Mengenal Ordo Rhynchocephalia, Hanya Ada di Selandia Baru

Rhynchocephalia adalah kelompok hewan unik yang ditemukan di Selandia Baru. Mereka lebih dikenal dengan sebutan bangsa tuatara.
Meskipun Rhynchocephalia terlihat seperti kadal atau reptil, namun sebenarnya mereka adalah spesies yang berbeda dengan ciri-ciri unik. Berikut adalah lima fakta menarik tentang kelompok hewan Rhynchocephalia.
1. Sejarah dan fosil

Rhynchocrphalia adalah kelompok hewan yang sangat langka, yang pernah hidup bersama-sama dengan dinosaurus. Mereka merupakan kelompok hewan tertua yang masih hidup di bumi. Menurut Britannica, tuatara adalah satu-satunya yang selamat dari kelompok purba dari reptil yang pertama kali muncul dalam catatan fosil Periode Trias Tengah. Fosil tertua yang sebanding dengan Sphenodon, yang berumur 19 juta hingga 16 juta tahun yang lalu.
Walau Rhinchocephalia tidak banyak mengalami perubahan, mereka dulu pernah memiliki kerabat dekat yaitu Sphenodontia. Kelompok hewan ini sekarang sudah punah, namun mereka memiliki kemiripan dengan Rhynchocephalia, terutama pada gigi-gigi mereka. Sphenodontia hidup di dunia pada masa Mesozoikum yang sama dengan Rhynchocephalia dan dinosaurus.
2. Jenis-jenis spesies Rhynchocephalia

Rhynchocephalia terdiri dari dua genus yaitu Sphenodon dan Opisthodontia. Genus Sphenodon terdiri dari dua spesies yaitu Sphenodon punctatus atau tuatara utara dan Sphenodon guntheri atau tuatara selatan. Tuatara utara memiliki kepala yang lebih besar dan garis-garis yang lebih gelap di punggungnya, sedangkan tuatara selatan memiliki garis-garis yang lebih lebar dan lebih terang di punggungnya.
Sedangkan, genus Opisthodontia hanya memiliki satu spesies yaitu tuatara Ophiosaurus. Tuatara ini ditemukan hanya di pulau Viti Levu di Fiji. Tuatara Ophiosaurus memiliki kepala yang lebih kecil dan tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan tuatara dari genus Sphenodon. Jenis-jenis spesies Rhynchochepalia yang unik dan langka ini semakin menambah daya tarik mereka sebagai salah satu hewan yang patut dijaga dan dipelihara.
3. Habitat dan karakteristik fisik

Rhynchocephalia hidup hanya di Selandia Baru dan di beberapa tempat yang terpencil. Mereka ditemukan di pulau-pulau kecil yang tidak terlalu banyak dihuni. Ordo ini juga terkenal dengan penampilan fisiknya yang unik, terutama di bagian kepalanya. Mereka memiliki dua baris gigi di rahang atas dan bawah yang memungkinkan mereka untuk mengunyah makanan dengan lebih efektif.
Selain itu, Rhynchocephalia juga memiliki "mata ketiga" yang sangat menarik, seperti yang dijelaskan Earth Archives dalam lamannya. Pada bagian kepala mereka terdapat satu jendela yang terlihat seperti mata, namun sebenarnya hanya untuk melihat suhu sekitar. Rhynchocephalia juga memiliki kulit yang kasar dan bersisik, dengan warna yang biasanya hijau kecokelatan atau abu-abu.
4. Pola makan Rhynchocephalia

Rhynchocephalia dikenal sebagai hewan karnivora yang memakan segala jenis serangga. Mereka juga memakan laba-laba, kadal kecil, dan beberapa jenis burung kecil. Walau tuatara makanan utamanya adalah serangga, mereka juga memiliki kebiasaan memakan bunga dan buah-buahan tertentu.
Mengutip Basic Biology, sebagian besar makanan mereka juga berasal baik secara langsung maupun tidak langsung dari koloni burung laut. Burung laut menyediakan makanan untuk anaknya yang menarik sejumlah besar serangga dan invertebrata lainnya untuk dimakan oleh tuatara.
Salah satu faktor unik yang membedakan Rhynchocephalia dari hewan lainnya adalah lambungnya. Mereka memiliki lambung yang terbagi menjadi beberapa bagian, dan masing-masing bagian memiliki tugas yang berbeda. Bagian pertama lambung bertugas menghancurkan makanan yang masuk, sedangkan bagian kedua bertugas mencerna makanan tersebut.
5. Kebiasaan hidup Rhynchocephalia

Rhynchocephalia hidup secara soliter dan tidak terlalu sosial. Mereka lebih suka hidup sendiri dan hanya berkumpul saat musim kawin tiba. Mereka juga terkenal dengan kebiasaan tidurnya yang unik. Mereka tidur dengan cara melipat tubuh mereka dengan kepala di bawah ekornya, sehingga tubuh mereka terlihat seperti bola. Kebiasaan tidur ini dilakukan untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat pada malam yang dingin.
Selain itu, Rhynchocephalia memiliki kelenjar khusus di pangkal lidahnya yang mengeluarkan zat khusus yang menyerupai lendir. Zat ini menangkap partikel debu dan memungkinkan Rhynchpcephalia untuk menjaga mata mereka tetap bersih dan bebas dari kotoran
Secara keseluruhan, Rhynchochepalia atau bangsa tuatara merupakan kelompok hewan yang menarik dan penuh misteri. Dengan keunikan fisik dan perilaku mereka, serta status mereka yang terancam punah, penting bagi kita untuk mempelajari dan memahami lebih banyak tentang tuatara dan membantu menjaga populasi mereka agar tetap lestari.