Kenapa Laron Suka Cahaya Lampu? Akhirnya Misteri Terungkap

Kamu pasti sudah gak asing dengan pemandangan laron mengerumuni cahaya lampu saat malam hari. Fenomena ini juga terjadi di berbagai wilayah dunia. Serangga yang terbang pada malam hari seperti ngengat juga melakukan hal yang sama. Sejak dulu, para ilmuwan sudah dibuat penasaran tentang alasan sebenarnya kenapa laron suka cahaya lampu.
Baru-baru ini, tim peneliti berhasil mengungkap alasan sebenarnya kenapa laron suka cahaya dengan terbang mengerumuni lampu. Dalam studi yang dirilis jurnal Nature Communications pada akhir Januari 2024, tim melakukan percobaan menggunakan cahaya buatan. Menariknya, hasil studi ini juga menguak fakta tentang polusi cahaya yang dampaknya kerap kita abaikan. Simak penjelasannya berikut ini agar dapat menjawab pertanyaan kenapa laron suka cahaya lampu disini!
1. Serangga malam menjadikan terangnya langit sebagai pedoman

Ada banyak teori mengapa serangga seperti laron suka mengerumuni lampu pada malam hari. Ada yang bilang kalau mereka tertarik oleh kehangatan yang dipancarkan oleh lampu. Ada juga yang bilang kalau serangga terbang ke arah cahaya untuk keluar dari kegelapan malam.
Nah, tahukah kamu kalau banyak serangga, terutama serangga malam, menjadikan langit sebagai pedoman saat terbang? Sebelum ada penerangan modern, langit selalu lebih terang dari permukaan tanah. Serangga malam menjadikan pendar cahaya bulan dan bintang di langit untuk menentukan sebelah atas dan permukaan tanah yang gelap sebagai bagian bawah. Dengan pedoman ini, serangga seperti laron bisa tetap terbang sejajar.
Hal ini disebut celestial navigation atau navigasi benda langit. Menurut laman Phys.org, serangga gak punya organ sensor yang dibutuhkan untuk menunjukkan mana atas dan mana bawah. Manusia punya apa yang disebut sistem vestibular. Sistem di telinga bagian dalam ini mengatur keseimbangan tubuh dan memberi kita gambaran jelas tentang mana atas dan mana bawah.
Serangga cuma punya struktur sensorik yang kecil. Manuver terbangnya yang cepat juga membuat tarikan gravitasi kurang reliabel untuk menunjukkan mana atas dan mana bawah. Itu sebabnya banyak serangga malam bergantung pada kecerahan langit.
2. Saat terlihat berkerumun, serangga malam sebenarnya terjebak di dalam cahaya

Lalu, kenapa serangga malam seperti laron suka mengerumuni lampu? Kalau asumsinya cahaya lampu mengundang serangga, harusnya mereka terbang langsung ke arah cahaya. Asumsi itu gak menjelaskan perilaku berkerumun dan terbang mengitari lampu tanpa henti.
Untuk mencari tahu jawaban pastinya, tim peneliti merekam jalur penerbangan serangga malam di sekitar cahaya buatan menggunakan penangkapan gerak (motion capture) inframerah beresolusi tinggi dan rekaman video inframerah berkecepatan tinggi. Hasilnya, semua rekaman menunjukkan kalau serangga selalu menghadapkan punggungnya ke arah cahaya buatan. Menurut laman Phys.org, perilaku ini disebut dorsal light response.
Di alam liar, langit lebih terang daripada permukaan tanah. Dorsal light response membantu serangga tetap berada pada orientasi yang tepat untuk terbang dengan menghadapkan punggungnya ke arah langit. Pada zaman modern, cahaya buatan seperti lampu jalan terlihat jauh lebih terang dari langit. Jumlahnya pun banyak. Saat serangga "mengorbit" dengan mengarahkan punggungnya ke arah lampu jalan ketimbang langit, jalur penerbangannya jadi terganggu.
Studi yang dipublikasikan jurnal Nature Communications pada akhir Januari 2024 lalu itu menunjukkan kalau serangga yang mengerumuni lampu sebenarnya sedang terperangkap dalam cahayanya. Saat serangga terbang melintas di bawah cahaya buatan, mereka akan makin miring ke atas karena punggungnya terarah ke bola lampu. Mereka akan terus terbang lurus ke atas sampai akhirnya jatuh dari udara.
Makin dramatisnya lagi, saat serangga terbang di atas cahaya buatan, mereka akan terbang terbalik. Punggungnya dihadapkan ke arah bola lampu yang ada di bawahnya. Pola terbang yang kacau ini menunjukkan kalau serangga sebenarnya kehilangan orientasi atas dan bawah.
3. Serangga malam paling merasakan dampak polusi cahaya

Seiring perkembangan zaman, lampu yang menerangi Bumi saat malam hari makin banyak jumlahnya. Apalagi, sekarang banyak lampu LED berspektrum luas dengan harga terjangkau dan digunakan di banyak wilayah seperti di kota-kota besar. Malam tak lagi gelap.
Serangga bukan satu-satunya makhluk hidup yang terkena dampak polusi cahaya. Mengutip laman Phys.org, polusi cahaya juga mengganggu ritme sirkadian dan proses fisiologis hewan, tumbuhan, dan manusia. Hal ini bisa menimbulkan masalah kesehatan serius.
Namun, serangga malam seperti laron dan ngengat paling kena dampaknya. Malam hari yang terang membuat serangga malam mengira kalau hari sudah siang. Mereka akan memilih beristirahat daripada mencari makan. Terbang kebingungan di sekitar lampu juga bikin mereka rentan kelelahan dan jadi mangsa empuk predator. Dampak buruk pada penerbangan sebenarnya cuma sebagian kecil dari bagaimana cahaya buatan bisa mengacaukan kehidupan serangga nokturnal, tutur Dr. Sam Fabian, ahli entomologi Imperial College London yang merupakan penulis utama studi, dilansir laman The Guardian.
Polusi cahaya sebenarnya mudah ditangani. Kamu bisa melakukannya hanya dengan menekan tombol untuk mematikan lampu. Menggunakan pencahayaan luar ruangan yang hangat, terangnya cukup, dan gak lebih lama dari yang diperlukan juga sangat membantu serangga malam. Meskipun kerumunan laron yang berputar-putar di sekitar lampu rumahmu terlihat itu memukau, akan lebih baik bagi hewan malam kalau kita mematikan lampu yang gak lagi diperlukan.