Gara-Gara Salah Paham, Sejarah Mencatat 5 Kejadian Absurd Ini!

Sejarah mencatat banyak peristiwa besar yang terjadi bukan karena rencana matang, tetapi akibat kesalahpahaman. Di antaranya bahkan berujung perang, krisis ekonomi, hingga peristiwa politik yang mengubah nasib suatu negara. Miskomunikasi sederhana bisa berdampak luas, terutama ketika melibatkan kepentingan banyak pihak.
Banyak kejadian absurd yang terjadi akibat salah tafsir atau keliru dalam memahami situasi. Penasaran kejadian mana saja yang masuk kategori salah paham paling fatal? Simak lima peristiwa berikut yang benar-benar terjadi!
1. Perang 335 tahun karena lupa menyatakan damai

Kerajaan Belanda dan Kepulauan Scilly, Inggris, terlibat dalam perang paling aneh sepanjang sejarah. Deklarasi perang diumumkan pada 1651, tetapi karena wilayah Scilly kecil dan dianggap tidak mengancam, Belanda tidak pernah melancarkan serangan. Konflik ini terlupakan selama ratusan tahun tanpa ada pertempuran sama sekali.
Pada 1986, seorang sejarawan menemukan bahwa perang ini secara teknis belum berakhir karena tidak ada perjanjian damai resmi. Pemerintah Belanda akhirnya mengirim delegasi ke Scilly untuk menandatangani perjanjian damai setelah 335 tahun. Perang ini menjadi yang terpanjang dalam sejarah, meskipun tanpa satu pun korban jiwa.
2. Ketegangan Amerika Serikat dan Inggris gara-gara seekor babi

Tahun 1859, Amerika Serikat dan Inggris hampir berperang di Pulau San Juan, dekat perbatasan Kanada. Pemicunya adalah seorang petani Amerika yang menembak mati babi milik seorang warga Inggris karena hewan itu merusak ladangnya. Insiden kecil ini memicu perselisihan diplomatik antara kedua negara dan menimbulkan ketegangan politik.
Kedua belah pihak mengerahkan pasukan ke pulau itu, bersiap menghadapi perang besar hanya karena seekor babi. Ketegangan berlangsung berbulan-bulan sebelum akhirnya dicapai kesepakatan damai. Peristiwa ini dikenal sebagai "Perang Babi," konflik paling absurd dalam sejarah yang untungnya berakhir tanpa pertumpahan darah.
3. Salah terjemahan, Jepang dan Amerika Serikat nyaris gagal berdamai

Tahun 1945, menjelang akhir Perang Dunia II, Perdana Menteri Jepang Kantaro Suzuki menggunakan kata "mokusatsu" dalam tanggapan terhadap Ultimatum Potsdam dari Sekutu. Kata ini memiliki dua arti, bisa diterjemahkan sebagai "tidak memberikan komentar" atau "mengabaikan dengan menghina," tergantung konteksnya. Kesalahan terjemahan membuat AS menganggap Jepang menolak ultimatum secara arogan, padahal maksudnya berbeda.
Setelah tanggapan tersebut, AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, yang berujung pada berakhirnya perang. Jepang akhirnya menyerah, tetapi tragedi ini mungkin bisa dihindari jika komunikasi lebih akurat. Kesalahan tafsir satu kata menjadi yang paling fatal dalam sejarah modern, membuktikan bahwa diplomasi sangat bergantung pada akurasi bahasa.
4. Kesalahan perhitungan NASA, satelit jatuh ke Mars

Tahun 1999, NASA kehilangan wahana antariksa Mars Climate Orbiter akibat kesalahan konversi satuan. Tim di AS menggunakan satuan imperial (inci dan pon), sementara tim lain memakai sistem metrik (meter dan kilogram). Akibatnya, perhitungan lintasan wahana melenceng jauh dari rencana yang telah disusun dengan cermat.
Alih-alih mengorbit Mars, wahana justru masuk terlalu dalam ke atmosfer dan terbakar habis. Proyek senilai 125 juta dolar AS berakhir sia-sia hanya karena tidak menyamakan satuan ukuran. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi dunia sains dan teknologi, membuktikan bahwa detail kecil bisa memiliki konsekuensi besar.
5. The great moon hoax

Tahun 1835, surat kabar The Sun di New York menerbitkan serangkaian artikel yang mengklaim astronom telah menemukan kehidupan di Bulan. Artikel itu menyebut adanya hutan, danau, serta makhluk humanoid bersayap yang tinggal di sana. Publik Amerika langsung heboh dan percaya tanpa mempertanyakan keabsahannya.
Beberapa pekan kemudian, diketahui bahwa semua laporan itu adalah hoaks yang dibuat untuk meningkatkan penjualan surat kabar. Meskipun terbukti palsu, berita ini tetap dianggap sebagai penipuan media terbesar dalam sejarah. Kasus ini menjadi pengingat bahwa masyarakat sering kali mudah termakan sensasi tanpa memeriksa kebenaran informasi.
Kesalahpahaman bisa memicu konflik, kehancuran, hingga perubahan besar dalam sejarah dunia. Dari perang yang tidak sengaja berlangsung selama ratusan tahun hingga kegagalan ilmiah akibat perbedaan satuan, semua membuktikan betapa pentingnya komunikasi yang jelas dan akurat. Setiap kejadian di atas menjadi pengingat bahwa memahami sesuatu dengan benar adalah kunci menghindari masalah besar di masa depan.