Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gerhana Bulan Total Bisa Disaksikan di Indonesia, Catat Waktunya

ilustrasi gerhana bulan (unsplash.com/Martin Adams)
ilustrasi gerhana bulan (unsplash.com/Martin Adams)
Intinya sih...
  • Gerhana Bulan Total terjadi 7-8 September 2025 di Indonesia, bisa disaksikan oleh seluruh masyarakat.
  • Proses terjadinya Gerhana Bulan bukan peristiwa langka, terjadi minimal dua kali dan paling banyak hingga lima kali dalam setahun.
  • Proses keseluruhan Gerhana Bulan Total berlangsung selama 5 jam 26 menit 40 detik, dengan gerhana total berlangsung selama 1 jam 22 menit 06 detik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gerhana Bulan terakhir di tahun 2025 akan segera datang di mana fenomena ini bisa disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia pada 7-8 September 2025. Tentu saja ini menjadi kabar yang menggembirakan karena Gerhana Bulan pertama yang terjadi pada Maret kemarin hanya bisa diamati di Indonesia Timur.

Sementara Gerhana Bulan kali ini, seluruh masyarakat Indonesia bisa menyaksikan seluruh proses Gerhana Bulan Total. Pengamat di Indonesia bisa menyaksikan kehadiran Bulan Purnama yang tampak merah di langit malam, mengutip dari situs Langit Selatan.

Proses terjadinya Gerhana Bulan

Gerhana Bulan bukan peristiwa langka karena dalam satu tahun bisa terjadi minimal dua kali dan paling banyak hingga lima kali. Ini terjadi karena Bumi yang berada di antara Matahari dan Bulan. Cahaya Matahari terhalang untuk mencapai Bulan sehingga tidak ada cahaya yang dipantulkan ke Bumi. Posisi ini terjadi saat fase purnama.

Gerhana tidak terjadi setiap Bulan Purnama karena orbit dari satelit alami Bumi ini yang miring 5 derajat terhadap orbit Bumi, membuat ketiganya jarang segaris sempurna.

Saat Bulan masuk dalam bayang-bayang inti Bumi atau umbra, terjadilah gerhana. Menariknya, Bulan tidak hilang sama sekali, melainkan berwarna merah bata. 

Jadi, saat cahaya matahari melewati atmosfer Bumi, cahaya pada panjang gelombang hijau sampai ungu disebarkan dan disaring oleh atmosfer. Hanya cahaya merah yang bisa lolos melewati atmosfer dan menyinari Bulan meskipun sebagian cahaya merah tersebut ada yang dibiaskan atau dibelokkan.

Karena itu, kita bisa menyaksikan Bulan tampak kemerahan saat Gerhana Bulan total. Peristiwa ini juga dijuluki Blood Moon atau Bulan Darah atau Bulan Merah Bata. Tapi, tingkat kemerahan atau intensitas warna merah Bulan juga bergantung pada kondisi atmosfer.

Berlangsung lebih dari 5 jam

ilustrasi fase gerhana Bulan (unsplash.com/Matteo Grassi)
ilustrasi fase gerhana Bulan (unsplash.com/Matteo Grassi)

Proses keseluruhan Gerhana Bulan Total mulai dari kontak pertama sampai terakhir berlangsung selama 5 jam 26 menit 40 detik, sedangkan untuk gerhana total berlangsung selama 1 jam 22 menit 06 detik. Puncak gerhana terjadi pada pukul 01:12 WIB

Kontak pertama atau Gerhana Penumbra dimulai pada 22:28 WIB dan kontak terakhir penumbra yang mengakhiri seluruh proses gerhana pada pukul 03:55 WIB.

Pengecualian untuk Papua

Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025 bisa diamati dari Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Untuk Indonesia, pengamat di hampir seluruh wilayah bisa menikmati pemandangan Bulan yang berubah menjadi merah. 

Masyarakat bisa menyaksikan gerhana mulai jelang tengah malam saat kontak pertama, ketika Bulan memasuki penumbra, sampai kontak terakhir ketika Bulan meninggalkan penumbra Bumi. Tapi, khusus di sebagian wilayah Papua, pengamat hanya bisa mengamati gerhana sampai saat Bulan keluar dari umbra Bumi atau saat gerhana sebagian berakhir. Kontak terakhir saat gerhana penumbra tidak dapat diamati lagi karena Bulan sudah terbenam dalam kondisi gerhana dan Matahari sudah terbit. 

Untuk para pengamat, Gerhana Bulan bisa diamati tanpa teleskop. Tapi penggunaan binokuler dan teleskop tentu akan bisa melihat Bulan dengan lebih detail. Selain itu, siapkan juga kamera untuk mengabadikan Gerhana Bulan Total dan menangkap detail perubahan warna Bulan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Ular Garter Kepala Hitam, si Kecil yang Gemar Berenang

05 Sep 2025, 15:06 WIBScience