Mengenal Kuau Raja, Burung Endemik dengan Seratus Mata

Kuau raja adalah salah satu jenis satwa paling unik dan eksotis di Indonesia, tepatnya burung ini hidup di Sumatra. Penyebaran populasi kuau raja berada di Asia Tenggara, mereka juga dapat ditemukan di Malaysia, lho.
Kuau raja memiliki visual yang cantik menawan, bulu-bulu halusnya berwarna cokelat kemerahan dengan kepala warnanya biru muda. Termasuk burung besar karena bobotnya lebih dari 5 kilogram dengan panjang bisa mencapai 2 meter. Berikut adalah informasi menarik seputar burung kuau raja, si penghuni tanah Sumatra.
1. Habitat kuau raja

Berbicara tentang Pulau Sumatra memang tidak ada habisnya, hampir semua hal yang ada di Sumatra terdengar menarik untuk ditelusuri salah satunya adalah tentang keanekaragaman fauna. Beragam hewan unik yang dilindungi ataupun tidak dapat dijumpai di Sumatra, termasuk burung kuau raja atau dengan nama latin Argusianus argus.
Kuau Raja merupakan burung endemik penghuni Sumatra. Tidak hanya di Sumatra saja, burung ini juga dapat dijumpai di Semenanjung, Malaysia. Kuau raja hidup di kawasan hutan tropis Asia Tenggara. Mereka menghabiskan hidupnya di hutan primer dataran rendah yang ketinggiannya berkisar 1.500 meter di atas permukaan laut. Mereka cenderung menyukai hutan primer karena ketersediaan makanan di sana lebih melimpah, seperti halnya buah-buahan, serangga, siput, biji-bijian, dan belatung.
2. Dijuluki burung seratus mata

Memiliki ukuran yang cukup besar, kuau raja juga dikenal dengan sebutan kuang. Tahukah kamu bahwa berat seekor kuau raja dapat mencapai 11,5 kg, belum lagi dengan panjang tubuhnya yaitu 2 meter. Kuau raja jantan memiliki perilaku yang cukup unik, mereka selalu memamerkan bulu ekor dan sayapnya yang lebar secara sempurna ke kuau raja betina.
Sekilas jika mereka mengepakkan kedua sayapnya akan tampak seperti merak yang sedang mengembangkan ekornya, bulu-bulu halus nan cantik itu terlihat seperti sebuah kipas. Jika diamati kaki burung kaua tidak memiliki taji, dengan warna dominan merah cerah.
Cukup mudah membedakan kuau raja jantan dan betina. Dilihat dari warnanya kuau jantan lebih mencolok dibanding betina, ukuran tubuh kuau raja betina pun lebih kecil. Uniknya lagi kuau raja dijuluki sebagai burung seratus mata. Mengapa demikian? Ternyata julukan tersebut diambil berdasarkan motif pada sayap dan ekornya yang menyerupai mata serangga, jika kuau raja mengembangkan sayap dan ekornya maka akan terlihat jelas motif-motif tersebut tampak seperti mata.
3. Populasi kuau raja

Kuau raja memiliki keunikan pada sayap bulunya yang begitu menarik. Namun, keunikan tersebut justru menjadi ancaman bagi kehidupan kuau raja. Populasinya kian menurun karena terus diburu untuk diambil daging dan bulunya, kemudian diperjual belikan. Alih fungsi hutan dan lahan juga menjadi faktor penyebab kelangkaan kuau raja.
Dilansir dari Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, status konservasi kuau raja berada di tingkat hampir terancam atau Near Threatened di dalam daftar Red List International Union for the Conservation of Nature.
Padahal burung kuau raja memiliki peranan penting secara ekologis dan estetika. Kuau raja berperan untuk menyebarkan benih tumbuhan karena makanan utama mereka adalah biji-bijian. Biji yang tidak tercerna kemudian akan dikeluarkan bersamaan dengan fesesnya, yang mana biji tersebut akan tumbuh menjadi benih tumbuhan.
Demikian informasi seputar burung kuau raja. Keindahan kuau raja tidak usah diragukan lagi, bahkan burung ini pernah menjadi maskot fauna provinsi Sumatera Barat. Namun, sayangnya saat ini keindahan kuau raja cukup sulit untuk dinikmati karena kelangkaan yang diakibatkan perburuan manusia.