Jenis Vaksin Kucing yang Perlu Diberikan, Jaga Kesehatan Anabul!

Bagi para pencinta kucing terlebih sedang memelihara kucing penting sekali untuk menjaga kesehatan hewan ini. Selain dengan menjaga pola makan hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemberian vaksin kucing sesuai jadwal.
Pemberian vaksin ini akan membuat kucing terlindungi dari infeksi virus dan bakteri. Meskipun menurut beberapa mitos kucing memiliki sembilan nyawa tetap saja kucing akan berisiko terkena virus atau bakteri. Kemudian akan membuat kucing kesayanganmu sakit bahkan bisa mati.
Virus dan bakteri yang membawa penyakit bagi kucing akan lebih cepat menyebar dan bisa didapatkan saat sedang bermain di luar bersama kucing lain. Maka, penting bagi kamu memberikan nutrisi yang sesuai serta pastikan juga bahwa kucing kamu memperoleh vaksin kucing yang lengkap supaya kesehatan mereka tetap terjaga.
Jenis-jenis vaksin kucing

Cara kerja vaksin kucing dengan merangsang imun tubuh untuk menghasilkan antibodi supaya melindungi dari infeksi penyakit. Menurut The Feline Vaccination Advisory Panel, yang terdiri dari dokter hewan dan ilmuwan membagi vaksin menjadi dua kategori yaitu vaksin inti dan vaksin non-inti.
Vaksin inti merupakan vaksin yang diberikan untuk semua kucing untuk mencegah penyakit yang umum diderita. Apa pun kondisi mereka dan di mana pun tempat tinggalnya, mereka akan tetap bisa memperoleh vaksin ini.
Sementara itu, vaksin non-inti merupakan vaksin yang diberikan kepada kucing yang berisiko terkena penyakit tertentu karena gaya hidupnya yang sering bertemu dengan banyak hewan lain dan menghabiskan waktu di luar rumah. Berikut beberapa jenis vaksin kucing inti yang dapat kamu berikan untuk peliharaan kesayanganmu.
1. Vaksin Feline Calicivirus (vaksin FCV)

Dilansir PetMD, Feline Calicivirus merupakan beberapa strain virus yang menyerang saluran pernapasan atas kucing. Ketika terserang penyakit ini, kucing akan mengalami beberapa tanda seperti bersin dan ingus serta ulserasi mulut.
FCV berkaitan dengan gingivitis atau stomatitis kronis yaitu peradangan yang terjadi di gusi dan gigi yang sangat menyakitkan. Terdapat sejumlah strain yang berbahaya dan mengakibatkan kerontokan rambut serta pengerasan kulit di bagian tubuh lain. Selain itu, akan mengakibatkan hipertensi hingga kematian. Sebagai langkah pencegahan terjadinya infeksi Calicivirus dan mengurangi risiko kucingmu mengalami gejala yang parah ketika terinfeksi, kamu perlu memberikan vaksin FCV.
Dilansir VCA Animal Hospitals, pemberian vaksin hanya cukup efektif untuk mengurangi keparahan dan durasi infeksi. Hal ini dikarenakan kekebalan yang kuat terhadap virus tidak berjangka panjang dan dapat diatasi dengan pemberian dosis tinggi pada lingkungan terdekat.
2. Vaksin Rabies

Dilansir VCA Animal Hospitals, Rabies menjadi penyakit yang penting untuk diawasi karena setelah gejalanya muncul akan mengakibatkan kematian dan dari gigitan hewan yang telah terinfeksi akan mudah menularkan ke manusia dan hewan lainnya. Rabies akan menyebabkan kelainan neurologis yang secara cepat akan mengakibatkan kematian. Vaksinasi Rabies menjadi hal terpenting bagi semua kucing.
Dilansir International Cat Care, Rabies dapat ditemukan di seluruh negara atau wilayah sehingga sangat disarankan bagi seluruh kucing untuk melakukan vaksinasi terhadap penyakit ini. Vaksinasi menjadi pencegahan penyakit yang paling efektif untuk dilakukan.
3. Vaksin Feline Panleukopenia (vaksin FPV)

