Apakah Vampir Benar-benar Ada? Inilah 5 Fakta Penjelasannya

Mitos atau fakta, ya?

Tentu, kamu sudah sering mendengar kata vampir. Ia sering kali digambarkan sebagai sosok berwajah pucat; mempunyai gigi taring panjang; dan mengisap darah manusia. Tak jarang pula, vampir menjadi karakter dalam film horor, baik di dunia barat maupun timur. 

Vampir juga biasa disebut dengan drakula. Cara berjalannya yang melompat berasal dari kuburan orang yang sudah mati. Pasalnya, kisah vampir ini sangat populer di kalangan masyarakat Eropa sehingga menjadi bagian dari folklor dan sering dijadikan tema film, novel, bahkan puisi. Berikut beberapa fakta seputar vampir.

1. Konsep vampir sudah ada sejak masa peradaban kuno

Apakah Vampir Benar-benar Ada? Inilah 5 Fakta Penjelasannyamysticinvestigations.com

Konsep vampir era modern, yang kini kita kenal sebagai salah satu "hantu" dengan taring, kuku panjang, dan mengisap darah, ternyata sudah ada sejak masa kuno. 

Menurut laman Ancient Origins, bangsa Sumeriaku Kuno yang hidup sekitar 4500 sampai 2000 SM sudah memercayai adanya vampir. Mereka menyebutnya dengan Ekimmu, yaitu arwah orang meninggal yang terkena kutukan sehingga tidak bisa istirahat dalam kubur dengan tenang.

Akibatnya, arwah tersebut dipercaya sering mengisap darah orang yang masih hidup. Bahkan, Ekimmu bisa menembus pintu untuk mencari mangsa. 

Hal itu sejalan dengan apa yang dipercayai oleh masyarakat Tiongkok kuno. Mereka menyebutnya dengan Jiang Shi, yaitu arwah orang meninggal yang tidak dikubur dengan baik sehingga balas dendam pada keluarganya yang masih hidup. 

2. Ada banyak versi vampir di seluruh dunia

Apakah Vampir Benar-benar Ada? Inilah 5 Fakta Penjelasannyaancient-origins.net

Vampir sering dikategorikan sebagai hantu atau makhluk supranatural. Bahkan, mereka tidak bisa melihat dirinya sendiri di depan cermin. Pastinya, mereka digambarkan sebagai pengisap darah manusia sebagai makanan atau bahkan sumber kekuatan. 

Ternyata, ada banyak versi atau jenis vampir di beberapa negara. Mengutip laman Live Science, vampir di Rumania justru tidak digambarkan sebagai sosok yang sadis sebagaimana yang kita ketahui.

Masyarakat Rumania percaya bahwa vampir merupakan representasi Pangeran Vlad  Tepes yang juga pahlawan penting yang telah melindungi negerinya dari ekspansi kerajaan Turki Usmani. 

Lain halnya di Slavia, masyarakat percaya bahwa vampir adalah mayat manusia yang bangkit dari kubur, kemudian membahayakan manusia yang masih hidup.

Lebih jauh lagi, menurut Mattew Beresford dalam bukunya From Demonstrasi to Dracula: The Creation of Modern Vampir Myth mengatakan bahwa vampir bagi masyarakat Mesir Kuno adalah iblis yang dipanggil dari dunia lain ke dunia manusia. Di Tiongkok, sering kali disebut sebagai Jiang Shi yaitu roh jahat yang mengisap kekuatan manusia. 

Baca Juga: 5 Peristiwa Bersejarah yang Masih Diragukan Kebenarannya

3. Kepercayaan adanya vampir muncul karena kurangnya pemahaman tentang penyakit menular

Apakah Vampir Benar-benar Ada? Inilah 5 Fakta Penjelasannyalivescience.com

Sekitar 1787 hingga 1800 Masehi, pemerintah setempat di New England mencatat angka kematian penduduknya yang cukup signifikan. Salah satu penyebabnya, yaitu TBC atau tuberculosis yang mengenai 2 persen penduduk wilayah tersebut. Namun, mereka tidak begitu memahami tentang ilmu medis, khususnya penyakit TBC. 

