5 Fakta Puff Adder, Racun Ularnya Sebabkan Ribuan Kematian

Puff adder adalah ular berbisa yang endemik di banyak wilayah Afrika. Negara-negaranya seperti Afrika Selatan, Maroko, Senegal, Mauritania, Aljazair, Guinea, Sierra Leone, Pantai Gading, Ghana, Togo, Niger, Nigeria, Kamerun, Kongo, Somalia, Rwanda, Angola, Zambia, Zimbabwe, Botswana, Malawi, Uganda dan Kenya.
Ular puff adder biasanya mendiami daerah kering seperti sabana, semak belukar, padang rumput berbatu, daerah pertanian, gurun semi kering dan hutan terbuka. Di luar habitat aslinya, ular ini sering muncul di wilayah padat penduduk. Puff adder adalah ular yang dikenal beracun bagi manusia, lho.
Pertama kali dideskripsikan oleh naturalis Jerman, Blasius Marrem pada 1820 dengan nama ilmiahnya bitis arietans. Disebut puff adder karena ia cenderung menggembungkan tubuhnnya dan mendesis saat merasakan bahaya. Seperti apa efek racun dari ular puff adder ini karena dikatakan memakan banyak nyawa. Simak penjelasan lengkapnya.
1.Ciri fisik ular puff adder

Ular puff adder adalah spesies berukuran sedang memiliki panjang sekitar 3 kaki dan beratnya 6 kg. Ular berbisa ini berwarna kulit coklat, emas, abu-abu dengan pola bergelombang tidak beraturan di sepanjang tubuhnya. Betina dapat dibedakan dari jantan yakni ekornya sedikit lebih pendek.
Kepalanya berbentuk segitiga dengan taring panjang dan tajam. Di bagian punggung, terdiri dari berbagai warna seperti kuning, coklat muda, oranye dan coklat kemerahan. Ular ini memiliki garis-garis berbentuk chevron. Bayi ular yang baru lahir langsung memiliki tanda kepala berwarna emas.
2.Sistem perkawinan ular puff adder

Dilansir Animaldiversity, masa pacaran pasangan ular berlangsung hingga 1 jam dengan pertunjukkan jantan menjulurkan lidahnya kepada betina dan terus menggeliat hingga betina membuka kloakanya untuk kawin. Perkawinan biasanya terjadi antara Oktober dan Desember. Betina biasanya melahirkan 20-40 ekor bayi. Kematangan seksual sang ular pada usia 4 tahun.
3.Cara ular puff adder menangkap mangsa

Ular puff adder dapat melakukan kamuflase dengan sisik berwarna coklatnya membantunya menyatu dengan padang rumput dan semak belukar. Setelah berkamuflase, ular puff adder melakukan penyergapan secara diam-diam biasanya di lakukan pada malam hari.
Ular puff adder menyerang mangsanya dengan cepat, kemudian menjulurkan lidahnya, menyuntikkan racunnya dalam jumlah besar dan terakhir, mangsanya yang sudah melemah akan langsung ditelan oleh sang ular. Ular puff adder memakan hewan pengerat, kadal, kura-kura, rusa kecil dan ular lainnya. Ular remaja memakan katak dan tikus kecil.
4.Racun ular puff adder menyebabkan banyak korban

Ular puff adder berbahaya bagi manusia di mana mereka juga tinggal di lingkungan manusia. Lantaran mereka suka menunggu mangsa dengan tenang yang berkamuflase di tanah, orang-orang kerap kali tersandung di tempat ular berada. Alhasil orang-orang menjadi korban dari ular.
Pada manusia, efek gigitan dari spesies ini dapat menimbulkan pendarahan, pembengkakan, nyeri mual, kelemahan otot, pusing, kerusakan jaringan bahkan kelumpuhan. Ular puff adder menjadi penyebab ribuan kematian manusia akibat racunnya di Afrika. Untuk penanganan cepat menggunakan obat antibisa polivalen, jelas Britannica.
5.Predator si ular

Mengutip theanimalfacts, meskipun dikenal sebagai spesies tangguh, ular puff adder dimangsa oleh luak madu, elang, burung rangkong, babi hutan dan kobra tanjung. Untuk melindungi dirinya dari predator, ular puff adder akan mendesis bahkan menggigit predatornya sekaligus menyuntikkan racunnya.
Ular berbisa ini dapat bertahan hidup tanpa makanan selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Meskipun berbahaya, ular puff adder dapat diburu oleh manusia untuk diambil dagingnya. IUCN menyatakan ular puff adder sebagai spesies dengan resiko rendah atau tidak terancam punah.