7 Fakta Unik Ular Cottonmouth, si Mulut Kapas Ikonis dari Amerika

- Cottonmouth adalah ular berbisa agresif dan mematikan di Amerika.
- Ular ini merupakan jenis viper dengan organ pendeteksi panas untuk mencari mangsa atau predator.
- Cottonmouth adalah ular beludak besar yang suka dekat dengan air dan memiliki kemampuan berenang yang khas.
Apa kamu pernah mendengar nama cottonmouth? Di Amerika, nama ini otomatis bikin merinding banyak orang. Pasalnya, nama ini dimiliki sejenis ular berbisa yang dikenal sangat agresif dan mematikan.
Ya, cottonmouth adalah salah satu ular berbisa mematikan yang bisa kamu temukan di Amerika. Ular ini sering terlihat bergelung dengan mulut menganga lebar. Ini adalah pose khas yang cuma dilakukan cottonmouth. Kira-kira kenapa mereka melakukan ini, ya? Dari mana asal-usul nama cottonmouth? Tahukah kamu kalau ular ini pernah ditemukan berenang di laut? Yuk, simak tujuh fakta unik ular cottonmouth yang perlu kamu tahu berikut ini!
1. Ular beludak dengan organ pendeteksi panas

Cottonmouth (Agkistrodon piscivorus) merupakan jenis ular beludak (viper). Lebih spesifiknya, mereka ini jenis ular mura atau beludak kepala ceruk (pit viper) yang dikelompokkan dalam subkeluarga Crotalinae. Ular mura dikenali dari lubang atau ceruk di antara mata dan lubang hidung yang merupakan organ pendeteksi panas. Menurut laman Sea World, organ ini berfungsi sebagai pencari arah dalam menemukan mangsa atau predator berdarah panas secara akurat.
2. Terbesar dalam genus dengan berat hampir 5 kilogram!

Cottonmouth merupakan jenis ular beludak berukuran besar. Dicatat laman Britannica, ular cottonmouth dewasa memiliki panjang mencapai 1,5 meter dengan berat sekitar 1,7 kilogram. Individu yang berukuran sangat besar bahkan bisa mencapai panjang 1,8 meter dan berat hampir 4,6 kilogram! Oleh sebab itu, ular cottonmouth jadi spesies terbesar dalam genus Agkistrodon.
3. Ular semiakuatik yang pernah ditemukan di laut

Agak beda dari ular beludak pada umumnya, cottonmouth suka dekat-dekat dengan air. Reptil berkepala besar ini sering dijumpai di habitat yang dekat dengan sungai, kolam, maupun danau. Di habitat seperti ini, ular cottonmouth punya banyak pilihan mangsa untuk dimakan, mulai dari kecebong sampai aligator. Ular bisa ditemukan di habitat air tawar maupun air payau. Bahkan, menurut informasi dari laman Animalia, reptil semiakuatik ini juga pernah terlihat asyik berenang di laut!
4. Gaya berenang cottonmouth mudah dikenali

Meski bukan ular air, cottonmouth jago berenang. Ini merupakan bentuk adaptasi dari pilihan habitat mereka. Gaya berenang mereka sangat khas. Menurut laman Animal Corner, ular cottonmouth berenang dengan sebagian besar tubuh terlihat mengapung di atas permukaan air, berbeda dari ular air yang cenderung berenang di bawah permukaan air dengan kepala menjulur keluar. Menariknya, meski posisi mereka lagi di dalam air, cottonmouth masih bisa menggigit!
5. Pose mengancam unik yang menginspirasi nama cottonmouth

Satu hal unik yang dimiliki ular cottonmouth adalah bagian dalam mulut mereka yang berwarna putih cerah, begitu kontrasnya dengan warna tubuh mereka yang gelap. Saat merasa terancam, cottonmouth akan membuka mulut lebar-lebar dan memperlihatkan lapisan putih tersebut. Dari situlah, nama cottonmouth berasal. Kontras antara putih mulut cottonmouth yang bagaikan kapas dengan gelap warna tubuh mereka membuat hewan lain tertegun dan berpikir dua kali untuk mendekat.
6. Bisa cottonmouth menyebabkan pendarahan internal

Gigitan ular cottonmouth bisa berdampak fatal pada manusia. Mengutip laman Live Science, racun hemotoksin pada bisa cottonmouth dapat menyebabkan pendarahan internal hingga kerusakan jaringan dan otot. Oleh karena itu, siapa pun yang digigit oleh cottonmouth harus mendapatkan penanganan medis secepat mungkin. Cottonmouth menyumbang kurang dari 1 persen dari semua kematian akibat gigitan ular di Amerika Serikat.
7. Ular dengan reputasi buruk di Amerika

Di Amerika, cottonmouth punya reputasi buruk sebagai ular berbisa yang sangat agresif. Meski begitu, ular ini sebenarnya jarang menyerang manusia. Jeff Beane, pakar herpetologi dari North Carolina Museum of Natural Science mengungkapkan pada laman How Stuff Works kalau cottonmouth cuma menggigit kalau merasa terancam. Mereka gak akan menyerang selama kamu tidak coba memegang.
Strategi pertahanan diri cottonmouth memang beda dari ular lain. Umumnya, ular lain akan berlari atau sembunyi. Di hadapan ancaman, ular cottonmouth cenderung mempertahankan posisi dan membuka mulut lebar-lebar untuk mengintimidasi pengganggu.
Sungguh ular yang menakjubkan, bukan? Meski punya reputasi berbahaya, ular cottonmouth sebenarnya hanya ingin manusia untuk menjaga jarak dengan mereka. Kalau kamu tertarik untuk melihat cottonmouth secara langsung, ingatlah untuk menonton mereka dari kejauhan, ya!