5 Fakta Menarik Kumbang Badak Cokelat, Jadi Hama Pohon Kelapa!

- Kumbang badak cokelat merupakan hama merugikan bagi pohon kelapa dan tanaman lainnya.
- Kumbang jantan memiliki dua tanduk panjang, sementara betina tidak memiliki tanduk.
- Kumbang badak cokelat memiliki delapan subspesies dan mampu bertelur hingga 55 butir.
Berbagai serangga unik dapat ditemukan di Indonesia, salah satunya adalah Xylotrupes gideon atau kumbang badak cokelat. Nama badak pada serangga ini disematkan karena ia punya dua tanduk panjang dan kuat di kepalanya. Tanduk ini punya berbagai fungsi, salah satunya sebagai senjata pertahanan saat bertarung dan menakut-nakuti predator.
Seperti kebanyakan serangga, kumbang ini juga melalui tahap metaformosis dalam hiudupnya di mana larva kumbang ini berbentuk seperti ulat yang nantinya akan berubah menjadi kumbang raksasa saat dewasa. Tak cuma itu, karena merupakan pemakan kayu dan buah kumbang ini jadi salah satu hama yang merugikan di perkebunan kelapa atau cokelat. Selain beberapa hal tersebut kumbang badak cokelat juga punya beberapa fakta menarik yang akan kita ulik di artikel ini!
1. Kumbang badak cokelat jadi hama yang merugikan petani

Dilansir GBIF, kumbang badak cokelat merupakan hama yang sangat merugikan bagi pohon kelapa. Selain itu serangga ini juga kerap memakan tanaman lain seperti pohon palem, bambu, pisang, cokelat, apel, tebu, dan kentang. Hal ini terjadi karena ia sangat suka memakan buah-buahan dan getah tanaman. Karenanya jika populasi kumbang badak cokelat membludak maka tanaman di kebunmu bisa jadi sasaraanya. Penyemprotan dengan pestisida dan pembasmi hama alami harus dilakukan jika tak ingin kumbang ini terus menyerang.
2. Hanya individu jantan yang memiliki tanduk di kepala

Kumbang badak cokelat merupakan salah satu serangga yang menunjukan dimorfisme seksual. Dilansir Britannica, dimorfisme seksual merupakan keadaan di mana individu jantan dan betina dari spesies yang sama memiliki perbedaan ciri fisik mulai dari warna, ukuran, bentuk tubuh, dan lain-lain. Dalam hal ini kumbang badak cokelat jantan memiliki dua tanduk panjang dan besar di kepalanya. Sementara itu kumbang badak cokelat betina tubuhnya membulat dan tidak memiliki tanduk.
Tanduk pada individu jantan punya beberapa fungsi, diantaranya untuk mempertahankan diri dari predator dan untuk bertarung antar sesama kumbang. Kekuatan kumbang jantan juga tak bisa diremehkan, saat bertarung ia mampu mencapit lawan dan membantingnya dengan tanduk tersebut. Dengan adanya dimorfisme seksual tentunya kita dimudahkan dalam mengenali kumbang jantan dan betina.
3. Kumbang badak cokelat dibagi jadi delapan subspesies

Laman iNaturalistUK menjelaskan kalau kumbang badak cokelat memiliki delapan subspesies. Mereka adalah Xylotrupes gideon australicus, Xylotrupes gideon borneensis, Xylotrupes gideon gideon, Xylotrupes gideon kaszabi, Xylotrupes gideon lakorensis, Xylotrupes gideon sawuensis, Xylotrupes gideon sondaicus, dan Xylotrupes gideon tonkinensis. Pembagian tersebut didasari pada perbedaan morfologi, genom, dan penyebaran. Sebagai contoh X. g. gideon dapat ditemukan di Pulau Jawa sementara X. g. borneensis hanya bisa ditemukan di Pulau Kalimantan dan sekitarnya.
4. Dapat ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia

Kumbang badak cokelat sangat suka hidup di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi dan hutan yang lebat. Karena itu serangga ini sangat mudah ditemukan di Benua Asia mulai dari Bangladesh, Myanmar, Tiongkok, India, Indonesia, bahkan sampai ke Australia dan Kepulauan Solomon, jelas CABI Digital Library. Daerah tropis sangat cocok dengan kumbang ini karena menyediakan makanan dan tempat berkembang biak yang sempurna.
Jika ingin menemukan kumbang dengan panjang maksimal 7 cm ini kamu bisa mencarinya di beberapa tempat seperti hutan, kebun, sawah, atau pepohonan. Hewan ini biasanya akan menempel di batang pohon atau bersembunyi di balik kayu mati. Bahkan jika beruntung kumbang badak cokelat juga tak jarang masuk ke pemukiman dan rumah, khususnya di malam hari atau setelah hujan deras.
5. Sering bertelur di kayu atau tanaman yang sudah mati

Artikel di jurnal Australian Journal of Entomology menjelaskan kalau individu betina kumbang badak cokelat mampu bertelur hingga 55 butir. Telur-telur tersebut biasanya akan ditaruh di bawah kayu atau tumpukan tanaman yang sudah mati supaya saat menetas larvanya bisa langsung makan dan hidup. Masa menetasnya sendiri cukup bervariasi namun rata-rata telurnya akan menetas dalam jangka waktu 21 hari.
Sayangnya kumbang badak dewasa punya masa hidup yang cukup singkat, yaitu sekitar dua sampai empat bulan. Sementara itu larvanya mampu hidup sekitar 6 bulan, jauh lebih lama dari individu dewasa. Seperti serangga lain, larva kumbang ini juga sangat mudah dikenali. Ukurannya cukup besar dengan panjang yang mencapai 5 cm, warna dasarnya putih keabu-abuan dengan rambut kecil disekujur tubuh. Ia juga punya dua pasang kaki kecil dan kepala kecil berwarna cokelat.
Kumbang badak cokelat memang menjadi hama yang cukup merugikan bagi beberapa orang, namun ternyata ia punya berbagai hal yang menarik untuk diulik. Entah itu sistem reproduksinya, makanannya, penyebarannya, sampai ciri fisiknya. Kumbang dengan tanduk besar ini juga sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Jadi kamu tidak boleh kaget jika menemui serangga ini masuk ke dalam rumah. Jika hal itu terjadi kamu bisa mengusirnya menggunakan kayu, sapu, atau alat lain.