Mengenal Fenomena Matahari di Atas Ka'bah, Ini Dampaknya

Saat ini terjadi, cek kembali arah kiblat

Setelah 28 Mei lalu, fenomena matahari di atas ka'bah akan kembali terjadi pada 15-16 Juli besok. Peristiwa ini merupakan yang kedua kalinya di tahun 2022. Peneliti Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang, menjelaskan bahwa fenomena matahari akan terjadi sekitar pukul12.26.42 Waktu Arab Saudi.

Kira-kira, kenapa peristiwa ini bisa terjadi? Lantas, apa dampaknya bagi kita? Simak penjelasannya di bawah, ya!

Apa itu fenomena matahari di atas ka'bah?

Setiap hari, matahari mengalami pergerakan semu. Pada suatu waktu, posisi matahari tepat berada di atas situs paling suci bagi umat Islam yakni ka'bah. Peristiwa ini juga disebut sebagai kulminasi agung (great culmination) dan istiwa'ul a'zham. 

Dilansir Instagram Lapan_RI, fenomena matahari di atas ka'bah ini terjadi ketika deklinasi matahari memiliki nilai yang sama atau lebih kecil selisihnya dengan lintang geografis Ka’bah. Deklinasi sendiri merupakan sudut yang dibentuk jarum magnet pada kompas dengan arah utara, seperti melansir KBBI.

Baca Juga: Apa Itu Embun Upas? Fenomena Mirip Salju di Dataran Tinggi Dieng

Dampak fenomena matahari di atas ka'bah

Mengenal Fenomena Matahari di Atas Ka'bah, Ini Dampaknyailustrasi perempuan sedang ibadah (pexels.com/RODNAE Production)

Saat peristiwa great culmination berlangsung, posisi matahari yang berada tepat di atas ka'bah membuat bayangan yang terbentuk seluruhnya mengarah ke ka'bah. Bayangan inilah yang dijadikan acuan guna meluruskan ulang derajat arah kiblat. Dengan demikian, umat Islam tanpa alat khusus, dapat menyesuaikan sudut arah kiblat yang berpedoman pada arah bayang-bayang benda saat rashdul qiblah

Di Indonesia, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 16.26.42 WIB, 17.26.42 WITA, atau 18.26.42 WIT. Sayangnya, gak semua umat Islam di wilayah Indonesia bisa memverifikasi arah kiblat pada 15 Juli nanti. Sebab, pada waktu tersebut, di beberapa lokasi yang termasuk bagian WIT, telah memasuki momen matahari tenggelam, sehingga bayang-bayang gak lagi muncul. 

Masih dari penuturan Peneliti Pusat Sains Antariksa BRIN, beberapa lokasi di Indonesia yang gak bisa langsung mencoba penentuan arah kiblat ini, yaitu:

  • Kab. Maluku Tengah;
  • Kab. Seram Bagian Timur;
  • Kab. Kepulauan Tanimbar;
  • Kab. Kepulauan Kei;
  • Kota Tual; dan
  • Kab. Maluku Barat Daya (kecuali Pulau Wetar).

Selain itu Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Papua juga telah mengalami pergantian siang ke malam hari. Namun, seluruh kabupaten dan kota di atas bisa kembali menyesuaikan arah kiblat saat titik balik matahari atau nadhir ka'bah pada akhir November nanti. 

Cara meluruskan arah kiblat saat fenomena matahari di atas ka'bah

Mengenal Fenomena Matahari di Atas Ka'bah, Ini Dampaknyailustrasi membawa tongkat (pexels.com/pixabay)

Saat fenomena matahari di atas ka'bah, umat muslim di berbagai belahan dunia yang bisa melihat matahari, dapat mencoba meluruskan arah kiblat sendiri. Metode ini dinilai akurat, bahkan sama akuratnya dengan pengukuran menggunakan alat bantu, seperti kompas. 

Kalau kamu tertarik mencobanya, cukup persiapkan tongkat atau apapun yang bisa berdiri tegak lurus yang gak berongga. Selain itu, kamu bisa memanfaatkan benang atau tali berbandul. Satu lagi, siapkan jam yang telah dikalibrasi, lalu sesuaikan dengan jam yang ada di tautan ini jam.bmkg.go.id/Jam.BMKG.

Setelah semua perlengkapan siap, kamu hanya perlu melakukan tahapan berikut:

  1. Ambil posisi di tempat yang lapang dan terkena sinar matahari. Usahakan memiliki tempat yang rata
  2. Berdirikan tongkat hingga membentuk sudut 90 derajat atau siku-siku dari permukaan tanah. Dengan begitu, kamu bisa memastikan tongkat benar-benar tegak
  3. Tandai arah bayangan yang ditunjukka oleh batang saat Matahari tepat berada di atas ka’bah. Terkait waktunya, sesuaikan dengan lokasi masing-masing
  4. Tarik garis lurus menggunakan tali atau benang untuk menandai arah kiblat sesuai bayangan matahari yang terbentuk.

Jangan lupa atur timer, ya! Setelahnya, kamu bisa menyesuaikan arah kiblat saat beribadah sesuai dengan hasil pengamatanmu tadi. 

Baca Juga: Fenomena Supermoon Juli 2022 dan Cara Menyaksikannya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya