Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Sigmund Freud, Pendiri Aliran Psikoanalisis di Dunia Psikologi

potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Max Halberstadt)
potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Max Halberstadt)

Siapa yang sudah tidak asing lagi dengan tokoh satu ini? Dikenal sebagai pelopor psikoanalisis, Sigmund Freud telah menjadi sumber inspirasi sekaligus kebingungan bagi banyak orang selama lebih dari seratus tahun. Pemikirannya mengenai alam bawah sadar, interpretasi mimpi, dan perilaku manusia telah memicu berbagai perdebatan dan diskusi yang tak terhitung jumlahnya di kalangan intelektual dan masyarakat umum.

Di balik sumbangsih besarnya terhadap bidang psikologi, terdapat beberapa hal menarik mengenai kehidupannya. Mari kita telusuri lima fakta menarik yang akan mengungkap lebih jauh tentang pribadi Freud, ide-ide kontroversial yang ia usung, serta hal-hal yang mungkin belum banyak diketahui orang. Berikut ulasannya.

1. Awal kehidupan dan pendidikan

potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Ludwig Grillich)
potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Ludwig Grillich)

Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, sebuah kota kecil yang kini menjadi bagian dari Republik Ceko. Sebagai anak sulung dari delapan bersaudara dalam keluarga yang beragama Yahudi, awal kehidupannya diberkati kecerdasan yang luar biasa dan keinginan yang besar untuk belajar.

Pendidikan Freud dimulai dari rumah, di mana ia mendapatkan bimbingan dari ayahnya, sebelum akhirnya ia pindah ke Wina bersama keluarganya. Pada usia 17 tahun, ia mendaftar di Universitas Wina, di mana ia mempelajari kedokteran sambil mendalami bidang filsafat dan sastra. Kecemerlangan akademisnya membuatnya mendapatkan penghormatan dari teman-teman dan dosen-dosennya.

Berbagai disiplin ilmu yang ia pelajari memberikan pengaruh besar terhadap pemikirannya di masa depan, terutama saat ia mengembangkan teori psikoanalisis. Tahun-tahun awal ini menjadi fondasi bagi gagasan-gagasan yang akan mengguncang norma-norma sosial dan mengubah cara kita memahami perilaku manusia selamanya.

2. Perkembangan psikoanalisis

potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Paul De La Roussert)
potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Paul De La Roussert)

Perjalanan Sigmund Freud di dunia psikoanalisis dimulai pada akhir abad ke-19, saat ia berupaya menggali lebih dalam tentang jiwa manusia, melampaui sekadar pengamatan superfisial. Pada masa itu, banyak orang salah memahami isu-isu kesehatan mental, dan Freud muncul dengan gagasan-gagasan revolusioner seperti konsep pikiran bawah sadar, mekanisme pertahanan, serta interpretasi mimpi.

Karya-karyanya menekankan perilaku manusia yang sering kali dipengaruhi oleh motif-motif yang tersembunyi di balik kesadaran. Ia menciptakan teknik-teknik seperti asosiasi bebas, yang memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran mereka tanpa adanya penilaian atau sensor. Metode ini ternyata berhasil mengungkap berbagai lapisan kompleksitas emosional yang kerap diabaikan oleh pendekatan terapi konvensional.

Psikoanalisis yang diperkenalkan Freud juga menantang pandangan masyarakat tentang seksualitas dan identitas, dengan argumen bahwa konflik batin yang tidak diselesaikan di masa kanak-kanak dapat muncul kembali sebagai masalah psikologis di kemudian hari. Meskipun banyak kritik yang ditujukan kepadanya, namun pandangan-pandangan Freud menjadi dasar bagi perkembangan psikologi modern, yang memengaruhi banyak praktisi di seluruh dunia.

3. Kontroversi dan kritik

Potret Sigmund Freud, Stanley Hall, Carl Gustav Jung, dan Abraham Arden. (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Potret Sigmund Freud, Stanley Hall, Carl Gustav Jung, dan Abraham Arden. (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Teori Freud telah menjadi sumber perdebatan intens sejak awal kemunculannya. Banyak orang meragukan fokusnya yang kuat pada konsep seksualitas sebagai pendorong utama perilaku manusia. Bagi sebagian kalangan, pendekatan ini dianggap terlalu menyederhanakan dan bersifat deterministik. Konsep represi dan pikiran bawah sadar yang diajukan juga tidak luput dari skeptisisme.

