Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Perbedaan Cara Berpikir Manusia dan AI

ilustrasi chatGPT OpenAI (pexels.com/Solen Feyissa)
Intinya sih...
  • Manusia memiliki kreativitas, emosi, intuisi, dan nilai etika dari pengalaman hidup, budaya, dan nilai pribadi.
  • AI bekerja berdasarkan algoritma dan model matematika tanpa kesadaran, emosi, atau intuisi manusia.
  • Manusia belajar melalui pengalaman dan mampu mengadaptasi diri dengan cepat, sementara AI memerlukan jutaan data untuk belajar efektif.

Saat ini, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari banyak orang. AI banyak diandalkan untuk keperluan pekerjaan hingga hiburan, mulai dari menulis artikel, menerjemahkan, pemrograman, mengenali wajah, membuat karya seni, dan banyak lagi. Teknologi ini telah terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari lewat asisten virtual, sistem rekomendasi, dan chatbot yang makin pintar.

Meski AI semakin pintar dan efisien, cara berpikirnya sangat berbeda dengan manusia. AI memang mampu meniru beberapa fungsi kognitif seperti belajar dan memecahkan masalah, tetapi tetap memiliki batasan, seperti pada data dan program yang dimilikinya. Di sisi lain, cara berpikir manusia jauh lebih kompleks karena melibatkan emosi, intuisi, kreativitas, dan nilai-nilai moral. Kita akan mengeksplorasi secara mendalam perbedaan utama antara cara berpikir manusia dan AI.

1. Sifat dari cara berpikir

ilustrasi berpikir (freepik.com/user12150432)

Cara berpikir manusia didasarkan pada proses biologis yang kompleks, melibatkan neuron dan sinapsis di otak. Manusia memiliki kreativitas, emosi, intuisi, serta pertimbangan etis yang terbentuk dari pengalaman hidup, budaya, dan nilai pribadi.

Di sisi lain, AI bekerja berdasarkan algoritma dan model matematika. Ia dapat meniru fungsi kognitif seperti belajar dan memecahkan masalah, tetapi tidak memiliki kesadaran, emosi, atau intuisi. Cara berpikir AI sepenuhnya dikendalikan oleh program dan data yang dimasukkan.

2. Proses pembelajaran

ilustrasi ChatGPT (pexels.com/Sanket Mishra)

Manusia belajar melalui pengalaman, pengamatan, dan sekolah. Manusia mampu menggeneralisasi pengetahuan dan beradaptasi hanya dengan sedikit contoh, sebuah kemampuan yang dikenal sebagai one-shot learning. Misalnya, manusia bisa mengenali macan tutul hanya dengan melihat satu gambar.

AI memerlukan jutaan data untuk bisa belajar dengan efektif, dikenal sebagai multishot learning. Hal ini membuat AI kurang efisien dalam konteks pembelajaran yang fleksibel dan cepat seperti manusia.

3. Kecepatan dan efisiensi

ilustrasi ChatGPT (pexels.com/Airam Dato-on)

Dalam hal memproses data dalam jumlah besar, manusia lebih lambat dibanding AI. Akan tetapi, manusia unggul dalam pengambilan keputusan kompleks yang membutuhkan pemahaman konteks dan nuansa.

AI mampu memproses data dalam jumlah sangat besar dengan kecepatan tinggi, serta unggul dalam tugas berulang seperti pengenalan pola dan perhitungan cepat. Contohnya, AI dapat menganalisis ribuan gambar medis hanya dalam hitungan detik.

4. Kreativitas

ilustrasi sedang berpikir keras (pexels.com/Resume Genius)

Salah satu ciri khas kecerdasan manusia yang tidak dimiliki AI adalah dalam hal kreativitas. Manusia mampu menghubungkan ide-ide yang tidak saling berkaitan untuk menghasilkan solusi dan karya baru, seperti dalam seni, sastra, dan penemuan ilmiah.

Meskipun AI dapat digunakan untuk membantu kegiatan kreatif, seperti membuat konten media sosial dan musik, tetapi kreativitasnya terbatas karena tidak memiliki imajinasi atau intuisi. Output-nya hanya berdasarkan data yang sudah ada dan aturan yang diprogram.

5. Adaptabilitas

ilustrasi ChatGPT (pexels.com/Matheus Bertelli)

Manusia sangat fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap situasi baru, menggunakan kreativitas dan intuisi. Hal ini memungkinkan manusia untuk bertahan dalam lingkungan yang tidak menentu.

Sementara itu, AI hanya mampu beradaptasi jika diprogram ulang atau dilatih kembali. AI sangat hebat dalam tugas tertentu, tetapi kurang tangguh saat menghadapi situasi yang berubah atau tidak terduga.

6. Pengambilan keputusan

ilustrasi wanita sedanng berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam mengambil keputusan, manusia melibatkan intuisi, emosi, dan pertimbangan moral. Manusia bisa mempertimbangkan dampak sosial dan etis dari suatu tindakan.

Sebaliknya, dalam pengambilan keputusan, AI secara penuh mengandalkan data dan logika yang objektif. Meski akurat dan konsisten, AI tidak mempertimbangkan faktor moral atau nuansa sosial dalam keputusannya.

7. Kecerdasan emosional

ilustrasi ChatGPT (pexels.com/Matheus Bertelli)

Manusia mempunyai kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk memahami emosi, merespons secara empatik, serta membangun hubungan yang bermakna. Ini sangat penting dalam komunikasi dan kolaborasi.

Di sisi lain, AI tidak memiliki empati atau pemahaman emosional sejati. Meski dapat meniru respons emosional, tetapi itu hanyalah simulasi berdasarkan data, bukan perasaan sebenarnya.

Pada intinya, cara berpikir manusia melibatkan kreativitas, emosi, intuisi, dan nilai-nilai moral, yang menjadikan kita sangat tangguh dalam berbagai situasi. Sebaliknya, AI unggul dalam hal kecepatan, efisiensi, dan akurasi dalam tugas-tugas spesifik berbasis data. Kamu bisa menggunakan kombinasi antara kecerdasan manusia dan AI untuk memudahkan semua aktivitasmu, bahkan menghasilkan inovasi yang luar biasa.

Referensi 

Discovery Place. Diakses pada April 2025. Looking at the Differences in How Humans Think and How Artificial Intelligence Thinks
GeeksforGeeks. Diakses pada April 2025. Difference Between Artificial Intelligence and Human Intelligence
Live Science. Diakses pada April 2025. Scientists Discover Major Differences in How Humans and AI Think – and the Implications Could Be Significant
University of Hull. Diakses pada April 2025. What is Artificial Intelligence and How is it Different from Human Intelligence
OrangeMantra. Diakses pada April 2025. Artificial Intelligence vs Human Intelligence
TechTarget. Diakses pada April 2025. Artificial Intelligence vs Human Intelligence: How Are They Different

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us