7 Hewan Ini Mampu Hidup di Daerah Pegunungan Berapi!

Makhluk hidup memang sangat unik. Sejumlah dari mereka hidup di tempat yang berbahaya, tetapi makhluk hidup tersebut selalu menemukan cara untuk bertahan dan beradaptasi.
Tekanan yang amat kuat di laut dalam? No problem! Panas yang luar biasa? Siapa takut?
Dari berbagai jenis hewan yang hidup di lingkungan ekstrem, ada spesies yang dapat hidup di daerah pegunungan berapi. Penasaran? Simak faktanya, dilansir berbagai sumber.
1. Vampire ground finch

Pulau Wolf di Galapagos sangat panas dan kering. Bagi spesies yang tinggal di tempat itu, keterbatasan makanan dan air bukan lagi hal yang baru.
Meskipun begitu, beberapa spesies telah beradaptasi dan menolak untuk mati. Salah satunya adalah vampire ground finch (Geospiza septentrionalis), yang mengonsumsi nektar kaktus, daging buah, telur burung, dan darah.
Mengutip BBC Earth, burung kecil ini menyingkirkan parasit dari burung booby kemudian menyantapnya. Seperti gambar di atas, mungkin kamu bisa membayangkan rasa sakitnya. Namun, burung booby tidak melawan aktivitas vampire ground finch ini.
Asumsinya, burung booby menganggap pengonsumsian ini sebagai metode pembersihan yang efektif. Mungkin juga, mereka tidak berani melawan burung vampir yang datang beramai-ramai.
2. Volcano rabbit

Menggemaskan, mungil, tapi mampu tinggal di daerah pegunungan berapi. Itulah karakteristik volcano rabbit (Romerolagus diazi), kelinci yang tinggal di sekitar empat gunung berapi Meksiko.
Sebagai hewan herbivor, mereka memakan jenis rumput bernama zacaton. Tubuh kelinci yang berwarna hitam atau cokelat membuatnya berbaur dengan tanah vulkanik yang berbatu. Mereka juga bersembunyi dari predator dengan memanfaatkan rumput zacaton yang menjulang cukup tinggi.
Sayangnya, volcano rabbit berada di ambang kepunahan. National Geographic mencatat bahwa fragmentasi habitat menyebabkan habisnya sumber makanan kelinci. Selain itu, pertanian mengurangi padang rumput yang tersisa.
3. Lesser flamingo

Ol Doinyo Lengai adalah nama salah satu gunung berapi paling aktif di Tanzania. Gunung ini dikelilingi salah satu perairan paling beracun di dunia. Suhu air sering naik di atas 40°C dan mengandung berbagai jenis mineral yang mampu membakar kulit. Dengan demikian, tempat ini tidak cocok bagi kebanyakan tanaman, hewan, dan manusia.
Lesser flamingo (Phoeniconaias minor) tidak memandang perairan tersebut sebagai suatu masalah. Lagi pula, perairan itu menjadi tempat berkumpul dan berkembang biak bagi dua juta lesser flamingo.
Kulit hewan yang khas dengan warna merah jambu ini keras. A-Z-Animals menyebutkan bahwa lesser flamingo punya sisik di kaki mereka yang mencegah luka bakar. Hewan ini dapat meminum air yang mendekati titik didih dan menyingkirkan garam dari air dengan rongga hidungnya.
4. Loihi shrimp

Berbeda dengan tiga hewan sebelumnya yang hidup di daratan, loihi shrimp menjadi contoh makhluk yang tinggal di sekitar gunung berapi bawah laut. Sejauh ini, ditemukan dua spesies udang yang mampu beradaptasi di daerah yang beracun bagi makhluk hidup laut lainnya.
Pertama, ada loihi shrimp yang mencari filamen bakteri dengan cakarnya yang kecil. Kedua, ada udang tanpa nama yang akan menyerang loihi shrimp dan memangsa sisa makhluk hidup laut yang mati karena terlalu dekat dengan gumpalan vulkanik.
5. Pacific sleeper shark
Umumnya, pacific sleeper shark (Somniosus pacificus) hidup di laut dalam dengan visibilitas yang sangat rendah. Hal ini membuat tim peneliti terkaget-kaget ketika melihat makhluk hidup tersebut berenang di sekitar gunung berapi bawah laut.
Penemuan ikan hiu di Gunung Berapi Kavachi mengherankan karena air tersebut seharusnya terlalu panas dan asam untuk menyokong kehidupan hiu. Walaupun demikian, mereka tetap berenang santai tanpa ada masalah.
6. Galapagos land iguana

Pulau Fernandina adalah salah satu gunung berapi Galapagos yang aktif. Tempat ini menjadi rumah bagi makhluk hidup yang ikonik dan terancam punah seperti iguana, penguin, singa laut, dan burung kormoran yang tidak dapat terbang.
Setiap spesies ini dapat beradaptasi dengan kondisi kepulauan tersebut. Sebagai contoh, Galapagos land iguana (Conolophus subcristatus) betina menggunakan panas termal gunung berapi untuk melindungi telur mereka. Abu yang lembut dan hangat dinilai sempurna untuk proses inkubasi.
Aksi ini tentunya berbahaya mengingat adanya ancaman gempa bumi, letusan, dan lahar di area itu. Akan tetapi, Galapagos land iguana tetap bersarang di dalam kawah karena mereka mampu mendeteksi peningkatan aktivitas gunung berapi. Kalau memang bermasalah, mereka dapat melarikan diri.
7. Sixgill Stingray

Masih ingat pacific sleeper shark yang ditemukan sedang berenang dengan santai di gunung berapi bawah laut? Well, hiu itu bukan satu-satunya makhluk yang berada di Gunung Berapi Kavachi.
Dalam ekspedisi tersebut, peneliti juga menemukan sixgill stingray (Hexatrygon bickelli). Bagaimana cara mereka bertahan hidup dari letusan?
Ahli ekologi laut, Michael Heithaus percaya bahwa sekelompok pori-pori di moncong hiu dan ikan pari (ampula Lorenzini) dapat mendeteksi perubahan medan magnet bumi. Dengan demikian, mereka dapat berenang jauh sebelum gunung meletus.
Kita sudah membahas tujuh hewan yang mampu hidup dan beradaptasi di daerah pegunungan berapi. Apakah ada makhluk hidup lain yang dapat melakukan hal yang sama?