Dilansir Perth Vet Care, terkait dengan Canine Parvovirus atau Panleukopenia mengakibatkan gejala gastroenteritis pada kucing. Virus ini akan menginfeksi dengan cepat sel-sel yang membelah di sumsum tulang dan saluran usus, misalnya sel darah putih.
Sel-sel ini akan membantu melawan penyakit namun jumlah sel darah putih pada kucing yang rendah akan membuat kucing rentan terkena infeksi. Infeksi pada usus akan mengakibatkan diare parah.
Panleukopenia akan menyebar melalui kontak dengan feses atau sekresi oral dari kucing yang terinfeksi. Penularan bisa terjadi melalui perawatan, berbagi makanan atau mangkuk air, kawin atau luka gigitan. Vaksinasi akan bekerja dengan baik untuk mencegah kucing terinfeksi panleukopenia meskipun pengobatan dari penyakit ini sangat sulit dan berakibat fatal
4. Vaksin Feline Rhinotracheitis (vaksin FHV-1)

Dilansir PetMD, Feline Rhinotracheitis dikenal juga sebagai Feline Herpesvirus yang mengakibatkan gejala infeksi saluran pernapasan atas yang parah. Gejala yang dapat terlihat seperti bersin, hidung tersumbat dan keluar cairan, serta konjungtivitis. Selain itu, juga ditemukan ulserasi mulut dan pneumonia.
Virus akan memasuki masa laten di saraf ketika kucing sudah pulih dari infeksi awal. Saat kucing mengalami stres, virus akan aktif kembali dan muncul gejala-gejala infeksi lagi.
Dilansir International Cat Care, kucing akan tertular virus ini melalui kontak langsung atau saling berdekatan, misalnya terkena tetesan bersin. Kucing bisa bertahan hidup dalam waktu singkat karena terinfeksi virus ini. Pemberian vaksin sebagai langkah penting walaupun vaksinasi tidak selalu mencegah virus tetapi dapat membantu mengurangi keparahan penyakit saat kucing yang divaksinasi terinfeksi.
Selain vaksin kucing inti di atas, ada beberapa vaksin non-inti yang direkomendasikan oleh dokter hewan jika kucing peliharaanmu mengalami risiko tinggi terpapar penyakit tertentu. Vaksin kucing ini diberikan melalui suntikan atau semprotan di hidung (Intranasal).
Pemberian vaksin kucing menyesuaikan usia, kondisi kesehatan, dan gaya hidup kucing. Berikut ini jenis vaksin non-inti yang akan memberikan perlindungan yang berharga bagi kucing kesayanganmu.
1. Vaksin Feline Leukemia Virus (FeLV)

Dilansir VCA Animal Hospitals, Feline Leukemia Virus menyebar secara luas dan kucing dapat terinfeksi di luar ruangan atau di kandang. Anak kucing rentan terhadap infeksi sehingga FeLV dijadikan vaksin inti bagi anak kucing. Kucing yang terinfeksi virus secara terus-menerus akan mengalami tumor atau kerusakan sistem kekebalan yang berakibat pada kematian.
Dilansir International Cat Care, cara mencegah infeksi dengan melakukan tes darah untuk mengetahui apakah kucing kamu terinfeksi virus ini atau tidak. Kamu juga melakukan isolasi pada kucing tersebut untuk mencegah bersentuhan dengan hewan lain hal ini.
Ketika kucing keluar dan bertemu dengan kucing yang tidak jelas statusnya sangat berisiko terpapar FeLV dan jika dilakukan vaksinasi pada kucing tersebut akan sangat berbahaya. Namun, sangat disarankan untuk semua anak kucing dilakukan vaksinasi terhadap FeLV karena kucing yang lebih muda rentan terkena infeksi dan tidak dapat diketahui risikonya saat tumbuh dewasa.
2. Vaksin Bordetella Bronchiseptica

Dilansir VCA Animal Hospitals, Bordetella Bronchiseptica sebagai infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan atas pada kucing. Vaksin ini diberikan sebagai cara untuk mengendalikan infeksi pada cattery yang infeksinya sudah dikonfirmasi.
Dilansir International Cat Care, virus ini bisa menjadi masalah utama bagi kucing yang sedang stres. Bakteri juga akan mengakibatkan pneumonia pada anak kucing muda. Kucing yang mengalami Bordetella Bronchiseptica dapat diobati secara efektif dengan antibiotik yang sesuai tetapi ada beberapa kucing yang tidak membutuhkan vaksinasi. Namun, kucing yang mengalami penyakit berulang sangat perlu vaksinasi untuk membantu melindungi kucing.
3. Vaksin Feline Immunodeficiency Virus (FIV)

Dilansir Pet Vet Care, Feline Immunodeficiency Virus (FIV) mirip dengan HIV yaitu infeksi virus yang mempengaruhi sistem kekebalan kucing. Hal ini akan mengakibat mereka rentan terhadap infeksi dan penyakit parah.
Feline Immunodeficiency Virus (FIV) menular melalui luka gigitan atau dari induk kucing yang ke anak kucingnya melalui susu atau plasenta. Kucing luar ruangan akan mempunyai risiko tertinggi. Hal ini akan terjadi pada mereka yang sering berkelahi seperti kucing jantan.
Vaksin yang tersedia belum sepenuhnya efektif untuk mencegah penyakit tersebut. Melansir International Cat Care, jenis virus FIV ada banyak dan berbeda sehingga belum diketahui jelas seberapa baik vaksin yang tersedia untuk melindungi virus ini. Akan tetapi, vaksin akan memberikan tingkat perlindungan yang berharga terhadap kucing yang terpapar.
Kucing yang divaksin juga perlu melakukan tes rutin untuk mendeteksi kucing yang terinfeksi FIV. Sebagai langkah mengatasi masalah ini disediakan tes diagnostik yang lebih baru.
4. Vaksin Chlamydophila Felis

Dilansir International Cat Care, Chlamydophila Felis merupakan jenis bakteri yang mengakibatkan konjungtivitis pada kucing. Anak kucing yang masih muda memiliki kemungkinan besar untuk terpapar dengan tanda-tanda pernapasan bagian atas yang ringan.
Kucing yang sudah terpapar dapat diobati dengan antibiotik yang sesuai. Pemberian vaksinasi sebagai bagian dalam membantu pengendalian keadaan akibat terinfeksi.
Seberapa sering kucing harus divaksinasi?

Dilansir VCA Animal Hospitals, semua anak kucing divaksin pertama kali antara usia 6-8 minggu dan dosis penguat diberikan setiap 3-4 minggu sampai berusia 16-20 minggu. Anak kucing tidak akan terlindungi secara penuh hingga 10 hari setelah selesai vaksinasi.
Jika kucing kamu memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit, jadwal vaksinasi yang lebih sering (setiap tahun) sangat disarankan. Penting sekali untuk mendiskusikan gaya hidup kucing kamu dengan dokter hewan agar bisa menentukan jadwal vaksinasi dan vaksin yang sesuai dengan kucing kamu. Menurut Pedoman Vaksinasi American Association of Feline Practitioners (AAFP), kucing dewasa memiliki bisa melakukan vaksinasi inti setiap tiga tahun dan vaksin non-inti sesuai dengan rekomendasi dokter hewan.
Dilansir International Cat Care, vaksinasi ulang pertama dilakukan untuk mengetahui tingkat perlindungan berkelanjutan dan diberikan ketika sudah 12 bulan. Setelah itu, pemberian vaksinasi penguat hanya setiap 1-3 tahun sesuai dengan vaksin, penyakit, dan risiko pada setiap kucing. Kucing yang berada di kandang akan membutuhkan vaksinasi tahunan atau vaksin penguat sebelum kucing masuk ke dalam kandang hal ini karena berada dalam risiko yang lebih tinggi.
Setelah kamu mengetahui jenis vaksin dan jadwal vaksinasi, jangan lupa bawa kucing peliharaan ke dokter hewan. Kamu juga bisa langsung bertanya kepada dokter hewan untuk mengetahui jenis vaksin yang sesuai dengan kucingmu.