4 Fakta Musang Congkok, Spesies Linsang Asia yang Penyendiri!

Salah satu dari dua spesies linsang asia yang sama misteriusnya adalah musang congkok. Mereka berbagi famili yang sama dengan linsang tutul dalam Prionodontidae dan memiliki nama ilmiah Prionodon linsang. Panjang tubuhnya kisaran 35--41 sentimeter dan beratnya 700 gram. Tubuhnya ramping dan ekornya panjang. Warnanya kuning pucat dan terdapat lima garis gelap. Sementara itu, ekornya punya tujuh hingga delapan garis gelap. Ujungnya juga berwarna gelap.
Tahukah kamu mengapa mereka dinamai linsang? nama tersebut berasal dari bahasa jawa yaitu linsang atau wlinsang. Tapi, sepertinya dulu dalam bahasa Inggris memiliki terjemahan yang salah sebagai otter atau berang-berang. Mungkin karena informasi yang terbatas sehingga verifikasi sangat diperlukan. Saatnya kenalan dengan mereka melalui penjelasan di bawah ini.
1. Spesies linsang yang tersebar di Asia Tenggara

Penyebaran musang congkok menjangkau bagain selatan Myanmar, Thailand dan Semenanjung Malaysia. Di Indonesia sendiri, kamu bisa melihatnya di Kalimantan, Sumatra dan Jawa. Animalia menginformasikan bahwa mereka lebih suka menghuni hutan hijau abadi (evergreen forest).
Akan tetapi di Thailand dan Malaysia, musang congkok tersebar di habitat seperti hutan gugur dan hutan sekunder (karakteristiknya lebih sederhana dari hutan primer). Bahkan mungkin kamu temui di perkebunan kelapa sawit.
2. Bergerak seperti ular ketika berburu

Makanan utama dari musang congkok adalah vertebrata kecil seperti tupai, tikus, burung dan kadal. Kemampuan berburunya tidak usah diragukan lagi! Mereka bergerak seperti ular di antara pepohonan untuk menyerap mangsa. Ekor panjangnya membantu sebagai penyeimbang ketika menelusuri cabang pepohonan. Belum lagi, warna tubuhnya membantu mereka berkamuflase dan mengelabui mangsa.
3. Penyendiri yang noktural

Spesies linsang ini sangat pemalu dan tertutup, lebih suka menghabiskan waktunya sendirian. Pengecualian bagi betina yang harus merawat anak-anaknya hingga dewasa, tapi setelahnya mereka berpisah saat masa penyapihan selesai. Tidak heran mengapa informasi tentang musang congkok sangat terbatas.
Mereka menghabiskan banyak waktu di pepohonan dan lebih aktif saat malam hari. Tubuhnya panjang dan ramping, tetapi kakinya pendek. Postur tubuh yang sangat cocok untuk berlari dan melompat di antara cabang pepohonan. Walaupun banyak tersebar di Indonesia, kamu mungkin tidak bisa melihatnya langsung ketika mengunjungi habitat aslinya di alam liar.
4. Salah satu dari dua spesies linsang asia yang mengalami perubahan klasifikasi

Sebagai salah satu spesies linsang asia, musang congkok pernah dianggap berada dalam famili Viverridae. Sama seperti kerabatnya di linsang tutul (Prionodon pardicolor). Mereka dianggap berkerabat dengan genet dalam genus Genetta karena kemiripan morfologinya, entah itu bentuk tubuh maupun penampilannya.
Dikutip dari laman iNaturalist, penelitian taksonomi genetik terbaru ternyata menyangkal klasifikasi tersebut. Hasil mengungkapkan bahwa linsang asia merupakan kelompok saudara dari famili Felidae (kucing). Karenanya mereka berbagi nenek moyang yang sama.
Dari penjelasan tersebut, linsang asia (musang congkok dan linsang tutul) akhirnya ditempatkan dalam familinya sendiri yaitu Prionodontidae. Di dalamnya hanya memiliki satu genus yaitu Prionodon.
Menarik, bukan? dua spesies linsang asia ternyata ditemukan di Indonesia. Sayangnya, keduanya sama-sama pemalu dan hidup bersembunyi jauh dari manusia. Sama seperti saudaranya, musang congkok juga diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN tetapi tren populasinya mengalami penurunan.
Sejauh ini tidak ada ancaman utama untuk populasinya, tapi mungkin bisa kehilangan habitatnya oleh berbagai aktivitas manusia di wilayah penyebarannya. Apakah kamu tertarik untuk melihatnya langsung? Bisa kunjungi pusat konservasi terdekat untuk tahu lebih mengenai lokasi pastinya.