Kenapa Anak Kucing yang Terkena Pinjal Bisa Mengalami Anemia Parah?

Salah satu jenis ektoparasit atau parasit yang berada tubuh kucing bagian luar adalah pinjal atau kutu lompat. Parasit ini memiliki bentuk yang khas dan mudah dikenali, yaitu tubuh pipih berwarna cokelat, tidak bersayap, mampu berlari cepat dan melompat, serta ukuran tubuhnya relatif besar, sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang. Jika tidak menemukan pinjalnya secara langsung, terkadang kamu akan melihat bukti keberadaannya melalui benda hitam mirip pasir yang merupakan kotoran dari makhluk kecil tersebut.
Meski tampak remeh, tetapi sebenarnya pinjal bisa menjadi sumber malapetaka bagi kucing yang terinfestasi. University of Florida menjelaskan bahwa pinjal dapat berperan sebagai inang perantara dari cacing pita, beberapa jenis parasit darah, serta berpotensi menimbulkan alergi. Tidak kalah berbahaya, ternyata keberadaan ektoparasit ini juga dapat menimbulkan anemia pada kucing. Kok bisa, sih? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini, yuk!
1.Pinjal mendapatkan nutrisi dari darah kucing

Pinjal merupakan salah satu jenis ektoparasit yang banyak ditemukan pada kucing. Meski letaknya di permukaan tubuh, tetapi ternyata parasit tersebut mengambil sumber makanan dari dalam tubuh kucing. Cornell Feline Health Center melansir, pinjal mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dengan cara menancapkan proboscis ke dalam kulit dan mengisap darah.
Ketika mengisap darah, pinjal juga melepaskan zat penyebab alergi yang terkandung di dalam air liurnya, dilansir VCA Animals Hospital. Cukup satu ekor pinjal pun dapat menyebabkan munculnya alergi. Inilah mengapa kucing yang terinfestasi pinjal akan sering mengalami gatal-gatal. Kucing pun jadi terus merasa gelisah dan tidak nyaman dalam beraktivitas sehari-hari.
2.Jumlah pinjal yang terlalu banyak dapat sebabkan anemia

Darah merupakan komponen tubuh yang memiliki peran vital. Jika volumenya berkurang, maka akan menyebabkan terjadinya situasi bahaya pada makhluk hidup yang mengalaminya. Keadaan bisa semakin parah tatkala hal ini dialami oleh seekor anak kucing.
Seekor pinjal betina dewasa dapat mengisap sebanyak 13,6 μL darah setiap hari, sekitar lima belas kali berat tubuhnya, seperti dilansir MSD Manual Veterinary Manual. Bayangkan bila di tubuh seekor anak kucing terdapat puluhan bahkan ratusan pinjal yang lapar. Jika sampai terjadi, maka kucing akan mengalami anemia hebat yang bisa mengancam keselamatan bila tidak segera mendapatkan pertolongan.
3.Perlu upaya pencegahan agar kucing tidak terkena pinjal

Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pinjal, maka penting untuk memperhatikan langkah penanganan yang tepat. University of Saskatchewan menjelaskan, penanganan dan kontrol terhadap pinjal meliputi tiga target penting, yaitu hewan yang terinfestasi, lingkungan tempat tinggalnya, serta upaya pencegahan infestasi berulang. Pemberian obat-obatan anti ektoparasit yang berkualitas sangat membantu, terutama dalam kasus yang masih ringan.
Namun demikian, bila kucing sudah telanjur mengalami anemia, bahkan kondisinya mulai memburuk, obat anti ektoparasit tidak boleh diberikan secara sembarangan. Pada kasus ini, intervensi dokter hewan sangat diperlukan. Pengobatan akan difokuskan untuk menstabilkan kondisi kucing terlebih dahulu, sehingga diharapkan bisa bertahan hidup.
Keberadaan pinjal pada tubuh kucing memang merupakan kejadian yang sering ditemukan, tetapi bukan berarti bisa diremehkan. Pasalnya, bila sampai terjadi infestasi berat yang menimbulkan anemia, tentu anak kucing berada dalam bahaya. Oleh sebab itu, alangkah bijaksana untuk melakukan upaya pencegahan karena jauh lebih mudah dan aman. Kucing bebas pinjal dan hidup dengan gembira!