Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Bulu Kucing Rontok? Ini 5 Alasannya

ilustrasi kucing (pexels.com/Inge Wallumrod)
ilustrasi kucing (pexels.com/Inge Wallumrod)
Intinya sih...
  • Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan rontoknya bulu kucing dan dapat diperbaiki dengan mengubah pola makan menjadi lebih kaya nutrisi berkualitas.
  • Stres berlebihan bisa menyebabkan alopecia psikogenik pada kucing, yang mempengaruhi kesehatan kulit dan bulunya secara signifikan.
  • Kucing pun memiliki sensitivitas terhadap zat-zat di sekitarnya, gangguan hormon, dan kutu yang dapat menyebabkan rontoknya bulu mereka.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap helai bulu yang berguguran sebagai sinyal rahasia dari tubuh si kucing yang mencoba memberi tahu sesuatu yang penting. Bisa jadi itu tanda stres, masalah kesehatan yang tersembunyi, ataukah hanya siklus alami kehidupan bulunya.

Dalam setiap helai yang terlepas, tersimpan cerita yang bisa membuka mata kita tentang kondisi kesehatannya dan bagaimana kita bisa membantu menjaga bulu si manis tetap lebat dan sehat. Yuk, kita ungkapkan misteri di balik kerontokan bulu kucing yang mungkin selama ini belum banyak diketahui!

1. Kekurangan nutrisi

ilustrasi kucing (pexels.com/Chevon Rossouw)
ilustrasi kucing (pexels.com/Chevon Rossouw)

Bisa jadi salah satu penyebab rontoknya bulu kucing adalah pola makan yang tidak sehat. Kucing memerlukan asupan protein, vitamin, dan mineral yang mencukupi sebagai fondasi utama agar bulunya tetap sehat, bersinar alami, dan terhindar dari kerontokan yang berlebihan. Bayangkan bulu kucing sebagai mahkota alami yang merefleksikan kondisi kesehatan tubuhnya secara keseluruhan. Tanpa nutrisi yang cukup, mahkota itu akan memudar dan rontok tanpa henti.

Ketika pola makan kucing tidak memenuhi kebutuhan nutrisi esensial tersebut, risiko bulu rontok pun meningkat secara signifikan. Namun, kabarnya baik-baik saja, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan sangat mungkin diperbaiki.

Dengan mengubah dan memperbaiki asupan makanan menjadi lebih kaya nutrisi berkualitas, kamu bisa membantu memulihkan keindahan bulu si manis. Menjadikannya kembali lebat, halus, dan memukau seperti sediakala.

2. Stres berlebihan

ilustrasi kucing (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi kucing (pexels.com/Pixabay)

Kucing yang sedang dilanda stres atau kecemasan seringkali menunjukkan perilaku unik berupa menjilat dan menggaruk bulu secara berlebihan, hampir seperti upaya mereka meredakan ketegangan batin yang dirasakan. Fenomena ini dikenal dengan istilah alopecia psikogenik, sebuah kondisi yang menarik di mana stres fisik dan emosional ternyata bisa menyebabkan perubahan nyata pada kesehatan kulit dan bulu kucing.

Akibat kebiasaan ini, bulu di area-area yang mudah dijangkau oleh lidahnya akan mengalami penipisan yang cukup signifikan, bahkan bisa sampai menimbulkan kebotakan lokal. Kondisi ini tidak hanya mencerminkan bagaimana stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik secara dramatis, tetapi juga menjadi sinyal penting bahwa kucing memerlukan perhatian dan penanganan khusus agar kesejahteraannya kembali terjaga secara utuh, baik secara mental maupun fisik.

3. Sensitif atau alergi

ilustrasi kucing (unsplash.com/Levi Meir Clancy)
ilustrasi kucing (unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Kucing pun memiliki sensitivitas terhadap zat-zat tertentu di sekitarnya, baik itu dari makanan yang mereka konsumsi, partikel serbuk sari yang beterbangan di udara, debu yang menempel di permukaan, bahkan gigitan kecil dari serangga yang hampir tak terlihat. Ketika sistem kekebalan kucing bereaksi berlebihan terhadap pemicu-pemicu ini, muncullah alergi yang memicu berbagai gejala mengganggu pada kulitnya.

Kulit kucing menjadi gatal, muncul ruam kemerahan, dan area yang terasa iritasi membuatnya merasa tidak nyaman. Akibatnya, kucing secara refleks sering menggaruk atau menjilati area yang terganggu tersebut dengan intensitas tinggi, yang jika berlangsung terus menerus, akan menyebabkan lapisan bulu mereka menipis dan bahkan rontok dalam jumlah yang signifikan

4. Gangguan hormon

ilustrasi kucing (unsplash.com/Levi Meir Clancy)
ilustrasi kucing (unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Alasan lain adalah bisa jadi ada gangguan hormon, khususnya kondisi seperti hipotiroidisme mampu menimbulkan dampak besar terhadap kesehatan bulu kucing. Tiroid yang kurang aktif berarti produksi hormon-hormon penting yang berperan dalam merangsang pertumbuhan dan regenerasi bulu menjadi gangguan atau menurun drastis.

Akibatnya siklus hidup bulu terhambat, menghasilkan bulu yang rapuh, tipis, dan mudah rontok. Selain itu, fluktuasi hormon alami yang terjadi selama masa-masa penting seperti kehamilan dan menyusui juga dapat memicu kerontokan bulu secara signifikan, karena tubuh sedang beradaptasi dengan kebutuhan fisiologis yang berubah.

5. Gangguan kutu

ilustrasi kucing (unsplash.com/Kateryna Hliznitsova)
ilustrasi kucing (unsplash.com/Kateryna Hliznitsova)

Gigitan kutu, tungau, dan berbagai parasit mikroskopis lainnya yang menempel dan berkembang biak di kulit kucing bisa menjadi sumber penderitaan yang sangat mengganggu bagi sahabat berbulu yang satu ini. Parasit ini tidak hanya menyebabkan rasa gatal yang intens dan iritasi pada kulit, tetapi juga memicu respons refleks kucing yang terus-menerus menggaruk atau menjilat area yang terasa tidak nyaman tersebut.

Akibat dari perilaku ini adalah munculnya ruam kemerahan, luka terbuka, bahkan peradangan yang dapat membantu kondisi kulit. Jika masalah ini tidak segera teratasi, bulu yang dulunya lebat dan sehat pun mulai menipis dan rontok secara drastis, menciptakan area kebotakan yang bisa mengancam keindahan sekaligus kesehatan kulit kucing. Kondisi ini menggambarkan bagaimana parasit kecil ini, meski tampak sepele, memiliki potensi besar yang merusak keseimbangan alami tubuh kucing, menurunkan kualitas hidupnya, dan menuntut perhatian serius dari pemiliknya demi pemulihan yang optimal.

Kenapa bulu kucing rontok? Jawabannya bisa jadi kucing mengalami kekurangan nutrisi, stres atau kecemasan, alergi, gangguan hormon, dan banyaknya kutu yang menghinggapi bulu-bulu halusnya. Yuk, mulai perhatikan kesehatan kucing kesayangan agar hidup sehat dengan bulu-bulunya yang tumbuh lebat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us