5 Fakta Linsang Afrika, Membangun Sarang di Atas Pohon seperti Burung!
.jpg)
- Linsang adalah kelompok mamalia yang mirip seperti musang, tapi keduanya ternyata memiliki jalur evolusi yang berbeda.
- Linsang terbagi atas dua genera dan empat spesies, salah satunya linsang afrika yang tersebar di Afrika Tengah.
- Linsang afrika adalah omnivor dengan makanan berupa pengerat kecil, burung, serangga, kacang, buah, dan material tanaman di sekitar rumah.
Pernah dengar hewan bernama linsang (famili Prionodontidae)? Mereka adalah kelompok mamalia yang mirip seperti musang, malah sempat digolongkan dalam famili musang (Viverridae). Akan tetapi, berdasarkan penelitian lebih lanjut, ternyata diketahui kalau antara musang dengan linsang itu berasal dari jalur evolusi yang berbeda. Nah, linsang ini terbagi lagi atas dua genera dan empat spesies. Salah satu spesies linsang yang akan kita bahas pada kesempatan ini adalah linsang afrika atau oyan afrika tengah (Poiana richardsonii).
Spesies linsang ini punya ciri fisik berupa rambut berwarna kuning pucat, cokelat keabu-abuan, atau jingga dengan banyak totol relatif besar yang berbentuk oval dengan warna cokelat tua atau hitam. Kaki mereka terbilang pendek dan terdapat lima cakar yang hanya bisa masuk setengah ke dalam telapak kaki. Selain itu, motif di ekor mereka cenderung belang dan terdapat kelenjar perineum.
Secara ukuran, linsang afrika tak jauh berbeda kalau dibandingkan dengan musang. Panjang tubuh mereka sekitar 33—38 cm, ditambah lagi dengan ekor sepanjang 35—40 cm, dan bobot 500—700 gram. Selain soal penampilan, ada beberapa fakta menarik lain dari linsang afrika. Jadi, yuk, simak pembahasan di bawah ini kalau ingin berkenalan dengan mereka!
1. Peta persebaran dan habitat pilihan

Sesuai dengan nama mereka, peta persebaran mamalia mirip musang ini berada di Afrika. Tepatnya, kawasan Afrika Tengah jadi rumah bagi linsang afrika. Dilansir Animalia, negara seperti Kamerun, Guinea Khatulistiwa, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Republik Afrika Tengah, dan Gabon jadi rumah bagi hewan yang satu ini.
Sementara itu, pilihan habitat bagi linsang afrika biasanya berupa hutan primer ataupun hutan hujan tropis di dataran rendah dengan vegetasi yang lebat. Akan tetapi, di beberapa tempat, mereka turut ditemukan di dataran tinggi atau kaki gunung. Alhasil, ketinggian hutan yang sesuai bagi hewan ini berkisar antar 300—950 meter di atas permukaan laut.
2. Makanan favorit
_(19791536363).jpg)
Mengingat kedekatan linsang afrika dengan keluarga musang, maka sudah pasti kalau mereka tergolong sebagai omnivor. Animalia melansir, pilihan makanan hewani bagi linsang ini berupa pengerat kecil, burung, dan serangga. Sementara itu, mereka melengkapi menu makanan dengan berbagai jenis kacang, buah, dan material tanaman yang bisa ditemukan di sekitar rumah.
Mereka tergolong hewan nokturnal sehingga aktivitas mencari makan banyak dilakukan pada malam hari. Saat mencari makan, linsang afrika dapat bergerak sendiri dan berpasangan dengan lawan jenis atau anak mereka. Untuk berburu di tengah kegelapan, linsang afrika memanfaatkan indera pengelihatan yang tajam, sekalipun dalam kegelapan. Selain itu, indera penciuman hewan ini termasuk jempolan karena salah satu bentuk komunikasi mereka memanfaatkan aroma yang jelas turut berperan saat mencari makanan.
3. Termasuk hewan arboreal
Meski dua pasang kaki linsang afrika terbilang pendek, ternyata hewan ini termasuk hewan arboreal atau banyak menghabiskan waktu di atas pohon, lho. Ketika memanjat, cakar mereka yang tak bisa masuk sepenuhnya ke telapak itu berfungsi untuk mencengkram batang pohon dengan erat. Hal ini memungkinkan karena cakar tersebut sangat tajam dan berbentuk seperti kait sehingga linsang afrika tak perlu khawatir jatuh karena cengkraman kurang kuat.
Selain itu, ekor yang tumbuh sama panjangnya dengan tubuh mereka itu berfungsi sebagai alat keseimbangan ketika bergerak dari pohon ke pohon. Tubuh ramping, kepala kecil, dan moncong memanjang juga turut ambil bagian dalam memberi kelincahan pada linsang afrika. Menariknya, linsang ini sampai membangun sarang di atas pohon, lho.
Animal Diversity melansir, linsang afrika biasa membangun sarang dari material tanaman di atas pohon dengan ketinggian 2 meter di atas tanah. Sarang ini umumnya dibangun oleh pasangan linsang afrika yang berfungsi sebagai tempat istirahat dan membesarkan anak. Hebatnya lagi, hewan ini hanya akan menempati satu sarang selama beberapa hari sebelum akhirnya pindah ke tempat baru dan membangun ulang sarang dari material yang sama.
4. Sistem reproduksi

Tak banyak fakta soal sistem reproduksi linsang afrika. Hal ini meliputi kapan musim kawin, seperti apa jenis perkawinan mereka, dan apakah ada ritual khusus sebelum pasangan terbentuk. Jadi, sekalipun pasangan hewan ini membangun sarang bersama, hal tersebut bukan jadi indikasi kalau mereka termasuk hewan monogami alias setia.
Fakta sistem reproduksi linsang afrika yang sudah diketahui hanya terkait dengan jumlah anak. Animal Diversity melansir, betina hanya melahirkan 1—3 ekor anak dalam satu tahun. Tak diketahui pula apa peran kedua induk, kecuali peran pasti betina sebagai pemberi nutrisi sekaligus melindungi anak dalam fase awal kehidupan mereka. Usia maksimal yang dapat diraih hewan ini tercatat sampai 5 tahun 4 bulan, berdasarkan hewan yang dipelihara di penangkaran.
5. Status konservasi

Merujuk catatan IUCN Red List, saat ini linsang afrika masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Hanya saja, tidak diketahui populasi mereka secara pasti dan tren populasi pun tidak disebutkan. Masalahnya, saat ini linsang afrika punya ancaman serius yang dapat mengganggu populasi mereka di masa depan.
Disebutkan IUCN Red List, hewan ini mulai kehilangan habitat alami karena kerusakan hutan di sepanjang peta persebaran mereka. Selain itu, linsang afrika terkadang jadi target buruan manusia secara ilegal karena dianggap punya nilai komersil, khususnya untuk dikonsumsi dan menjadikan kulit mereka sebagai aksesoris. Kalau kondisi ini terus terjadi, mungkin linsang afrika akan semakin terancam eksistensinya dalam waktu dekat.
Oh iya, linsang afrika juga jadi hewan yang sering berkomunikasi lewat vokal pada malam hari. Ditambah lagi, ada kelenjar khusus yang sangat bau dan berguna untuk menandai wilayah ataupun mengusir predator yang hendak mendekat. Benar-benar unik, ya, mamalia mirip musang yang satu ini!