5 Fakta Mont Blanc, Gunung Tertinggi di Pegunungan Alpen

- Gunung Mont Blanc adalah gunung tertinggi di Alpen dan Eropa barat dengan ketinggian 4.805,59 mdpl, terletak di perbatasan Italia dan Prancis.
- Puncak Gunung Mont Blanc menyusut sebanyak 2,2m dalam dua tahun terakhir, disebabkan oleh pencairan es dan salju yang diukur secara rutin.
- Gletser pegunungan Gunung Mont Blanc meliputi area seluas 159 km persegi dengan distribusi di sisi Prancis, Italia, dan Swiss.
Gunung Mont Blanc (4.805,59 mdpl) adalah salah satu gunung ikonik dan paling terkenal di rangkaian pegunungan Alpen, sebuah rangkaian pegunungan masif yang melintasi 8 negara Eropa. Gunung Mont Blanc sendiri terletak di perbatasan negara Italia dan Prancis, nama gunung tersebut diambil dari nama wilayah pegunungan sekitarnya yang dikenal dengan nama Mont Blanc Massif ,sebuah alur pegunungan yang membentang dan melintasi negara Italia, Prancis dan sebagian Swiss. Dalam bahasa Prancis,"Mont Blanc" secara harfiah berarti "Gunung Putih", karena salju dan es abadi yang menutupi area puncaknya.
Menurut laman Climb Mont Blanc, Gunung Mont Blanc pertama kali berhasil dipuncaki pada tahun 1786 ketika pendaki gunung bernama Jaques Balmat dan seorang dokter bernama Michael Paccard berhasil mencapai puncaknya. Ekspedisi tersebut menandai dimulainya pendakian gunung modern. Pada tahun 1808, wanita pertama bernama Marie Paradis berhasil menggapai puncaknya. Gunung tersebut juga menjadi inspirasi nama brand produk pena, jam dan produk kerajinan kulit premium asal Jerman "Montblanc" yang menyimbolkan kualitas produk buatan Eropa.
Ingin tahu lebih lanjut tentang gunung tertinggi di wilayah Eropa barat ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!
1. Gunung tertinggi di Pegunungan Alpen
Dengan ketinggiannya yang menjulang hingga 4.805,59 mdpl, Gunung Mont Blanc adalah gunung dengan puncak tertinggi di rangkaian Pegunungan Alpen dan di wilayah Eropa bagian barat. Meskipun kepemilikan wilayah puncak Gunung Mont Blanc pernah menjadi sengketa antara Italia dan Prancis, namun menurut Britannica, puncak Mont Blanc ada di wilayah teritori Prancis. Mont Blanc dan gunung-gunung lain yang berdekatan di wilayah tersebut sebagian besar terbentuk dari intrusi granit besar. Dalam geologi, intrusi mengacu pada proses magma (batuan cair) yang naik dari dalam perut bumi dan menembus batuan di sekitarnya. Proses tersebut seringkali membentuk kumpulan masif batuan beku di atas permukaan bumi.
Peristiwa pembentukan Gunung Mont Blanc tersebut terjadi pada periode pembentukan gunung Variscan (Variscan orogeny) di akhir periode Palaeozoic, ratusan juta tahun yang lalu. Sebagai bagian tertinggi dari Pegunungan Alpen, Gunung Mont Blanc dan gunung-gunung yang berdekatan dengannya dapat menciptakan pola cuacanya sendiri. Wilayah puncak Mont Blanc memiliki lapisan es abadi dengan suhu sekitar-20 derajat Celcius. Terdapat 3 kota terkenal yang mengelilingi Gunung Mont Blanc ini yaitu Courmayeur di Lembah Aosta, Italia, Saint-Gervais-les Bains dan Chamonix di Haut-Savoie, Prancis. Kota Chamonix adalah kota yang pernah menjadi tempat dilaksanakannya Olimpiade musim dingin pertama di tahun 1924.
