Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kucing Besar yang Telah Punah, Apex Predator yang Bernasib Tragis

harimau kaspia, salah satu kucing besar yang telah punah (commons.wikimedia.org/ unknown)

Apa yang kamu pikirkan jika mendengar istilah kucing besar atau big cats? Singa, harimau, leopard? Ya, kucing besar merupakan sebuah terminologi yang merujuk pada satwa bergenus Panthera seperti singa, harimau, jaguar, leopard, leopard salju serta genus Acinonyx (cheetah) dan puma. 

Kucing besar punya peran penting bagi alam. Mereka merupakan apex predator yang menempati puncak rantai makanan di ekosistem. Namun sayang, beberapa di antaranya telah dinyatakan punah atau punah di alam liar (extinct in the wild).

Siapa saja big cats yang bernasib tragis ini dan apa penyebabnya? Simak artikel ini untuk mengetahuinya lebih lanjut.

1. Harimau kaspia

harimau kaspia yang ditangkap pemburu (commons.wikimedia.org/ The Tiger Foundation)

Tergolong salah satu harimau terbesar yang ada di dunia, harimau kaspia (Panthera tigris virgata) pernah secara gagah menjelajahi padang rumput dan rawa Asia. Dilansir Discover Magazine, habitatnya membentang lebih dari 350.000 mil persegi, mulai dari Armenia, Turki, Afghanistan, Iran, Azerbaijan, hingga barat laut Cina.

Harimau kaspia merupakan pemangsa babi hutan dan berbagai jenis rusa seperti rusa merah, rusa roe, rusa Bactrian/Bukhara dan Goitered gazelle. Namun, ketika proyek irigasi dan agrikultur mulai marak di kawasan Asia Tengah pada abad ke-20, harimau ini kehilangan habitatnya. Tidak hanya itu, mangsa yang dulu melimpah juga jauh berkurang seiring kerusakan alam yang dibuat oleh manusia. Alhasil, mereka kesulitan bertahan hidup.

Kolonialisasi Uni Soviet di Turkestan, Asia Tengah, juga mempercepat kepunahan harimau kaspia. Kala itu, pasukan militer Soviet memerintahkan pemusnahan harimau kaspia dari hutan-hutan yang akan dialihfungsikan menjadi daerah pemukiman dan pertanian. Alhasil populasi satwa ini menurun drastis.

Pada tahun 1947, Uni Soviet memutuskan untuk melarang perburuan harimau kaspia tapi populasinya tidak dapat terselamatkan. Dilansir laman Endangered Tigers, sejak saat itu perjumpaan harimau kaspia di alam liar hanya terjadi dua kali yaitu di tahun 1958 dan 1974 di Karakalpakstan, Ubzekistan. Di tahun 2003, harimau ini kemudian dinyatakan resmi punah.

2. Harimau bali

harimau bali yang ditangkap pemburu (commons.wikimedia.org/ FOTO:FORTEPAN/Vojnich Pál)

Di Pulau Dewata, Panthera tigris sondaica atau harimau bali pernah menyandang status sebagai predator puncak. Mereka menyeimbangkan alam dengan memangsa banteng, biawak, rusa, monyet hingga babi hutan. Namun, ketika populasi manusia semakin banyak, eksistensinya semakin terganggu. Hutan yang menjadi habitatnya digunduli untuk menjadi lahan pertanian dan pemukiman.

Dilansir Endangered Tigers, harimau bali memiliki bulu berwarna oranye kekuningan dengan garis hitam lebih sedikit dari jenis harimau lainnya. Di masa kolonialisme Belanda, satwa ini banyak diburu. Sangat disayangkan, mengingat populasinya hanya terbatas di Bali. Pada tahun 1937, individu terakhir dari satwa ini mati di tangan pemburu. Subspesies inipun dinyatakan sebagai harimau pertama yang punah di dunia.

3. Harimau jawa

harimau jawa (commons.wikimedia.org/ Andries Hoogerwerf)

Subspesies harimau khas Indonesia yang juga telah punah ialah harimau jawa. Harimau ini berukuran lebih besar dari harimau bali, namun masih tergolong kecil untuk ukuran subspesies Panthera tigris yang hidup di kawasan Asia. Mereka diketahui memiliki belang yang tipis dan panjang pada bulunya dengan jumlah yang lebih banyak dari harimau sumatra. 

Sebagai predator puncak di Pulau Jawa, harimau jawa memangsa berbagai jenis satwa, dari mulai banteng, babi hutan, rusa hingga reptil. Namun, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang menghuni pulai ini, eksistensinya semakin terhimpit. Hutan-hutan yang dibabat untuk kepentingan manusia membatasi ruang geraknya dan membuat makanannya kian langka.

