5 Fakta Menakjubkan Ular Buta Bibron, si Kecil Pemakan Rayap

- Nama spesies ular ini diambil dari nama Gabriel Bibron, seorang herpetolog Prancis yang lahir pada 20 Oktober 1805 dan meninggal pada 27 Maret 1848.
- Ular buta bibron merupakan satwa endemik Afrika, hidup di dalam tanah dan jarang naik ke permukaan. Makanannya mencakup invertebrata kecil seperti rayap, larva semut, dan telur semut.
- Reptil ini adalah hewan ovipar yang bereproduksi dengan cara bertelur. Panjang maksimalnya hanya 40 centimeter dengan badan berwarna gelap cokelat atau kehitaman.
Ular tak selamanya besar, bisa melilit, mampu memanjat pohon, dan berbisa. Ular juga tak selalu berbahaya, justru beberapa spesies ular sangat tenang, takut dengan manusia, geraknnya lambat, hidup di dalam tanah, tak bisa melihat, berukuran kecil, bahkan tidak bisa menggigit manusia. Nah, salah satunya adalah seperti Afrotyphlops bibronii atau ular buta bibron.
Ukuran ular ini sangat mungil, bahkan ia lebih mirip seperti cacing daripada ular. Ia juga tak memanjat pohon, sebaliknya ular ini hidup di dalam tanah. Tak cuma itu, ular ini juga memiliki mata super kecil dan kemampuan penglihatan yang buruk. Terakhir, ular berwarna gelap ini menyimpan berbagai fakta unik yang beberapa diantaranya akan segera kita bahas.
1. Namanya diambil dari nama Gabriel Bibron

Nama spesies dari ular ini, yaitu bibronii diambil dari nama seorang herpetolog Prancis, yaitu Gabriel Bibron. Pengambilan nama tersebut tidak sembarangan dan namanya digunakan sebagai penghormatan atas jasa-jasanya di dunia herpetologi. Gabriel Bibron sendiri lahir di Paris pada 20 Oktober 1805 dan meninggal pada 27 Maret 1848. Semasa hidupnya, ia sudah melakukan banyak hal, seperti menulis buku, menerbitkan artikel, mendeskripsikan spesies baru, dan melakukan banyak penelitian. Tak cuma di ular, namanya juga dipakai di beberapa spesies lain.
2. Merupakan satwa endemik Afrika

Dilansir The Reptile Database, ular buta bibron merupakan satwa endemik Afrika. Tepatnya, ia hanya bisa dijumpai di beberapa daerah, seperti Afrika Selatan, Swaziland, Botswana, dan Zimbabwe. Seperti ular buta lain, hewan ini termasuk hewan fosorial yang hidup di dalam tanah dan jarang naik ke permukaan. Ia bisa menggali, masuk ke lubang di tanah, atau hidup di tanah gembur dekat dengan perkebunan. Secara umum, hewan ini bisa hidup di dataran rendah, padang rumput, sampai dataran tinggi yang punya ketinggian mencapai 2000 meter di atas permukaan laut.
3. Makanan utamanya mencakup invertebrata kecil

Dilansir Tyrone/Ping, ular buta bibron sangat suka memakan invertebrata kecil. Dalam hal ini, makanan utamanya adalah rayap, larva semut, dan telur semut. Nah, ketiga makanan tersebut sangat mudah ditemukan di dalam tanah, khususnya di tanah yang subur. Uniknya, ular ini sama sekali tidak berbisa, giginya tidak terlalu tajam, dan ia tidak bisa melilit. Alhasil, saat makan ular ini akan langsung menangkap dan memakan mangsanya.
Matanya juga sangat kecil sehingga ia tak bisa mengandalkan penglihatan saat berburu, bahkan bisa dibilang kalau ular ini tak bisa melihat. Sebaliknya, ia menggunakan lidahnya saat mencari mangsa. Lidah tersebut berfungsi seperti hidung dan mampu "mencium" dan mendeteksi mangsa, bahkan di dalam tanah yang gelap sekalipun.
4. Masa penetasan telurnya berlangsung selama beberapa hari

Laman iNaturalist menjelaskan kalau reptil ini adalah hewan ovipar yang bereproduksi dengan cara bertelur. Biasanya, ular ini akan aktif kawin dan bertelur pada bulan Januari sampai Maret. Jumlah telur yang dihasilkan juga bervariasi, yaitu sekitar 5 sampai 14 clutch. Tentunya, telur ular ini sangat kecil dengan diameter sekitar 43 mm x 10 mm. Nah, karena mungil kamu akan sulit mengidentifikasinya jika tidak teliti.
Kemudian, embrio di dalam telur mampu berkembang dengan sangat cepat. Saking cepatnya, telur ular ini biasanya menetas hanya dalam rentan waktu 5 - 6 hari. Cangkang telurnya sangat tipis, alhasil anakan ular buta bibron mampu keluar dari telur dengan mudah. Terakhir, anakannya punya panjang sekitar 11 centimeter, jauh lebih kecil dari individu dewasanya.
5. Panjang maksimalnya hanya 40 centimeter

Sebagai spesies ular buta, tidak mengherankan jika ular buta bibron memiliki ukuran yang kecil. Dilansir African Snakebite Institute, panjang rata-rata ular ini ada di angka 30 - 38 centimeter dan panjang maksimalnya sekitar 48 centimeter. Badannya sendiri memiliki warna gelap, yaitu cokelat atau kehitaman. Namun, saat hendak berganti kulit warna tubuh reptil ini akan berubah menjadi putih atau abu-abu muda.
Kepalanya membulat, tubuhnya berbentuk silinder, dan sisiknya kecil. Ekornya sendiri pendek dan mudah dikenali karena ular ini punya ujung ekor yang runcing layaknya duri. Nah, warna cokelat dan tubuh kecil tersebut bisa digunakan oleh ular buta bibron untuk berkamuflase di tanah atau memasuki sela-sela sempit untuk bersembunyi.
Walau tak bisa melihat, namun ular buta bibron tetap tak bisa diremehkan. Bayangkan saja, ia bisa menggali, merupakan predator yang cukup ganas, dan penciumannya sangat tajam. Nah, semua hal tersebut menjadi senjata bagi ular ini untuk hidup di alam liar yang keras. Andalkan semuanya, reptil tanpa kaki ini bisa hidup tenang tanpa takut akan ancaman yang berarti.


















