5 Penjelasan Ilmiah Kenapa Kita Merasa Lega Setelah Menangis

- Tubuh melepaskan hormon endorfin untuk menenangkan pikiran dan menciptakan perasaan nyaman setelah menangis.
- Menurunnya hormon kortisol membantu tubuh masuk ke mode rileks dan keluar dari tekanan berlebih setelah menangis.
- Saraf parasimpatetik menjadi aktif, membuat detak jantung melambat, napas lebih dalam, dan tubuh merasa tenang setelah menangis.
Banyak orang menganggap menangis itu lemah. Padahal, menangis adalah reaksi emosional yang alami. Jadi, sangat wajar ketika kondisi emosi seseorang sedang gak stabil, seperti sedih, kecewa, atau marah, kemudian mereka menangis.
Menariknya, menangis ternyata bukan sekadar reaksi emosi belaka. Fakta ilmiah menyebutkan, menangis terbukti bisa membantu kita merasa lebih tenang dan lega. Karena ada proses biologis dan psikologis di balik air mata kita. Coba deh, simak lima alasan ilmiah kenapa menangis bisa bikin hati terasa lebih ringan.
1. Tubuh melepaskan hormon endorfin

Saat menangis, tubuh melepaskan hormon endorfin, yaitu zat kimia yang berperan sebagai ‘obat penghilang rasa sakit’ alami dalam tubuh. Endorfin dapat membantu menenangkan pikiran dan menciptakan perasaan nyaman setelah momen emosional yang berat. Itulah kenapa setelah momen menangis yang inntens, kamu bisa tiba-tiba merasa lebih santai, bahkan mengantuk.
Menangis seperti cara tubuh untuk me-reset emosimu. Mekanisme ini memberikan waktu untuk kondisi emosimu kembali menjadi stabil. Meski masalah yang sedang kamu alami belum benar-benar teratasi, tapi kondisi psikis yang lebih tenang membantumu menemukan solusi dengan lebih baik.
2. Menurunnya hormon kortisol

Kortisol adalah hormon stres yang meningkat saat kamu merasa cemas atau tertekan. Nah, saat kamu menangis, kadar kortisol dalam tubuhmu bisa menurun perlahan. Ini membantu tubuh masuk ke mode rileks dan keluar dari tekanan berlebih.
Penurunan hormon ini gak langsung bikin semua masalah tuntas. Tapi paling gak, kondisi hatimu lebih tenang dan kamu bisa berpikir dengan lebih jernih. Jadi, gak heran kalau setelah nangis, kamu merasa lebih ringan dan gak semelelahkan sebelumnya.
3. Saraf parasimpatetik menjadi aktif

Sistem saraf parasimpatetik adalah bagian dari sistem tubuh yang bertugas mengatur fungsi-fungsi saat tubuh dalam keadaan istirahat. Saat menangis, sistem ini jadi lebih aktif. Hasilnya, detak jantung melambat, napas jadi lebih dalam, dan tubuh merasa tenang.
Ini seperti sinyal alami dari tubuh ke otak yang mengatakan, “Kita udah cukup stres nih, sekarang waktunya tenang!” Jadi, menangis bisa dibilang semacam tombol restart buat sistem saraf kamu. Tubuh pun gak terus-menerus dalam mode stres yang berkepanjangan.
4. Mengurangi rasa luka secara psikologis

Menangis juga membantu mengekspresikan emosi yang selama ini terpendam, entah itu sedih, marah, kecewa, atau frustrasi. Saat emosi akhirnya keluar lewat air mata, kamu akan merasa lebih lega karena gak lagi menahan semuanya sendirian di dalam hati. Seperti melepaskan semua beban di pundak.
Makanya, penting untuk kamu pahami bahwa memendam emosi berkepanjangan bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Dengan menangis, kamu memberi ruang buat dirimu sendiri untuk merasakan dan melepas, bukan menekan atau mengabaikan. Sehingga, kamu akan merasa lebih siap untuk merelakan segala yang terjadi.
5. Meningkatkan ikatan emosional

Menangis di depan orang lain juga bisa memperkuat ikatan emosional. Saat kamu berani menunjukkan sisi rentanmu, hal itu menciptakan ruang untuk empati, sikap pengertian, dan koneksi yang lebih dalam. Dalam konteks sosial, momen ini bikin hubungan jadi lebih manusiawi. Kamu gak harus selalu kuat, dan orang lain bisa lebih mengerti sisi terdalam dari dirimu. Dan itu valid banget.
Menangis bukanlah kelemahan, justru jadi salah satu cara tubuh dan pikiran kita menjaga keseimbangan. Dengan memahami lima penjelasan ilmiah di atas, semoga kamu gak lagi merasa bersalah atau malu saat air mata jatuh. Kadang, menangis adalah langkah awal untuk pulih dan bangkit lagi.