2. Tren ketinggiannya dilaporkan menyusut oleh para peneliti

Terdapat fakta yang mengejutkan dari Gunung Mont Blanc ini yaitu ketinggiannya yang menyusut. Sebagaimana dilaporkan The Guardian dalam artikelnya yang berjudul "‘Exceptional year’: Mont Blanc shrinks by another 2 metres" , Gunung Mont Blanc diketahui telah menyusut sebanyak 2,2 m ke ketinggian terendahnya dalam sejarah di tahun 2023 lalu dibandingkan dengan ketinggian puncaknya yang diukur 2 tahun sebelumnya pada tahun 2021. Pengukuran tersebut dilakukan oleh tim surveyor yang dibantu dengan drone. Pada pengukuran di tahun 2023 tersebut menunjukkan ketinggian resmi Gunung Mont Blanc yang baru adalah 4.805, 59 mdpl, pengukuran sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2021 mencatat puncak Gunung Mont Blanc berada pada ketinggian 4.807,81 mdpl.
Pada tahun 2023, diperkirakan puncak Gunung Mont Blanc telah kehilangan sekitar 3.500 m kubik es dan salju. Puncaknya telah secara rutin diukur para ahli setiap 2 tahun sekali sejak tahun 2001 dengan harapan dapat memperoleh informasi tentang dampak perubahan iklim di Pegunungan Alpen. Meskipun terlihat tren penurunan ketinggian puncak Gunung Mont Blanc, namun hasil penelitian tersebut belum bisa disimpulkan sebagai akibat perubahan iklim. Dibutuhkan data selama 50 tahun untuk menarik kesimpulan tentang kemungkinan pemanasan global berdampak pada ketinggian puncak gunung tersebut. Ketinggian puncak Gunung Mont Blanc juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti jumlah curah hujan dan kekuatan angin. Kekuatan angin dapat menghilangkan es dan salju di puncak Gunung Mont Blanc.
3. Memiliki rute hiking internasional yang terkenal

Gunung Mont Blanc memiliki rute hiking internasional yang dikenal dengan nama Tour du Mont Blanc (TMB). Menurut laman Alpine Exploratory, TMB adalah jalur hiking (walking) yang membentang sejauh 180 km di seputaran wilayah Mont Blanc, dimulai dan berakhir di Les Houches dekat Kota Chamonix serta melintasi wilayah Italia, Prancis dan Swiss. Titik tertinggi yang dicapai dalam rute standar adalah 2.584 mdpl dan kenaikan ketinggian (elevation gain) di seluruh rute tour adalah sekitar 10.600 m. Para peserta petualang akan dimanjakan dengan keindahan alam di sepanjang lintasan dan tantangan berupa tingkat kesulitan berbagai medan yang dihadapi di lintasan sekaligus berkesempatan untuk melihat satwa ikonik Pegunungan Alpen di lintasan yaitu kambing gunung: Ibex (Capra ibex) dan Chamois (Rupicapra rupicapra).
Para peserta petualangan ini biasanya membutuhkan rata-rata waktu 7-10 hari bagi orang biasa untuk menyelesaikan lintasan, dibutuhkan stamina dan kemampuan fisik yang fit untuk mengikuti petualangan alam bebas di Tour du Mont Blanc ini. Salah satu event paling terkenal di lintasan ini adalah Ultra Trail du Mont Blanc (UTMB) yang merupakan event prestis lari trail (lintas alam) tahunan di alam bebas dengan menempuh jarak ultra marathon sejauh 171 km, dengan batasan waktu: 46 jam. Menurut laman UTMB, event UTMB pertama kali dibuat pada tahun 2003 dan saat ini merupakan perlombaan lari lintas alam paling bergengsi di dunia yang diikuti oleh pelari lintas alam profesional dari seluruh dunia.
4. Memiliki salah satu gletser terbesar di Pegunungan Alpen
Gunung Mont Blanc memiliki sejumlah glacier atau gletser pegunungan yang unik. Gletser pegunungan adalah sungai es beku yang terbentuk akibat akumulasi dan pemadatan salju di ketinggian gunung yang bersuhu sangat rendah dalam jangka waktu yang sangat lama. Sungai es beku tersebut mengalir secara perlahan karena pengaruh gravitasi dan berat massanya sendiri hingga kemudian mencair di dataran yang lebih rendah dan masuk ke lereng dan lembah gunung. Gletser Gunung Mont Blanc meliputi area seluas 159 km persegi dengan distribusi 63% di sisi Prancis, 23% di sisi Italia dan 14% di sisi Swiss.
Terdapat sejumlah gletser yang cukup terkenal di Gunung Mont Blanc ini, salah satunya yang paling terkenal adalah Gletser Mer de Glace yang sebagian besar wilayahnya ada di Prancis, namanya berarti "sea of ice". Menurut laman International Commission on Geoheritage, Gletser Mer de Glace adalah gletser terbesar ketiga di Pegunungan Alpen. Luasnya mencapai 28 km persegi pada tahun 2022. Di tahun 2021, Gletser ini mengalir dari ketinggian 4.000-an mdpl sepanjang 11,5 km hingga mencapai ketinggian 1.547 mdpl. Gletser Mer de Glace dan wilayah di sekitarnya adalah salah satu tempat turisme populer di Prancis, wisatawan dapat mengeksplorasi wilayah gletser bersama pemandu termasuk lorong-lorong dan gua-gua esnya (ice caves).
5. Salah satu gunung berbahaya untuk pendakian

Dibalik pesona keindahan alamnya yang menarik ternyata Gunung Mont Blanc adalah gunung yang sangat berbahaya untuk didaki, statistik menunjukkan bahwa banyak insiden fatal pendakian terjadi di gunung ini. Sebagaimana diinformasikan oleh laman berita online Eropa, The Local, telah terjadi sejumlah insiden fatal di lereng Gunung Mont Blanc selama musim panas tahun 2024. Bulan Agustus 2024 terbukti menjadi bulan yang mematikan di puncak tertinggi Eropa barat tersebut ketika 4 pendaki dipastikan meninggal dan 2 pendaki lainnya hilang. Gunung Mont Blanc dikenal dengan tingkat kesulitannya yang moderate namun berbahaya, banyak orang mencoba mendakinya namun banyak dari mereka yang masih memiliki sedikit pengalaman dalam pendakian gunung tinggi dan bersalju.
Sebagai perbandingan, sejak tahun 1922 hingga 2024, diperkirakan 335 pendaki tewas saat berupaya mencapai puncak tertinggi dunia, Gunung Everest (8.848 mdpl) sementara Gunung Mont Blanc yang ketinggiannya jauh lebih rendah dibandingkan Everest mencatatkan laporan 74 orang pendaki kehilangan nyawanya di rute normal pendakian Goûter couloir Gunung Mont Blanc hanya pada periode tahun 1990 hingga 2011, meskipun terdapat laporan mengenai tingkat kematian yang lebih tinggi di Gunung tersebut. Sebagian besar kematian di gunung tersebut terjadi karena terjatuh, tertimpa batu atau tersesat.
Kisah pendakian gunung-gunung tinggi tidak hanya sekedar menceritakan tentang keindahan alam, kesuksesan penggapaian puncak atau bahkan kisah tragis dalam upaya menggapai puncak maupun perjalanan pulangnya, namun juga menginspirasi kita semua mengenai pentingya menjaga kelestarian alam karena alam dan kehidupan manusia saling berhubungan erat. Rusaknya alam dapat menimbulkan kerugian besar bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. Semoga kita semua turut berkontribusi bagi kelestarian alam dengan cara-cara yang paling sederhana sekalipun, ya!.
Bagaimana apakah tertarik dan tertantang untuk menjelajahi keindahan dan kemegahan alam di Gunung Mont Blanc dan wilayah sekitarnya ketika nanti ada kesempatan untuk berwisata ke Italia atau Prancis?