5 Negara dengan Durasi Wajib Militer Tercepat di Dunia, Ada Korsel!

Gak banyak orang tahu kalau Turki juga mengharuskan warganya untuk mengikuti wajib militer alias wamil. Meski mengharuskan wajib militer, aturan wamil di negara ini cukup longgar. Selain hanya berlaku untuk laki-laki berusia antara 20—41 tahun, wajib militer di sana juga hanya berlangsung selama 6 bulan.

Seorang tentara cadangan yang udah menjalani wajib militer selama 6 bulan juga bisa memperpanjang masa tugasnya selama 6 bulan lagi dan mendapatkan bayaran dari pemerintah. Sebaliknya, kamu juga bisa menjalani wajib militer selama 1 bulan dan mengganti sisa waktu 5 bulan dengan membayar uang sebesar 5 ribu dolar Amerika (Rp80 juta) kepada pemerintah Turki. Waktunya yang singkat membuat Turki menjadi negara dengan durasi wajib militer tercepat di dunia!

Berada di posisi kedua, laki-laki di Brasil hanya melakukan wajib militer selama 12 bulan. Mereka bisa mulai mendaftar wajib militer saat usia mereka mencapai 18 tahun. Di negara ini, selain mendapatkan gaji, makanan, dan fasilitas di barak militer, mereka yang mengikuti wajib militer juga bisa mendapatkan kesempatan untuk berkarier dalam militer setidaknya selama 8 tahun ke depan. 

Menariknya, kalau kebanyakan penduduk di negara lain berusaha kabur dari wajib militer, anak mudah di Brasil justru sebaliknya. Setiap tahunnya, ada banyak pemuda yang memilih untuk mengikuti wamil karena fasilitas yang ditawarkan cukup baik. Saking banyaknya yang mau wamil, pemerintah Brasil sampai harus menolak banyak pelamar karena kuota yang sudah terpenuhi.

Rusia sudah lama memberlakukan wajib militer kepada rakyatnya, bahkan saat negara tersebut masih bernama Uni Soviet. Dalam undang-undang Rusia, laki-laki yang sehat dan berusia antara 18—27 tahun harus mengikuti wajib militer. Sebelum 1980, wajib militer di Rusia berlangsung selama 2 tahun penuh.

Meski begitu, durasinya terus menurun. Saat ini, setiap laki-laki Rusia hanya mengikuti wajib militer selama 12 bulan. Namun, gak semua orang bisa ikut serta dalam wajib militer di Rusia. Beberapa orang dengan kondisi tertentu, misalnya sakit dan memiliki balita berusia di bawah 3 tahun, dibebaskan dari militer. Oh, ya, guru dan dokter yang melayani daerah terpencil juga gak perlu ikutan wajib militer, lho!

Di Iran, wajib militer bisa dilakukan oleh semua orang, baik itu laki-laki maupun perempuan. Bedanya, bagi laki-laki, mengabdi sebagai tentara merupakan sebuah kewajiban, sedangkan perempuan bisa bergabung secara sukarela jika mereka menginginkannya. Orang Iran harus mulai mendaftarkan diri saat usia mereka di atas 18 tahun.

Nantinya, mereka akan bekerja sebagai tentara dan bertugas antara 18 sampai 24 bulan. Meski merupakan kewajiban, pemerintah Iran memberikan keringanan untuk laki-laki dengan kondisi tertentu. Untuk difabel, orang sakit, atau orang dengan orangtua berusia di atas 60 tahun akan dibebastugaskan dari kewajiban ini. Seseorang yang berstatus mahasiswa juga bisa menunda wajib militernya sampai mereka dinyatakan lulus dari kampus.

Konflik puluhan tahun dengan Korea Utara membuat Korea Selatan harus selalu siap siaga dalam mempertahankan keamanan negaranya. Selain bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam urusan keamanan, pemerintah Korea Selatan juga memberlakukan wajib militer untuk semua laki-laki di negaranya. Di Negeri Ginseng, wajib militer hanya berlaku untuk laki-laki yang berusia antara 18—27 tahun. Nantinya, mereka akan ditempatkan di berbagai departemen dengan durasi wamil yang berbeda.

Untuk tentara angkatan darat, durasinya selama 21 bulan; angkatan laut berlangsung selama 23 bulan; dan angkatan udara selama 24 bulan. Selain jadi tentara, warga Korea Selatan juga bisa menjalankan tugas di kepolisian dan pemadam kebakaran. Mereka yang punya riwayat sakit tertentu bisa bekerja sebagai petugas di dinas sosial, bahkan dibebaskan dari wajib militer.

Sesuai dengan namanya, wajib militer merupakan keharusan bagi setiap warga negara yang menerapkannya. Menolak mengikuti wajib militer berarti menolak taat pada undang-undang dan berakibat pada hukuman berat. Gak hanya dipenjara atau didenda, beberapa negara juga akan mencabut hak seseorang sebagai warga negara, gak bisa memberikan suaranya di pemilu, dilarang bekerja di instansi pemerintah, hingga gak boleh bepergian ke luar negeri.