Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Gurita Menggunakan Alat untuk Berburu?

gurita berburu
Gurita (pexels.com/Ashley Christiano)
Intinya sih...
  • Gurita menggunakan lingkungan sekitarnya sebagai alat berburu
  • Belajar dari pengalaman untuk meningkatkan strategi berburu
  • Gerakan lengan gurita terkoordinasi dengan presisi untuk mengeksekusi strategi berburu
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Laut menyimpan beragam misteri yang menakjubkan, dan gurita menjadi salah satu hewan yang paling menarik perhatian karena kecerdasannya yang tak biasa. Ia bukan hanya ahli kamuflase, tetapi juga mampu berpikir cepat dan memanfaatkan benda di sekitarnya untuk bertahan hidup.

Gurita sering kali terlihat membawa beberapa benda untuk melindungi diri dan menangkap mangsa. Kebiasaannya menunjukkan kemampuan berpikir yang terencana, bukan sekadar refleks instingtif. Berikut cara gurita memanfaatkan alat dalam berburu mangsa secara cermat dan efisien.

1. Gurita mengubah lingkungan menjadi alat berburu

Gurita
Gurita (pexels.com/yu zhang)

Gurita tidak sekadar memanfaatkan lingkungan untuk bersembunyi, tetapi juga mengubah benda di sekitarnya menjadi alat bantu berburu. Ia kerap mengambil batok kelapa atau cangkang kosong untuk menutupi tubuhnya lalu menunggu mangsa lewat di dekatnya. Begitu ada ikan kecil yang mendekat, gurita langsung menyerang dari balik perlindungan itu dengan kecepatan luar biasa.

Tindakan tersebut menunjukkan kemampuan berpikir yang melibatkan pengamatan dan strategi. Gurita memahami bahwa benda di sekitarnya dapat dimanfaatkan untuk keuntungan taktis. Ia bahkan bisa mengingat tempat persembunyian atau alat yang pernah dipakainya. Hal ini menggambarkan adanya ingatan dan perencanaan sederhana yang jarang ditemukan pada hewan tanpa tulang belakang.

2. Gurita belajar dari pengalaman untuk meningkatkan strategi

Gurita
Gurita (pexels.com/Joachim Schnürle)

Setiap kali gagal menangkap mangsa, gurita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia mencoba cara lain hingga menemukan yang paling berhasil. Pola ini menunjukkan kemampuan belajar dari pengalaman, bukan hanya mengandalkan naluri. Ketika seekor gurita menyadari bahwa mangsa bereaksi cepat, ia akan memperlambat gerakannya atau mengganti arah mendekat dari sisi yang lebih aman.

Menariknya, perilaku ini dapat berkembang seiring waktu. Gurita yang hidup di daerah berkarang misalnya, sering memanfaatkan bentuk bebatuan untuk menipu mangsa. Ia meniru warna karang, lalu menggunakan cangkang kecil sebagai perangkap. Semua dilakukan dengan kesadaran bahwa benda-benda itu memiliki fungsi yang bisa mendukung tujuannya berburu.

3. Gerakan lengan gurita terkoordinasi dengan presisi

Gurita
Gurita (pexels.com/Jeffry S.S.)

Setiap lengan gurita dapat bergerak secara bebas, tetapi tetap bekerja sama dalam satu tujuan. Saat menggunakan batu atau cangkang untuk menutup sarang, setiap gerakan tampak terukur dan sinkron. Koordinasi seperti ini membutuhkan kemampuan pengendalian motorik yang tinggi. Gurita dapat mengatur kekuatan genggamannya agar benda tidak terjatuh, meskipun dilakukan di bawah tekanan air laut.

Kulit lengannya juga peka terhadap tekanan dan tekstur. Ia dapat menilai berat atau bentuk benda hanya dengan menyentuhnya. Hal ini memungkinkan gurita menentukan alat yang cocok untuk digunakan tanpa harus mencoba satu per satu. Gerakan yang presisi ini membuatnya mampu mengeksekusi strategi berburu dengan efisien dan minim kesalahan.

4. Alat digunakan sebagai perlindungan dan perangkap mangsa

Gurita
Gurita (pexels.com/Pia B)

Benda yang digunakan gurita tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan, tetapi juga sebagai jebakan. Ketika ingin beristirahat, ia menutup sarangnya dengan batu kecil agar predator sulit masuk. Namun, saat berburu, alat itu berubah fungsi menjadi bagian dari strategi penyerangan. Gurita menata cangkang di area tertentu lalu bersembunyi di antara celahnya sambil menunggu mangsa lewat.

Begitu waktu tepat, ia menyerang dan menutup jalan keluar mangsa dengan cangkang yang sudah disiapkan. Cara ini tidak membutuhkan kekuatan besar, melainkan perhitungan posisi dan waktu yang akurat. Gurita tahu bagaimana memanfaatkan kondisi lingkungan untuk menjebak mangsa tanpa harus mengejar mereka terlalu jauh.

5. Kecerdasan gurita menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa

Gurita
Gurita (pexels.com/Ann Antonova)

Kebiasaan gurita dalam menggunakan alat menjadi bukti nyata kemampuan adaptasinya di habitat laut yang penuh tantangan. Ia tidak sekadar bereaksi terhadap ancaman, tetapi mampu berpikir untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Kecerdasan seperti ini membantu gurita bertahan di berbagai kondisi lingkungan, dari perairan dangkal hingga dasar laut yang gelap.

Selain menunjukkan kepekaan terhadap lingkungan, perilaku tersebut juga memperlihatkan fleksibilitas pikiran. Gurita bisa menyesuaikan strategi berburu tergantung pada mangsa yang dihadapi. Jika berhadapan dengan kepiting keras, ia memakai batu kecil untuk memecah cangkang. Jika mengejar ikan lincah, ia mengandalkan kamuflase dan kecepatan tangan. Semua itu dilakukan dengan efisiensi luar biasa.

Kecerdasan gurita dalam memanfaatkan alat menunjukkan bahwa kehidupan laut lebih kompleks dari yang terlihat di permukaan. Ia bukan hanya predator cepat, tetapi juga pemikir taktis yang memahami fungsi benda di sekitarnya. Jika seekor gurita mampu mengubah lingkungan menjadi alat untuk bertahan, mungkinkah masih banyak fakta hewan lain di laut yang belum kita temukan sepenuhnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Coba Tebak Ilmuwan Muslim dan Penemuannya, Kamu Tahu?

25 Okt 2025, 12:15 WIBScience