam. Karena rasanya yang masam ini, belimbing wuluh sering dijadikan bumbu masakan. Misalnya garang asem, sayur asem dan beberapa resep masakan lainnya.

Buah belimbing wuluh merupakan buah tropis yang secara botani diklasifikasikan sebagai Averhhoa bilimbi. Belimbing wuluh ini memiliki bentuk yang berbeda dengan belimbing pada umumnya, karena belimbing wuluh ini berbentuk lonjong.

Di balik rasanya yang masam, ternyata belimbing wuluh memiliki banyak fakta-fakta menarik di dalamnya. Apa saja? Simak ulasan di bawah ini, yuk!

1. Tingginya hanya 5 sampai 10 meter, belimbing wuluh tumbuh seperti semak memiliki batang pendek yang melebar dengan cabang tegak

belimbing wuluh (pixabay.com/ElenzaPhotograhy)
belimbing wuluh (pixabay.com/ElenzaPhotograhy)

2. Sebagai anggota genus Averrhoa, ia memiliki sifat tumbuh yang mirip dan berkerabat dekat dengan pohon belimbing, namun berbeda dalam penampilan, rasa dan kegunaannya

belimbing wuluh (pixabay.com/ignartonosbg)
belimbing wuluh (pixabay.com/ignartonosbg)

3. Pohon belimbing wuluh ditemukan di negara-negara tropis di seluruh dunia. Diperkirakan berasal dari Indonesia atau Malaysia

pohon belimbing wuluh (flickr.com/Janthe Van Lest)
pohon belimbing wuluh (flickr.com/Janthe Van Lest)

4. Pohonnya tumbuh liar dan dibudidayakan di bagian terhangat di Asia Tenggara, di seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, India, dan Sri Lanka

belimbing wuluh (pixabay.com/sarangib)
belimbing wuluh (pixabay.com/sarangib)

5. Kulit luarnya mengkilap, sangat tipis, dan lembut, sedangkan dagingnya berwarna hijau, seperti jeli, berair dan sangat asam

belimbing wuluh (pixabay.com/sarangib)
belimbing wuluh (pixabay.com/sarangib)

6. Rasa masam pada belimbing wuluh disebabkan oleh kandungan asam oksalat yang tinggi pada buahnya. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, oksalat dapat memicu peningkatan risiko batu ginjal bahkan gagal ginjal.

belimbing wuluh (pixabay.com/ignartonosbg)
belimbing wuluh (pixabay.com/ignartonosbg)

7. Buahnya jarang dimakan mentah, tetapi bisa digunakan sebagai pengganti cuka untuk menambahkan unsur pahit pada salad, sup, dan kari

belimbing wuluh (pixabay.com/ignartonosbg)
belimbing wuluh (pixabay.com/ignartonosbg)

8. Belimbing wuluh umumnya dianggap terlalu asam untuk dimakan mentah, tetapi di Kosta Rika belimbing wuluh mentah disiapkan sebagai makanan yang disajikan dengan nasi dan kacang-kacangan atau pendamping ikan dan daging

belimbing wuluh (pixabay.com/ElenzaPhotograhy)
belimbing wuluh (pixabay.com/ElenzaPhotograhy)

9. Buah belimbing wuluh secara tradisional digunakan untuk tujuan terapi, seperti untuk pengobatan diabetes dan hipertensi

belimbing wuluh (pixabay.com/ElenzaPhotograhy)
belimbing wuluh (pixabay.com/ElenzaPhotograhy)

10. Di Filipina, daunnya dioleskan pada kulit yang gatal, pembengkakan gondongan dan rematik, serta pada luka di kulit

belimbing wuluh (flickr.com/Bijukumar KN)
belimbing wuluh (flickr.com/Bijukumar KN)

11. Di Malaysia ramuan daun dan buahnya digunakan untuk mengobati sifilis. Sedangkan minuman rebusan daun, buah dan bunganya digunakan untuk membantu menyembuhkan batuk

belimbing wuluh (flickr.com/elpan satch)
belimbing wuluh (flickr.com/elpan satch)

12. Pasta acar belimbing wuluh dioleskan ke seluruh tubuh untuk mempercepat pemulihan setelah demam

belimbing wuluh (flickr.com/Tri Djoko Sarwono)
belimbing wuluh (flickr.com/Tri Djoko Sarwono)

13. Pohon belimbing wuluh tumbuh paling baik di iklim yang hangat dan cerah, dengan suhu berkisar antara 23 hingga 30 derajat celcius

belimbing wuluh (pixabay.com/sarangib)
belimbing wuluh (pixabay.com/sarangib)

Dikenal sebagai buah yang yang memiliki rasa masam, belimbing wuluh menyimpan banyak fakta-fakta menarik. Tidak hanya digunakan sebagai bumbu masakan, ternyata belimbing wuluh bisa digunakan untuk pengobatan secara tradisional. Menarik sekali bukan? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us