Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ilmuwan Muslim yang Mengembangkan Ilmu sebelum Barat Mengenalnya

Ibnu Sina (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Ibnu Sina (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Intinya sih...
  • Al-Khawarizmi, ilmuwan Muslim berpengaruh di matematika dan astronomi, menciptakan konsep aljabar dan algoritma yang membawa sistem bilangan desimal ke Eropa.
  • Ibn al-Haytham, pionir optik dan metode ilmiah, memengaruhi Galileo, Kepler, dan Newton dengan pendekatan eksperimen dalam karyanya Book of Optics.
  • Jabir bin Hayyan mengubah alkimia menjadi ilmu kimia, memperkenalkan metode ilmiah seperti kristalisasi dan distilasi serta berhasil memproduksi berbagai asam penting.

Sejarah sains modern sering kali dikaitkan dengan tokoh-tokoh era Renaisans di Eropa. Namun, jauh sebelum masa itu, dunia Islam telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang mengubah cara manusia memahami ilmu pengetahuan. Dalam periode Zaman Keemasan Islam ini, para ilmuwan menulis hingga melakukan eksperimen yang menjadi fondasi ilmu pengetahuan.

Setidaknya, ada lima ilmuwan Muslim yang mengembangkan ilmu sebelum Barat mengenalnya. Dari konsep algoritma hingga pemahaman anatomi tubuh manusia, kontribusi mereka membentuk dasar dari ilmu pengetahuan modern seperti yang kalian kenal hari ini. Daripada penasaran siapa saja ilmuwannya, berikut adalah kelima daftarnya.

1. Al-Khawarizmi

Al-Khawarizmi (commons.wikimedia.org/Davide Mauro)
Al-Khawarizmi (commons.wikimedia.org/Davide Mauro)

Al-Khawarizmi adalah salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh dalam bidang matematika, astronomi, dan geografi. Melansir lms.su.edu.pk, karya terkenalnya, The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing, menyajikan solusi sistematis petama yang membahas persamaan linear dan kuadrat dalam bahasa Arab.

Dalam karya ini, ia memperkenalkan metode yang kini dikenal sebagai aljabar, berasal dari kata Arab al-jabr. Selain itu, namanya menjadi asal mula kata algoritma, sebuah konsep fundamental dalam ilmu komputer modern. Melalui terjemahan Latin pada abad pertengahan, kontribusinya membawa sistem bilangan desimal dan metode matematika canggih ke Eropa.

2. Ibn al-Haytham

Ibn al-Haytham (commons.wikimedia.org/Sopianwar)
Ibn al-Haytham (commons.wikimedia.org/Sopianwar)

Ibn al-Haytham adalah pionir dalam bidang optik dan metode ilmiah yang karyanya jauh mendahului penemuan ilmuwan Barat. Ia menolak teori yang menyatakan bahwa mata memancarkan cahaya, dan justru menjelaskan bahwa penglihatan terjadi karena cahaya dari objek masuk ke mata. Penemuan ini dicantumkan dalam karyanya yaitu, Book of Optics.

Tidak hanya itu, ia juga menerapkan pendekatan ilmiah berbasis eksperimen. Pendekatannya ini bahkan memengaruhi tokoh-tokoh besar seperti Galileo Galilei, Johannes Kepler, dan Isaac Newton. Karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menyebar luas di Eropa dan memainkan peran penting dalam perkembangan sains Barat.

3. Jabir bin Hayyan

Jabir bin Hayyan (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Jabir bin Hayyan (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Jabir bin Hayyan adalah ilmuwan Muslim yang berjasa besar dalam mengubah alkimia menjadi ilmu kimia. Ia memperkenalkan banyak metode ilmiah seperti kristalisasi, distilasi, sublimasi, dan amalgamasi yang masih digunakan hingga kini dalam laboratorium modern. Melansir iscience4fun, Jabir juga mengembangkan lebih dari 20 jenis peralatan laboratorium.

Jabir adalah orang pertama yang berhasil memproduksi berbagai asam penting, termasuk asam sulfat, asam nitrat, dan aqua regia. Ia juga menyusun sistem klasifikasi zat kimia serta mengembangkan teori sulfur-merkuri yang memengaruhi alkimia Barat selama berabad-abad. Karya-karyanya membuatnya dikenang sebagai bapak kimia dalam sejarah sains.

4. Ibnu Sina

Ibnu Sina (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Ibnu Sina (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Ibnu Sina, yang lebih dikenal di dunia Barat sebagai Avicenna, merupakan tokoh besar dalam sejarah kedokteran dan filsafat. Ia menulis The Canon of Medicine (Al-Qanun fi al-Tibb), yang menjadi standar referensi medis selama berabad-abad, hingga abad ke-18. Karyanya menjadi dasar sistem kedokteran saat ini.

Ia menjelaskan secara rinci penyakit, penyebabnya, dan metode penyembuhan, termasuk ide-ide tentang penularan penyakit dan cara penyaluran obat. Tak hanya dalam bidang medis, Ibnu Sina juga berkontribusi besar dalam filsafat, fisika, kimia, dan astronomi. Bukunya The Book of Healing menjadi ensiklopedia pengetahuan yang memengaruhi pemikiran ilmiah.

5. Al-Razi

Al-Razi (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Al-Razi (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Al-Razi adalah seorang ilmuwan dan dokter Muslim yang terkenal dengan kontribusinya dalam dunia medis dan ilmiah. Melansir laman acsu.buffalo.edu, ia adalah orang pertama yang secara jelas membedakan antara cacar dan campak. Al-Razi juga memelopori penggunaan alkohol sebagai antiseptik dalam praktik medis.

Karya monumentalnya, Al-Hawi (The Comprehensive Book on Medicine), merupakan ensiklopedia medis yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi buku pegangan utama di Eropa selama lebih dari lima abad. Sebagai kepala rumah sakit di Baghdad, Al-Razi juga membuat standar pelayanan medis yang manusiawi dan efisien.

Ada banyak ilmuwan Muslim yang mengembangkan ilmu sebelum Barat mengenalnya. Dapat diartikan, kontribusi ilmuwan Muslim terhadap perkembangan ilmu pengetahuan tidak hanya besar, tetapi juga sangat mendasar. Dalam berbagai bidang seperti matematika, optik, kimia, dan kedokteran, mereka meletakkan dasar-dasar yang kelak akan membentuk sains modern.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us