Pasalnya, mengutip laman History, mereka meninggal dalam kondisi mengerikan, seperti halnya batuk darah, berat badan yang menurun drastis, kulit pucat, dan lain sebagainya. Mereka percaya bahwa hal itu disebabkan ada hal yang menggerogoti manusia. Bukan penyakit, melainkan makhluk tertentu, yaitu vampir. 

Hal itu diperparah dengan adanya kejadian kematian satu keluarga di Pulau Rhode, yaitu Mercy Brown, Mercy Olive (20 tahun), dan Mercy Lena (19 tahun). Mereka meninggal secara berturut-turut karena penyakit misterius. Tak lama kemudian, saudara laki-laki Olive dan Lena, Edwin Brown menyusul sakit dan akhirnya meninggal pula.

Dokter pun sudah mengetahui penyebab kematian mereka secara ilmiah, yaitu penyakit menular. Namun, tidak masyarakat desa yang justru menganggapnya diserang oleh vampir. Akhirnya, keluarga yang tersisa, George Brown mengizinkan masyarakat desa menggali kuburan anak-anak dan istrinya untuk dilakukan pencegahan. 

4. Muncul ritual antivampir

Apakah Vampir Benar-benar Ada? Inilah 5 Fakta Penjelasannyaancient-origins.net

Ketakutan akan bahaya vampir menyebabkan adanya ritual antivampir di kalangan masyarakat Eropa. Pada abad ke-19 di New England, kebanyakan dari mereka mengadakan ritual khusus yang mengerikan untuk menghentikan bahaya vampir.

Mereka mengambil  darah hingga mengambil organ vital orang yang sudah meninggal. Kemudian, mereka membakarnya dan menjadikan abunya sebagai minuman bagi keluarga si mayat tersebut. 

Lain lagi di Jerman Utara sekitar abad ke-17. Dilansir dari laman National Geographic, untuk mencegah "wabah" vampir, pemuka agama Protestan menginstruksikan agar menggali mayat seseorang yang tiba-tiba meninggal.

Sementara, keluarga menjejalkan batu atau tanah pada mulut mayat tersebut. Pasalnya, hal itu disebabkan pernah ada penemuan tengkorak manusia yang seolah memakan kain kafannya sendiri. 

Begitu pula dengan cara yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat Eropa Timur. Mengutip laman Britannia, mereka mengubur keluarga yang sudah meninggal karena wabah tertentu dengan memosisikan tubuh si mayat secara telungkup. Tujuannya mayat tersebut supaya tidak bisa keluar dari kubur, lalu membahayakan orang yang masih hidup. 

5. Mitos vampir mereda seiring kemajuan ilmu medis

Apakah Vampir Benar-benar Ada? Inilah 5 Fakta PenjelasannyaHistory.com

Mitos adanya dan bahayanya vampir mulai mereda sejak akhir abad ke-19, sebagaimana dilansir dari laman History. Hal itu tidak lepas dari hasil penelitian seorang ahli mikrobiologi asal Jerman bernama Robert Koch.

Ia berhasil mengidentifikasi jenis bakteri yang telah menyebabkan penyakit menular berupa TBC hingga menewaskan begitu banyak orang. 

Dengan demikian, menurut laman Britannica, pada abad ke-20 hingga ke-21, ada penelitian khusus tentang penyakit menular lain yang sering dikaitkan dengan vampir. Hal itu meliputi penyakit rabies, pelagra, porfiria, dan sebagainya.

Dengan demikian, akhirnya masyarakat yang memahami, lalu percaya akan penjelasan ilmiah mengenai bakteri khusus yang menimbulkan penularan. 

Jadi, vampir itu termasuk hantu mitos yang tidak benar. Namun, cerita mengenai bahayanya sangat terkenal bagi banyak kalangan di penjuru dunia, khususnya masyarakat Eropa. Tak heran jika akhirnya, sering kali vampir dijadikan sebagai tokoh dan karakter di film-film Barat.

Itulah beberapa penjelasan tentang vampir. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua akan pentingnya memahami ilmu medis dan tidak perlu takut dengan segala jenis hantu dan mitos.

Baca Juga: 5 Fakta Sejarah Asal Mula Slender Man yang Jadi Urban Legend Modern

Khus nul Photo Verified Writer Khus nul

Pembelajar dan Pejalan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya