Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Homo Rhodesiensis, Manusia Purba dari Zambia

ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)
ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)

Pada tahun 1921 di daerah Kabwe, Zambia, ditemukan tengkorak fosil yang sering disebut dengan tengkorak Kabwe atau tengkorak Bukit Patah. 

Fosil ini adalah fosil pramodern pertama yang ditemukan di Afrika dengan fragmen rahang, sakrum, dan potongan tulang panggul dan tungkai, tengkorak yang hampir lengkap. Fosil ini diberi sebutan ilmiah Homo rhodesiensis dan sering disebut juga disebut sebagai rhodesia man. Penasaran dengan Homo rhodesiensis ini? Yuk, simak terus pembahasannya berikut ini! 

1. Pengertian Homo rhodesiensis

ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)
ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)

Homo rhodesiensis adalah manusia purba pramodern yang dianggap berusia 30.000 hingga 40.000 tahun saat pertama kali ditemukan. Tengkorak yang ditemukan hampir lengkap dengan fragmen rahang , sakrum, bagian tulang panggul, dan tungkai.

Menurut nutcrackerman.com, tengkorak Homo rhodesiensis memiliki ciri-ciri kuno, profilnya masif dan pipih dengan alis yang sangat besar dan menyambung melintasi jembatan hidung. Ada panggungan besar di bagian belakang tengkorak dan langit-langit yang sangat besar. Meski begitu, kapasitas tengkorak berkisar 1.280 cc (78 inci kubik). Hampir sebesar manusia modern.

2. Komposisi

ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)
ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)

Melansir unacademy.com, Homo rhodesiensis memiliki daerah infra nasal sangat dalam, batas lateral aperture narial memanjang ke bawah pada wajah (seperti pada gorila), permukaan premaxillary mengalir ke dasar rongga narial tanpa interupsi, dan tulang nasal yang lebih lembut.

Tulang belakang hidungnya menonjol ke depan, seperti halnya ciri khas manusia pada umumnya. Meskipun banyak yang mengatakan tengkorak baru dari Homo rhodesiensis sangat mirip dengan tengkorak manusia Neanderthal, kedua tengkorak tersebut mungkin bukan berasal dari ras yang sama karena perbedaan lokasi foramen magnum dan bentuk tempurung otak.

Bahkan, karena kemiripan Homo rhodesiensis dan manusia Neanderthal dapat menghidupkan kembali teori bahwa manusia Neanderthal sebenarnya adalah nenek moyang Homo sapiens.

3. Karakteristik

ilustrasi tengkorak Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)
ilustrasi tengkorak Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)

Homo rhodesiensis memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Volume otak rata-rata lebih besar (1212 cm³);
  • Tulang parietal yang membulat membuat tengkorak tampak seperti tong jika dilihat dari belakang;
  • Kapasitas tengkorak berkisar antara 1250 sampai 1400 cc;
  • Inflasi tulang rahang atas, yang mengarah pada perkembangan prognatisme midfacial dan adanya hidung besar;
  • Pembentukan celah retromolar, atau ruang antara ramus ascending mandibula dan molar ketiga bawah;
  • Kultur Olduvian hingga La Mousterian menghasilkan berbagai kemungkinan, dengan jenis serpih yang mendominasi;
  • Bukaan hidung sangat besar. Orbitnya besar dan tinggi.

4. Klasifikasi

ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)
ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)

  • Kerajaan: Animalia;
  • Divisi: Chordata;
  • Kelas: Mamalia;
  • Ordo: Primata;
  • Subordo: Haplorhini;
  • Infraorder: Simiiformes;
  • Famili: Hominidae;
  • Subfamili: Homininae;
  • Genus: Homo;
  • Spesies: Homo rhodesiensis.

Meskipun Homo sapiens arcaicus dan Homo sapiens rhodesiensis telah diusulkan sebagai nenek moyang Homo rhodesiensis, mayoritas peneliti setuju bahwa Homo rhodesiensis adalah anggota spesies Homo heidelbergensis. Salah satu rongga paling awal yang pernah ditemukan ada di tengkorak, yang memiliki rongga di 10 gigi atas.

5. Signifikansi penemuan tengkorak Homo rhodesiensis

ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)
ilustrasi Homo Rhodesiensis (youtube.com/HALABELLA)

Spesimen dari tengkorak Homo rhodesiensis adalah tengkorak Broken Hill, terkadang disebut sebagai tengkorak Kabwe. Menurut ukurannya, kemungkinan besar tengkorak itu adalah laki-laki. Namun, sampai sekarang masih menjadi misteri.

Perusahaan pengembangan Rhodesia Broken Hill mempersembahkan tengkorak itu ke Museum Sejarah Alam London, yang dulu dikenal sebagai British Museum. Hal itu dikarenakan daerah Rhodesia Utara diperintah oleh British South African Company yang membentuk protektorat atas wilayah tersebut tiga tahun setelah tengkorak itu ditemukan dan memerintah di sana sampai tahun 1964, ketika Zambia memperoleh kemerdekaan.

Tengkorak Homo rhodesiensis yang pertama kali ditemukan di Zambia adalah penemuan yang sangat berharga bagi umat manusia. Dengan ditemukannya tengkorak itu, dunia antropologi dapat mengetahui kekerabatan manusia purba yang satu dan yang lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
KAZH s
EditorKAZH s
Follow Us