Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Aurora Merah, Keajaiban Alam yang Langka dan Tak Biasa

ilustrasi aurora merah (pexels.com/James Hunter)
ilustrasi aurora merah (pexels.com/James Hunter)
Intinya sih...
  • Aurora merah terbentuk dari tabrakan partikel Matahari dengan oksigen di atmosfer bagian atas, menciptakan cahaya merah.
  • Fenomena aurora merah terjadi di ketinggian 250-500 kilometer dan membutuhkan aktivitas geomagnetik yang tinggi.
  • Cahaya merah yang dikeluarkan lebih lambat dan redup, serta hanya bisa diamati di wilayah dekat Kutub Utara dan Selatan.

Alam menyimpan jutaan keajaiban yang terkadang tak bisa ditafsirkan lewat kata, salah satunya aurora merah. Terbentuk secara misterius di atas cakrawala, aurora merah menyuguhkan pemandangan mahal yang tak biasa. Cahaya menakjubkan ini bisa ditemukan di langit Kutub Utara maupun Kutub Selatan.

Namun, aurora merah adalah fenomena yang sangat langka. Jika dibandingkan dengan aurora hijau, aurora merah lebih sulit ditemukan atau hanya muncul dalam kondisi tertentu. Itulah sebabnya cahaya merah ini disebut-sebut sebagai keajaiban alam yang mahal dan menakjubkan. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak fakta-fakta aurora merah berikut ini!

1. Terbentuk dari tabrakan partikel Matahari dan oksigen di atmosfer

ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Nico Smit)
ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Nico Smit)

Aurora adalah fenomena yang terjadi ketika partikel-partikel bermuatan dari Matahari bertabrakan dengan atom dan molekul di atmosfer. Tabrakan tersebut menciptakan cahaya warna-warni, mulai dari hijau, ungu, dan merah. Variasi warna aurora tergantung pada jenis gas dan ketinggian terjadinya tabrakan.

Adapun, aurora merah terbentuk dari tabrakan partikel Matahari dengan atom oksigen yang terdapat di atmosfer bagian atas. Tabrakan ini membuat oksigen jadi berenergi atau aktif. Ketika oksigen kembali ke kondisi semula, energi yang dilepaskan terlihat sebagai cahaya merah atau yang disebut aurora merah.

2. Terjadi di ketinggian 250 - 500 kilometer

ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Joshua Woroniecki)
ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Joshua Woroniecki)

Aurora merah dikaitkan dengan aktivitas Matahari yang intens. Nuansa ini muncul ketika partikel Matahari bereaksi dengan oksigen di ketinggian 200–250 kilometer atau bahkan hingga 500 kilometer. Pada ketinggian tersebut molekul udara di atmosfer terbilang sedikit atau kurang padat, sehingga tabrakan antara partikel bermuatan dari Matahari dan atom oksigen berlangsung lebih lambat.

Sementara, jika tabrakan terjadi di ketinggian kurang dari 200 kilometer, maka aurora yang terbentuk adalah aurora hijau. Sebagaimana dilansir NASA, aurora hijau terjadi akibat tabrakan partikel Matahari dan oksigen di ketinggian 100–200 kilometer. Perbedaan ketinggian inilah yang membuat aurora merah lebih langka dibandingkan aurora hijau.

3. Cahaya merah keluar lebih lambat dan redup

ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Walter Coppola)
ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Walter Coppola)

Cahaya merah yang dikeluarkan oleh oksigen saat bertabrakan dengan partikel Matahari umumnya bergerak lebih lambat dibandingkan cahaya hijau. Ini karena cahaya merah dihasilkan dari interaksi yang lebih jarang terjadi di atmosfer bagian atas. Selain itu, dilansir University of New South Wales Sydney, cahaya merah yang dikeluarkan cenderung lebih redup dibandingkan cahaya hijau.

4. Membutuhkan aktivitas geomagnetik yang tinggi

ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Sheng Hu)
ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Sheng Hu)

Aurora merah berkaitan dengan aktivitas geomagnetik yang tinggi. Artinya, fenomena ini hanya muncul ketika terjadi gangguan besar pada medan magnet Bumi akibat masuknya partikel bermuatan dari Matahari dalam jumlah besar dan energi tinggi. Sebab itulah aurora merah sangat jarang terlihat, ia hanya muncul ketika aktivitas Matahari sedang sangat tinggi atau saat terjadi badai geomagnetik besar.

5. Bisa diamati di wilayah yang dekat dengan Kutub Utara dan Kutub Selatan

ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Aperture Vintage)
ilustrasi aurora merah (unsplash.com/Aperture Vintage)

Aurora merah bisa diamati di zona aurora, yaitu wilayah yang dekat dengan Kutub Utara maupun Kutub Selatan. Di belahan Bumi utara, fenomena langka ini bisa kamu temukan di Alaska, Kanada bagian utara, Islandia, Greenland, Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Rusia. Sementara, di belahan Bumi selatan, tempat terbaik untuk mengamati aurora merah ada di wilayah Antartika, sebagian Selandia Baru, Australia, dan Tasmania.

Aurora adalah salah satu fenomena alam yang bisa diamati dengan mata telanjang. Jadi, jika beruntung, kamu bisa melihat aurora merah di tempat-tempat yang sudah disebutkan tadi secara langsung atau tanpa alat pengamatan. Selain indah untuk dipandang, aurora merah juga wajib kamu abadikan karena merupakan fenomena yang sangat amat langka.

Referensi:

  1. "Auroras". NASA. Diakses Juli 2025.

  2. "Aurora colours: what causes them and what do the colours mean?". Aurora Nights. Diakses Juli 2025.

  3. "Northern lights (aurora borealis): What they are and how to see them". Space. Diakses Juli 2025.

  4. "What causes the different colours of the aurora? An expert explains the electric rainbow." University of New South Wales Sydney. Diakses Juli 2025.

  5. "Aurora Tutorial". NOAA. Diakses Juli 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us