Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hewan Amfibi yang Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim

Katak (freepik.com/kuritafsheen77)
Katak (freepik.com/kuritafsheen77)
Intinya sih...
  • Perubahan iklim berdampak buruk bagi hewan amfibi, menyebabkan penurunan populasi dan ancaman kepunahan
  • Hewan amfibi seperti katak panah beracun, axolotl, katak emas, dan salamander raksasa terancam punah akibat perubahan iklim
  • Peran vital hewan amfibi dalam ekosistem sebagai pengendali serangga alami dan indikator kesehatan lingkungan

Perubahan iklim bukan cuma soal es mencair di kutub atau suhu udara makin panas. Di balik itu semua, ada makhluk-makhluk kecil yang kehidupannya terguncang hebat, salah satunya adalah para hewan amfibi. Mereka yang biasanya hidup damai di dua alam, sekarang harus berjuang keras agar tidak lenyap dari muka Bumi.

Kenaikan suhu hingga penyakit jamur yang makin ganas, semuanya jadi mimpi buruk buat para amfibi. Meskipun tubuh mereka lentur dan bisa beradaptasi, tetap saja perubahan iklim ini terlalu brutal. Yuk, kenalan dengan lima hewan amfibi yang sekarang sedang berada di ambang kepunahan.

1. Katak panah beracun (Poison dart frog)

Katak panah beracun (freepik.com/kuritafsheen77)
Katak panah beracun (freepik.com/kuritafsheen77)

Si mungil berwarna cerah ini memang kelihatan lucu, tapi jangan tertipu. Warna mencoloknya justru jadi pertanda kalau ia sangat beracun, bahkan cukup buat melumpuhkan predator dalam hitungan detik. Katak panah beracun ini banyak ditemukan di hutan hujan Amerika Selatan, khususnya di daerah Amazon.

Sayangnya, tempat tinggalnya kini makin sempit karena deforestasi dan suhu yang tak menentu. Perubahan iklim membuat kelembapan menurun, padahal mereka butuh kondisi lembap untuk bernapas lewat kulit. Akibatnya, populasi mereka terus menurun dalam beberapa dekade terakhir.

2. Axolotl (Ambystoma mexicanum)

Axolotl (pixabay.com/Jerrico)
Axolotl (pixabay.com/Jerrico)

Siapa yang nggak kenal axolotl? Hewan air asal Meksiko ini viral karena penampilannya yang imut dan selalu terlihat ‘senyum’. Axolotl adalah salamander yang unik karena nggak pernah bermetamorfosis sempurna—mereka tetap hidup di air sepanjang hidupnya.

Tapi di balik wajah menggemaskannya, axolotl berada di ujung tanduk. Danau Xochimilco yang jadi rumahnya makin tercemar dan menyusut akibat pemanasan global. Tak hanya itu, mereka juga harus bersaing dengan spesies invasif yang diperkenalkan manusia.

3. Katak emas panama (Panamanian golden frog)

Katak emas Panama (commons.wikimedia.org/gunting Lt)
Katak emas Panama (commons.wikimedia.org/gunting Lt)

Dengan warna kuning keemasan yang mencolok, katak ini bagaikan perhiasan hidup di hutan tropis Panama. Dulu, katak emas sering dianggap simbol keberuntungan di negara asalnya. Tapi sekarang, nasibnya malah penuh ketidakberuntungan.

Perubahan iklim memperparah penyebaran jamur chytrid yang mematikan bagi katak ini. Populasinya di alam liar bahkan sudah dianggap punah, dan hanya bisa ditemukan di penangkaran. Itu pun jumlahnya sangat terbatas.

4. Salamander raksasa Cina (Chinese giant salamander)

Salamander raksasa Cina (commons.wikimedia.org/Tongkwim 238 Bjaiame)
Salamander raksasa Cina (commons.wikimedia.org/Tongkwim 238 Bjaiame)

Kalau biasanya amfibi berukuran kecil, salamander raksasa satu ini bisa bikin kaget. Dengan panjang bisa mencapai 1,8 meter, ia dinobatkan sebagai amfibi terbesar di dunia. Hidup di sungai-sungai pegunungan di Tiongkok, salamander ini punya peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem air tawar.

Sayangnya, aktivitas manusia yang memicu perubahan iklim turut membuat aliran sungai menjadi semakin tidak menentu. Pembangunan bendungan, misalnya, sangat mengganggu ekosistem alami dan membuat banyak sungai yang menjadi habitat mereka mengering. Ditambah dengan perburuan liar untuk konsumsi dan pengobatan tradisional, salamander raksasa kini terancam punah dan sudah masuk daftar merah IUCN.

5. Katak gunung (Mountain yellow legged frog)

Katak gunung (commons.wikimedia.org/Survei Geologi AS dari Reston, VA, AS)
Katak gunung (commons.wikimedia.org/Survei Geologi AS dari Reston, VA, AS)

Dulu jumlah katak gunung di pegunungan Sierra Nevada, Amerika Serikat, sangat melimpah. Tapi kini, mereka seperti hantu yang sulit ditemukan. Suhu yang ekstrem dan kekeringan musiman mempersulit mereka berkembang biak.

Selain itu, katak ini sangat rentan terhadap jamur chytrid. Perubahan iklim mempercepat penyebaran jamur itu, membuat sistem kekebalan mereka tumbang. Kini, upaya konservasi jadi satu-satunya harapan bagi mereka untuk bertahan.

Hewan amfibi mungkin nggak sepopuler gajah atau harimau, tapi peran mereka dalam ekosistem sangat vital. Mereka adalah pengendali serangga alami, indikator kesehatan lingkungan, bahkan sumber inspirasi penelitian medis. Kalau mereka lenyap, rantai kehidupan di alam juga ikut kacau.

Perubahan iklim jadi ancaman senyap tapi mematikan buat mereka. Lewat daftar ini, semoga kita jadi lebih sadar dan peduli bahwa sekecil apa pun makhluk hidup, mereka tetap punya hak untuk bertahan hidup. Alam semesta ini bukan milik manusia saja, tapi milik semua makhluk yang berbagi Bumi bersama kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us