8 Fakta Menarik tentang Gas Air Mata yang Perlu Kamu Tahu

- Gas air mata adalah senjata kimia yang menyebabkan sakit mata, iritasi kulit, masalah pernapasan, pendarahan dan bahkan kebutaan.
- Usia gas air mata sudah lebih dari satu abad, digunakan pertama kali pada tahun 2014 oleh pasukan Perancis dalam perang dunia I.
- Jenis gas air mata yang populer digunakan antara lain CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone) dan pepper spray (semprotan merica).
Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia terutama di beberapa kota besar kembali menjadi saksi aksi demonstrasi yang melibatkan ribuan peserta dengan berbagai tuntutan. Untuk mengendalikan kerumunan dan menjaga ketertiban, aparat kepolisian kerap menggunakan gas air mata sebagai alat pengendalian massa. Gas air mata, yang secara medis dikenal sebagai agen iritasi mukosa, sering menjadi pilihan dalam situasi protes karena efeknya yang mampu melumpuhkan sementara penglihatan dan pernapasan, sehingga menjadi salah satu metode kontroversial yang digunakan dalam pengelolaan unjuk rasa di Indonesia maupun di berbagai negara lain.
Nah tahukah kamu fakta menarik tentang gas air mata? Gas air mata terbuat dari apa dan bagaimana cara memulihkan setelah terkena gas air mata? Temukan jawabannya di bawah ini, yuk!
1. Fakta tentang gas air mata

Gas air mata adalah senjata kimia yang menyebabkan sakit mata, iritasi kulit, masalah pernapasan, pendarahan dan bahkan kebutaan. Bahan kimia di dalamnya merangsang saraf kelenjar lakrimal untuk menghasilkan air mata. Oleh karena itu, gas air mata disebut juga sebagai lachrymator.
Gas ini terdiri dari senyawa padat aerosol atau senyawa cair yang diuapkan, seperti bromoacetone dan xylyl bromide. Gas ini bekerja dengan mengiritasi selaput lendir di mata, hidung, mulut dan paru-paru. Efek yang terjadi, kita akan menangis, bersin, batuk, sulit bernapas, sakit pada mata dan mengalami kebutaan sementara.
2. Ternyata usia gas air mata sudah lebih dari satu abad
Ingin tahu sejarah gas air mata? Mari kita mundurkan waktu sejenak ke satu abad silam. Tepatnya pada tahun 2014, pasukan Perancis menembakkan granat gas air mata ke parit Jerman di sepanjang perbatasan antara kedua negara, terang laman The Atlantic. Ini terjadi saat bentrokan pertama antara Perancis dan Jerman di perang dunia I.
Jauh sebelum itu, kimiawan Perancis telah meneliti tentang metode untuk mengendalikan huru-hara yang efektif. Ini dibahas pada Konvensi Den Haag di tahun 1899. Gas ini dirancang untuk memaksa orang keluar dari balik barikade dan parit, lalu akan menyebabkan mata dan kulit yang terbakar, sobek dan tersedak.
3. Apa yang terjadi setelah terkena gas air mata?

Jangan main-main dengan gas air mata karena akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Seperti menangis, bersin, batuk, sulit bernapas, sakit pada mata dan kebutaan sementara. Namun, dalam beberapa kasus, gas ini menyebabkan memar parah, kehilangan penglihatan, patah tulang tengkorak dan bahkan kematian.
Studi menunjukkan bahwa gas air mata akan menyebabkan cedera vaskular serius. 44 persen di antaranya mengalami cedera saraf dan 17 persen terpaksa harus diamputasi, ungkap penelitian yang dipublikasikan oleh Iranian Journal of Medical Sciences. Iritasi akan muncul sekitar 20-60 detik setelah terpapar gas air mata. Kita akan kembali pulih setelah 30 menit meninggalkan area yang dipenuhi gas air mata.
4. Ada 3 jenis gas air mata yang populer digunakan

