Tinggal di perkotaan besar terkadang punya tantangan tersendiri. Kondisi jalan yang macet ditambah klakson kendaraan yang meraung-raung menimbulkan kepenatan sendiri. Jika kebisingan itu mulai terasa mengganggu, bisa jadi itu adalah pertanda polusi suara!
Yep, polusi gak hanya berkaitan dengan pencemaran pada air, udara dan tanah. Bahkan, suara juga bisa jadi polusi! Simak lebih lanjut beberapa trivia berikut ini!
Let's get closer with noise pollution. Polusi suara merupakan penyebaran kebisingan akibat aktivitas manusia yang bisa menimbulkan dampak berbahaya bagi manusia dan hewan. Sumber kebisingan ini disebabkan oleh mesin, transportasi hingga hiburan rekreasional (konser musik misalnya).
Perencanaan kota yang buruk dapat menimbulkan polusi suara. Misal, membangun kompleks pemukiman dekat dengan stadion olahraga atau kawasan industri. Polusi suara disinyalir dapat mengganggu kualitas hidup manusia.
Tingkat kerasnya suara dilambangkan dengan desibel (dB). Percakapan normal menghasilkan suara 60 dB, mesin pemotong rumput memiliki volume 90 dB dan konser musik umumnya di atas 120 dB. Sementara, suara suasana balap mobil menghasilkan 130 dB dan suara tembakan senjata api melepaskan suara 140 dB.
Menurut laman Health Link BC, suara di atas 85 dB sudah bisa dikategorikan berbahaya, tergantung seberapa lama dan seberapa sering kita terpapar dengan suara tersebut. Oleh karena itu, kita disarankan untuk menggunakan pelindung telinga atau peredam suara.
World Health Organization (WHO) memperkirakan ada sekitar 1 juta nyawa melayang tiap tahun di negara-negara Eropa Barat akibat polusi suara. Polusi suara memiliki implikasi negatif bagi kesehatan, seperti memicu masalah kardiovaskular, tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke dan jantung koroner.
Selain itu, polusi suara juga dikaitkan dengan masalah kesehatan mental. Seperti munculnya kecemasan, depresi, masalah tidur dan stres, tutur laman Brain Facts. Wah, bisa sefatal itu ya efeknya?
Gak cuma berbahaya bagi manusia, polusi suara juga menimbulkan efek negatif pada hewan. Misalnya yang terjadi pada paus dan lumba-lumba yang terganggu oleh kebisingan kapal. Sudah semestinya menjadi perhatian khusus karena North Atlantic right whale (Eubalaena glacialis) terancam punah karena lalu lintas kapal laut yang tinggi.
Hewan darat pun juga terganggu oleh polusi suara. Jumlah spesies burung menurun akibat kebisingan kronis di daerah perkotaan besar. Hewan pun melakukan adaptasi, seperti pada urban great bird yang meningkatkan frekuensi kicauan dan European robins menyesuaikan waktu nyanyian mereka ketika kota dalam kondisi yang lebih tenang, tutur laman IFL Science.
Jika kamu bertanya-tanya apa penyebab utama polusi suara, jawabannya adalah keberadaan industri dan pabrik. Perusahaan mesin cetak, pabrik tekstil dan pekerjaan logam menghasilkan banyak polusi suara.
Ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi penduduk yang tinggal di sekitar area pabrik maupun bagi pekerja pabrik tersebut. Oleh karena itu, di dalam industri, pekerja wajib menggunakan penutup telinga demi melindungi mereka dari suara yang keras dan bising, ungkap laman Earth Eclipse.
Siapa sangka kalau polusi suara menjadi problem di India? Meski pemerintah India punya regulasi terkait polusi suara, tetap saja penegakannya terbilang lemah.
Bahkan, Mahkamah Agung (MA) India telah melarang acara musik dengan pengeras suara di atas jam 10 malam. Hal ini karena tingkat polusi suara sudah melebihi ambang batas dan dapat menghasilkan tekanan psikologis yang serius.
Ada banyak cara untuk menghindari polusi suara. Di antaranya adalah menggunakan earplug untuk meredam kebisingan, mengurangi volume dari TV, speaker atau radio, menggunakan peredam suara yang dipasang di dinding, hingga tidak tinggal di daerah bandara, kawasan industri atau stadion olahraga.
Nah, itulah beberapa trivia seputar polusi suara. Yuk mulai sadari bahwa polusi suara juga tak kalah berbahaya dari jenis polusi lainnya!