Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Burung dari Genus Phalcoboenus, Kerabat Dekat Alap-alap!

Caraca lurik, salah satu burung dari genus Phalcoboenus (commons.wikimedia.org/kuhnmi)

Bird of prey adalah penyebutan bagi burung predator yang ganas, bercakar besar, dan berparuh tajam. Ada banyak burung yang mendapat julukan tersebut dan salah satunya adalah burung dari genus Phalcoboenus. Genus Phalcoboenus sendiri memiliki beberapa ciri khas, seperti paruh botak, badan yang besar, kemampuan terbang yang baik, bulu berwarna gelap, paruh melengkung, dan mata yang besar. Tak cuma itu, genus Phalcoboenus hanya bisa ditemukan di wilayah Amerika Selatan. Lebih lanjut, terdapat empat spesies yang berasal dari genus Phalcoboenus dan kali ini kita akan membahas semuanya secara rinci, mendetail, dan mendalam supaya pengetahuanmu bertambah!

1. Apa itu genus Phalcoboenus?

Caraca leher putih (commons.wikimedia.org/BioVipah)

Genus Phalcoboenus merupakan genus bird of prey atau burung predator yang berasal dari famili Falconidae. Artinya, hewan ini punya kekerabatan yang dekat dengan falcon atau alap-alap. Karena kerabat dekat, mereka memiliki beberapa persamaan, seperti cakar tajam, paruh melengkung, dan kecepatan terbang yang tinggi. Hanya saja, penyebaran Phalcoboenus tidak seluas alap-alap. Tercatat, burung ini hanya menghuni wilayah Amerika Selatan. Lebih lanjut, terdapat lima spesies Phalcoboenus. Empat diantaranya masih hidup dan ada juga satu spesies purba yang sudah punah, jelas artikel di jurnal Emu - Australian Ornithology.

2. Carunculated caraca

Carunculated caraca (commons.wikimedia.org/Rockel83)

Dilansir Animalia, Phalcoboenus carunculatus atau carunculated caraca bisa ditemukan di wilayah Andes, tepatnya di Kolombia dan Ekuador. Populasinya terbilang stabil dan ia cukup mudah ditemukan. Biasanya, burung ini dijumpai di bebatuan, savana, perbukitan, pegunungan, di atas pohon, dan semak-semak. Burung ini sebenarnya memiliki kemampuan terbang yang baik, namun ia juga sering terlihat berjalan di atas tanah.

Sembari berjalan, carunculated caraca akan mencari makanan yang berupa serangga, mamalia kecil, sampai bangkai hewan. Saat merasa terancam, barulah ia akan terbang dengan gesit. Ukurannya juga terbilang besar dengan panjang sekitar 50 centimeter dan bentang sayap yang mencapai 1,1 meter. Terakhir, hewan ini mudah dikenali dari badannya yang berwarna hitam dan paruhnya yang berwarna kuning.

3. Caraca gunung

Caraca gunung (commons.wikimedia.org/James Sykes)

Seperti namanya, Phalcoboenus megalopterus atau caraca gunung sering ditemukan di pegunungan, dataran tinggi, dan area berbatu. Lebih lanjut, populasinya cukup melimpah dan ia bisa ditemukan di Argentina, Bolivia, Chile, serta Peru, jelas BirdLife DataZone. Caraca gunung juga bukan termasuk burung migrasi yang artinya ia akan terus menetap di satu daerah dalam jangka waktu yang lama.

Jika berbicara makanan, sebenarnya hewan ini merupakan omnivor yang bisa memakan berbagai hal, seperti daging, tumbuhan, sampai serangga. Namun, penelitian membuktikan bahwa sekitar 94% makanan caraca gunung terdiri dari serangga. Hal ini tidak mengherankan mengingat area pegunungan yang dingin memang sulit dihuni oleh reptil atau mamalia. Alhasil, serangga jadi makanan yang paling mudah dijumpai. Nah, saat berburu caraca gunung sering melakukannya secara berkelompok.

4. Caraca leher putih

Caraca leher putih (commons.wikimedia.org/Raf24~commonswiki)

Phalcoboenus albogularis atau caraca leher putih mendapatkan namanya dari warna putih yang hadir di bagian leher sampai perutnya. Tapi tak hanya putih, burung ini juga memiliki warna cokelat gelap di bagian atas tubuh dan warna kuning di paruh. Nah, pewarnaan gelap di atas dan cerah di bawah tersebut disebut counter shading dan digunakan untuk berkamuflase. Saat terbang, warna putih di perut menyamarkan tubuhnya. Kemudian, warna cokelat burung ini juga bisa digunakan untuk berkamuflase di kayu, semak-semak, dan bebatuan.

Caraca leher putih sendiri termasuk spesies yang cukup besar jika dibandingkan genus Phalcoboenus lain. Bayangkan saja, panjangnya mencapai 55 centimeter dan bentang sayapnya mencapai 1,2 meter, jelas iNaturalist. Burung ini juga bisa hidup di dataran tinggi. Tercatat, ia bisa hidup di daerah setinggi 2.500 sampai 3.000 meter di atas permukaan laut.

5. Caraca lurik

Caraca lurik (commons.wikimedia.org/Jason Auch)

Burung dengan nama ilmiah Phalcoboenus australis ini jadi salah satu spesies yang paling dikenal dan dipahami secara mendalam. Pertama, ia bisa dijumpai di berbagai daerah, seperti Kepulauan Falkland, Isla Grande de Tierra del Fuego, Isla de los Estados, Isla Navarino, Cape Horn, Argentina, sampai Chile, jelas AviBase. Tak seperti spesies lain yang hidup di puncak gunung, caraca lurik justru sering ditemukan di dataran rendah dan perbukitan setinggi 500 meter di atas permukaan laut.

Makanan hewan ini juga beragam, yaitu mamalia laut, ikan, serangga, mamalia kecil, reptil, sampai bangkai. Kadang, ia akan terbang sambing mencari makanan. Namun di banyak kesempatan hewan ini lebih sering berjalan dan berkelana layaknya ayam. Caraca lurik juga cukup cerdas di mana ia memiliki kemampuan problem solving yang setara dengan burung beo. Terakhir, bobot hewan ini sekitar 1,2 kilogram, panjangnya mencapai 65 centimeter, dan bentang sayapnya bisa mencapai 1,2 meter.

Setelah diulik, ternyata genus Phalcoboenus memiliki berbagai spesies yang unik dan tidak biasa. Sebagai contoh, caraca lurik memiliki kecerdasan yang setara dengan burung beo. Kemudian, caraca gunung yang secara khusus hidup di daerah tinggi seperti pegunungan dan dataran tinggi. Caraca leher putih juga tak kalah karena memiliki corak counter shading yang bisa digunakan untuk berkamuflase. Terakhir, ada carunculated caraca yang ukurannya cukup besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us