Selain itu, dilansir Mongabay, tradisi rampogan yang marak pada abad ke-17 sampai dengan 19 juga turut andil dalam penurunan populasi harimau jawa. Rampogan ialah pertarungan antara harimau jawa dan manusia. Awalnya, tradisi ini memiliki nilai sakral, namun berubah menjadi sajian hiburan belaka. 

Berbeda dengan harimau bali yang tidak pernah dipelihara di penangkaran, harimau jawa pernah mendiami kebun binatang di Indonesia. Namun, pada Perang Dunia II, kebun binatang ditutup. Beberapa kawasan di Pulau Jawa memang dicanangkan sebagai area perlindungan untuk harimau jawa seperti Ujung Kulon, Leuweung Secang dan Baluran, namun upaya tersebut tak mampu menyelamatkannya dari kepunahan.

Menurut laman Extinct Animals, penampakan terakhir harimau jawa terjadi di era 1970-an di Gunung Meru Betiri. Namun, sejak saat itu beberapa upaya pencarian yang dilakukan tak berhasil memberi bukti ilmiah keberadaan kucing besar ini. 

4. Singa berber

singa berber yang berada di kebun binatang (dok. Belfast Zoo)

Singa berber merupakan kucing besar yang dulunya pernah mendiami kawasan Pegunungan Atlas, Afrika Utara. Saat ini singa berber berstatus extinct in the wild dan hanya tersisa beberapa puluh ekor di beberapa kebun binatang di Eropa dan Maroko.

Singa bernama latin Panthera leo leo merupakan salah satu subspesies singa terbesar. Menurut Belfast Zoo, beratnya bisa mencapai 230 kg dengan panjang 3,5 meter. Dengan sosoknya yang gagah dan surai berwarna gelap, tak heran jika singa berber dulu sering dijadikan hadiah kerajaan oleh bangsa Berber kepada bangsawan Maroko dan Ethiopia. Oleh bangsa Romawi, singa ini bahkan digunakan untuk bertarung melawan gladiator di koloseum.

Sayang, singa berber kini tidak dapat ditemukan lagi di alam. Perburuan menjadi penyebabnya. Di masa kepemimpinan Julius Caesar, ribuan ekor juga mati dalam pertarungan. Scientific American melansir singa berber terakhir di alam mati di tangan pemburu pada tahun 1922, namun kepunahannya di alam diperkirakan baru benar-benar terjadi sekitar 1960-an. 

5. Harimau cina selatan

harimau cina selatan yang berada di Kebun Binatang Shanghai (commons.wikimedia.org/ J. Patrick Fischer)

Seperti halnya singa Berber, harimau cina selatan belum sepenuhnya punah. Singa ini berstatus critically endangered dan beberapa ahli meyakini bahwa harimau ini telah punah di alam liar sebab penampakan terakhirnya terjadi lebih dari dua dekade lalu. 

Menurut laman Save China's Tigers, Panthera tigris amoyensis kini berjumlah sekitar 100 individu yang tersebar di berbagai kebun binatang dan pusat konservasi di Cina. Padahal pada awal 1950-an, ada lebih dari 4,000 ekor harimau cina selatan di alam liar. Namun, satwa ini dianggap hama sehingga diburu secara masif. Belum lagi, deforestasi dan relokasi penduduk perkotaan ke desa turut menggerus ruang jelajahnya.

Baru di tahun 1977, harimau cina selatan dinyatakan sebagai hewan dilindungi. Namun, upaya tersebut sedikit terlambat. Saat itu populasi satu-satunya harimau endemik Cina ini menciut hingga 150-200 saja di alam.

Kini, upaya pengembangbiakkan harimau cina selatan terus berlanjut meski dihadapkan pada masalah serius yakni inbreeding. Dilansir Endangered Tigers, harimau yang ada di penangkaran sekarang seluruhnya merupakan keturunan dari enam ekor harimau yang ditangkap dari alam pada 1958-1970. Alhasil, mereka sering mengalami masalah kesehatan atau cacat lahir. Bila tidak ada solusi, bukan tak mungkin di masa depan harimau cina selatan akan punah sepenuhnya.

Berstatus sebagai predator puncak di ekosistemnya, kelima kucing besar di atas tidak mampu bertahan di alam. Perburuan dan kehilangan habitat menjadi masalah utama yang dihadapi mereka. Kepunahan lima big cats tadi semoga bisa jadi pelajaran bagi kita untuk berjuang melestarikan spesies yang masih ada, contohnya harimau sumatra dan harimau siberia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us