Fakta Sejarah Fashion Tahun 70-an, Berdampak Besar Hingga Kini

Industri mode selalu berkembang dari waktu ke waktu, menghadirkan tren baru yang memikat hati dan mencerminkan semangat era tersebut. Salah satu periode yang paling berkesan dalam sejarah fashion adalah tahun 70-an. Era ini dianggap sebagai puncak dari perubahan sosial, budaya, dan politik, hingga desain busana pun ikut merespon dengan gaya yang ceria, berani, penuh ekspresi, dan penampilan yang unik.
Lalu bagaimana sebetulnya sejarah fashion pada dekade ini? Berikut adalah rangkuman empat fakta sejarah industri mode tahun 70-an.
1. Berawal dari gaya Hippie di era 1960an

Beberapa sumber menyatakan bahwa tren mode tahun 1970an awalnya dipengaruhi oleh hippie style yang sempat menjadi kultur baru di Amerika pada akhir tahun 1960an. Kaum hippie berawal dari perkumpulan mahasiswa berusia dua puluhan di Amerika Serikat yang merasa terasing dari masyarakat kelas menengah yang mereka lihat didominasi oleh materialisme dan represi. Para hippie lalu mengembangkan gaya hidup khas mereka sendiri yang eksperimental dan memiliki ketertarikan lebih para kesenian.
Dalam perkembangannya, gaya ini mencerminkan sikap yang bebas dan tidak terikat, terlihat dari para pelakunya yang sering mendengarkan musik psychedelic rock dan tidak jarang juga mengonsumsi obat-obatan terlarang untuk merangsang imajinasi dan memberikan efek perasaan bebas seperti burung terbang. Gaya hippe dikenal banyak meminjam elemen budaya non-Western, seperti dari Asia Barat, Afrika, Meksiko, dan India.
2. Terbagi menjadi tiga masa: awal, pertengahan, dan akhir 70an

Fasion 1970-an dimulai dengan kelanjutan tren mode dari dekade sebelumnya, yaitu gaya hippie yang populer pada akhir 1960-an. Gerakan hippie menganjurkan kebebasan individu, perdamaian, dan cinta alam yang tercermin dalam gaya pakaian mereka yang santai, longgar, dan dipengaruhi oleh budaya etnis. Pengaruh ini terus berlanjut di awal 1970-an, dengan gaun maxi, baju rajut, dan aksesori mencolok seperti kalung panjang, gelang karet, dan topi berbulu menjadi tren yang populer.
Lalu periode pertengahan tren mode dipengaruhi oleh musik, film, dan selebriti yang mempopulerkan mode berbeda. Film Saturday Night Fever yang dirilis pada tahun 1977 menginspirasi tren mode disko yang glamor. Selain itu brand mewah Saint Laurent Rusia juga mengeluarkan koleksi Fall/Winter 1976/77 dengan bahan kain yang mewah menandai kembalinya tren mewah dan glamor, namun tetap mengusung konsep DIY atau handmade.
Sedangkan pada periode akhir 1970an, mode yang populer adalah punk style yang juga dipengaruhi oleh musik. Pergerakan punk sebenarnya telah muncul sejak tahun 1960an di Amerika Serikat, namun menjadi semakin besar di pertengahan tahun 1970an. Hal ini disebabkan oleh permasalahan ekonomi pasca perang seperti resesi dan kehilangan pekerjaan.
Anak-anak muda di sana ingin menyalurkan emosi mereka dari masa sulit tersebut, sehingga musik punk akhirnya muncul. Pakaian dengan jahitan yang tak rapi, kaos dengan grafis provokatif, dan aksesori seperti kancing stiker dan rantai logam menjadi tren di kalangan anak muda yang ingin menentang norma sosial.
3. Dipengaruhi oleh gerakan feminis yang semakin kuat

Pada tahun 1970an, gerakan feminis di Amerika Serikat dikenal dengan istilah "second-wave feminist". Pada masa ini, banyak kaum feminis kembali melakukan pergerakan yang menuntut hak kesetaraan gender, salah satunya adalah pengesahan ERA (Equal Rights Amendment) yang masih sulit disahkan sejak tahun 1923 hingga 1970. Bukan hanya di Amerika, feminist movement ini juga digaungkan di negara besar lainnya seperti Inggris.
Maraknya isu kesetaraan gender juga akhirnya mempengaruhi gaya berpakaian pada saat itu. Wanita mulai membebaskan diri dari pakaian yang membatasi gerakan mereka dan mulai mengadopsi gaya yang lebih fungsional dan nyaman. Pakaian seperti celana panjang, jumpsuit, dan blazer yang terinspirasi dari pakaian pria menjadi tren. Ini mencerminkan semangat kesetaraan gender dan keinginan wanita untuk mendapatkan posisi yang lebih kuat dalam masyarakat.
4. Bahan polyester sempat populer namun ternyata gagal

Tahun 70-an juga dikenal sebagai “polyester decade” karena kain sintetis menjadi lebih luas dalam rentang 10 tahun tersebut. Kain sintetis juga membuat gaun-gaun modis tersedia dengan harga yang lebih variatif. Gaun yang terbuat dari polyester sangat populer pada saat itu karena tahan terhadap kerutan dan noda.
Selain itu, gaun-gaun ini sangat cocok untuk masa yang menyukai warna-warna gemerlap dan berani dengan bahan spandeks lentur dan pas di badan. Jumpsuit Vinyl adalah salah satu tren mode yang ingin dilupakan banyak orang, sebagai bagian dari kain disko chic yang dihiasi dengan rhinestones dan payet. Pada masa itu tren polyester juga menghadapi banyak tantangan, diantaranya disebut tidak nyaman karena berbau, panas, dan licin. Dianggap tidak ramah lingkungan, serta tidak disukai anak muda karena kebanyakan dipakai oleh kakek mereka.
Dapat disimpulkan bahwa mode tahun 70-an adalah periode yang beragam dan penuh perubahan. Dari gaya hippie yang santai hingga tren disko yang glamor, setiap gaya mencerminkan semangat dan perubahan budaya pada saat itu. Pengaruh mode tahun 70-an masih dapat dilihat hingga hari ini, baik dalam desain pakaian, aksesori, maupun gaya yang diadopsi oleh para desainer fashion modern.