Gas air mata umumnya digunakan oleh pihak kepolisian untuk mengendalikan massa. Tetapi, di beberapa negara, individu boleh membeli dan menggunakan gas air mata sebagai sarana perlindungan diri. Setidaknya, ada tiga jenis gas air mata yang paling umum digunakan, di antaranya CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone) dan pepper spray (semprotan merica), ungkap laman How Stuff Works.
Untuk jenis CS dan CN, biasanya digunakan oleh pihak kepolisian ketika berhadapan dengan kerumunan yang agresif. Gas ini diluncurkan dalam bentuk granat atau kaleng aerosol. Sementara, semprotan merica biasa digunakan oleh masyarakat umum sebagai bentuk perlindungan diri. Ini akan melemahkan orang yang kita serang dan menyebabkan peradangan di mata, hidung dan mulut.
5. Apakah ada orang yang meninggal akibat gas air mata?

Di Bahrain, setidaknya terdapat 10 orang meninggal akibat gas air mata antara 25 Maret hingga 17 Desember 2011. Satu orang diduga meninggal akibat dampak dari tabung gas, sisanya karena efek dari menghirup gas.
Begitu pula pada kasus Ibrahima Sey, seorang pencari suaka asal Gambia, pada 16 Maret 1996. Ia dicurigai dan dibawa ke kantor polisi Ilford di London timur. Lalu polisi melumpuhkannya dengan cara menyemprotkan gas air mata jenis CS. Kemudian, ia ditahan selama 15 menit dan ditemukan meninggal setelahnya.
Kasus kematian akibat gas air mata bisa terjadi dalam banyak kasus, tergantung penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian.
6. Apakah benar pasta gigi bisa melindungi dari efek gas air mata?

Untuk memproteksi diri, tak jarang kita menemukan demonstran yang mengoleskan pasta gigi ke area wajah, khususnya di bagian mata dan hidung. Mitos yang berkembang, pasta gigi dapat menangkal gas air mata. Namun, bagaimana kebenarannya?
Dilansir dari laman International News Safety Institute (INSI), penggunaan pasta gigi tidak memberikan dampak yang signifikan pada gas air mata. Hal ini karena pasta gigi terbuat dari banyak bahan kimia dan setiap merek memiliki komposisi yang berbeda-beda, sehingga klaim kebenarannya pun masih diragukan.
7. Lantas, apa cara paling efektif untuk meminimalisir bahaya gas air mata?

Kalau pasta gigi masih diragukan kebenarannya, masih ada cara lain yang efektif saat terkena gas air mata untuk kamu coba. Misalnya, dengan memakai masker gas khusus. Bisa juga dengan cara menutup area mulut dan hidung dengan kain, demi mencegah gas air mata masuk ke rongga pernapasan kita, saran laman International News Safety Institute.
Selain itu, tips lainnya adalah berdiri di tempat yang lebih tinggi, karena kandungan gas air mata lebih berat dari udara, konsentrasi tertinggi gas tersebut lebih banyak di dekat permukaan tanah. Jangan lupa untuk mencuci bersih pakaian kita, jika tidak gas itu akan tetap mengendap dan mengakibatkan masalah kesehatan serius. Jangan lupa untuk membersihkan kulit kita yang terkontak dengan gas, gunakan sabun dan air untuk melenyapkannya.
8. Apa ada efek jangka panjang setelah terpapar gas air mata?

Sensasi perih, terbakar dan sulit bernapas tak hanya berhenti begitu saja. Pernahkah kamu bertanya-tanya, apakah ada efek jangka panjang yang mengikuti setelah terpapar gas air mata? Sven Jordt, profesor anastesi dari Duke University pun memberikan jawaban. Menurutnya, paparan gas air mata dapat menyebabkan peradangan parah dan luka bakar kimiawi pada kulit selama berminggu-minggu.
Selain itu, menurut penelitian dokter di Turki, terdapat efek jangka panjang yang menghinggapi. Semisal terkait sistem pernapasan di paru-paru yang terganggu, cedera paru-paru hingga sesak napas berkepanjangan, ungkap laman The Cut. Studi ini dilakukan pada pasien yang diteliti hingga 2 tahun setelah terpapar gas air mata.
Nah, itulah fakta-fakta menarik gas air mata yang perlu kamu tahu. Semoga pengetahuan ini bermanfaat, ya!