Para kritikus berargumen bahwa teori-teori tersebut kurang didukung dengan bukti empiris, sehingga lebih cenderung bersifat filosofis ketimbang ilmiah. Selain itu, pandangan Freud mengenai perempuan juga menjadi sorotan, di mana ide-idenya sering kali mencerminkan prasangka sosial pada zamannya, bukan hasil penelitian yang mendalam.

Kontroversi ini tidak berhenti sampai di situ, ia membuka jalan bagi penelitian psikologis di masa mendatang. Tokoh-tokoh psikologi yang berada di lingkungan Freud seperti Carl Jung dan Alfred Adler memilih untuk keluar dari lingkungan Freud. Keduanya menciptakan pendekatan masing-masing dan secara langsung menantang metode Freud.

4. Pengaruh dan warisan

potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/David Webb)
potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/David Webb)

Pengaruh Sigmund Freud terhadap dunia psikologi dan budaya sangatlah mendalam. Teori-teorinya menjadi konsep fundamental bagi perkembangan psikoterapi modern, yang telah memengaruhi banyak profesional di bidang ini. Freud memperkenalkan gagasan-gagasan penting seperti alam bawah sadar, mekanisme pertahanan, dan interpretasi mimpi, yang secara signifikan mengubah cara pandang masyarakat terhadap kesehatan mental dan perilaku manusia.

Selain dalam ranah psikologi, karya-karyanya juga menjangkau sastra, seni, dan filsafat. Penulis-penulis ternama seperti James Joyce dan Virginia Woolf menggali tema-tema kesadaran yang terinspirasi dari pemikiran Freud. Hingga saat ini, istilah-istilah seperti “kesalahan Freudian” dan “kompleks Oedipus” telah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari. Ini mencerminkan kemampuannya untuk menangkap pengalaman manusia yang bersifat universal.

Pengaruh Freud juga meluas ke berbagai disiplin ilmu lain, termasuk sosiologi dan antropologi, di mana para akademisi terus mendiskusikan relevansinya dalam konteks identitas dan hubungan di era modern. Dengan demikian, warisan yang ditinggalkan Freud adalah bukti dari pemikiran visionernya yang mendorong kita untuk menyelami lapisan-lapisan terdalam dari diri kita sendiri.

5. Hal-hal menarik tentang Sigmund Freud yang jarang diketahui banyak orang

potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Max Halberstadt)
potret Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Max Halberstadt)

Tahukah kamu bahwa Freud ternyata sangat menyukai cerutu, dan mengisapnya sepanjang hidup. Ia sering mengklaim bahwa cerutu membantunya berpikir lebih baik, namun kebiasaannya ini kemudian menyebabkan masalah kesehatan. Di samping itu, ia menguasai banyak bahasa dan fasih berbicara dalam beberapa bahasa, termasuk Jerman, Prancis, dan Inggris. Kemahirannya ini membantunya berinteraksi dengan berbagai budaya dan gagasan.

Selain itu, Freud tidak terpaku pada dunia psikologi, ia memanfaatkan ilmu arkeologi sebagai analogi untuk menggali teori psikoanalisisnya. Ia percaya bahwa menggali ke dalam pikiran bawah sadar akan mengungkap harta karun tersembunyi tentang diri sendiri.

Freud juga seorang pengembara yang rajin. Ia mengunjungi beberapa negara seperti Italia dan Mesir untuk membangun beberapa gagasannya tentang mimpi dan simbol dalam psikologi manusia. Di sisi lain, ia memiliki ketertarikan khusus dengan mitos-mitos kuno, sering kali merujuk tokoh-tokoh mitologi dalam karyanya. Ia menggunakan kisah-kisah ini untuk menggambarkan konsep-konsep psikologis yang kompleks.

Sigmund Freud merupakan tokoh terkemuka dalam ilmu psikologi yang pengaruhnya meluas ke berbagai bidang, meskipun ia menghadapi banyak kontroversi. Pemikirannya tentang psikoanalisis dan kompleksitas jiwa manusia senantiasa memicu diskusi yang relevan hingga saat ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us