7 Perbedaan Tsunami dan Gelombang Pasang, Jangan Keliru!

Saat melihat ombak besar menerjang daratan, mungkin banyak yang langsung menyebutnya sebagai tsunami. Padahal, belum tentu, lho. Bisa jadi itu hanyalah gelombang pasang yang datang secara alami karena pengaruh Bulan dan Matahari.
Supaya tidak salah kaprah, penting untuk memahami perbedaan tsunami dan gelombang pasang. Meski sama-sama melibatkan air laut dan bisa berdampak ke wilayah pesisir, keduanya punya penyebab, ciri, dan dampak yang sangat berbeda. Yuk, kenali lebih lanjut perbedaannya!
Perbedaan tsunami dan gelombang pasang
Sekilas tsunami dan gelombang pasang terlihat mirip karena sama-sama melibatkan naiknya air laut ke permukaan daratan. Namun, sebenarnya, keduanya berasal dari penyebab yang berbeda dan memiliki dampak tak sama. Berikut perbedaan tsunami dan gelombang pasang yang perlu kamu ketahui.
1. Penyebab terjadinya
Tsunami terjadi akibat gangguan tiba-tiba di bawah laut, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor bawah laut, atau hantaman meteor. Gangguan ini menyebabkan perpindahan besar air laut dan menciptakan gelombang raksasa yang bergerak sangat cepat ke arah pantai.
Gelombang pasang sebenarnya bukan disebabkan oleh gempa atau letusan gunung. Melainkan tarikan gravitasi antara Bumi, Bulan, dan Matahari. Inilah yang menyebabkan terjadinya pasang surut air laut secara teratur setiap harinya.
2. Frekuensi dan pola terjadi
Gelombang pasang terjadi secara rutin dua kali sehari di sebagian besar garis pantai. Fenomena ini bisa diprediksi karena mengikuti siklus Bulan.
Tsunami, di sisi lain, sangat jarang terjadi dan tidak bisa diprediksi secara pasti. Fenomena ini bisa muncul kapan saja setelah terjadi gangguan besar di bawah laut. Misalnya, gempa berkekuatan besar di zona subduksi bisa memicu tsunami hanya dalam hitungan menit.
3. Ketinggian dan ukuran gelombang

Jika dilihat dari ketinggiannya, gelombang pasang biasanya rendah dan lambat. Namun, di beberapa tempat tertentu seperti Teluk Fundy di Kanada, gelombangnya bisa mencapai lebih dari 15 meter karena bentuk geografis wilayahnya.
Sementara itu, tsunami bisa jauh lebih tinggi dan dahsyat. Bahkan, tsunami terbesar yang pernah tercatat di Lituya Bay, Alaska, mencapai ketinggian 524 meter. Tsunami juga memiliki panjang gelombang (jarak antar puncak gelombang) yang bisa mencapai ratusan kilometer.
4. Dampak dan kerusakan
Gelombang pasang jarang menyebabkan kerusakan besar. Kalaupun terjadi, biasanya diakibatkan oleh pasang ekstrem yang menyebabkan banjir ringan di daerah pesisir.
Di satu sisi, tsunami bisa sangat menghancurkan. Saat mencapai daratan, gelombangnya berubah menjadi dinding air besar yang bisa menghancurkan bangunan, menyeret kendaraan, membanjiri kota, bahkan menelan nyawa ribuan orang dalam waktu singkat.
Contohnya, tsunami Samudra Hindia 2004 yang menewaskan sekitar 230.000 orang di berbagai negara. Bahkan tsunami kecil sekalipun tetap bisa berdampak serius, seperti merusak pelabuhan, mengganggu aktivitas perikanan, hingga mengancam spesies laut yang sensitif terhadap perubahan arus dan tekanan air.
5. Kecepatan gelombang
Berbeda dari gelombang biasa, tsunami bergerak sangat cepat di lautan terbuka. Gerak gelombangnya bisa mencapai 500—800 km/jam atau secepat pesawat jet. Saat mendekati pantai, kecepatannya menurun, tapi tinggi gelombangnya justru meningkat drastis dan bisa berubah menjadi dinding air yang menghantam daratan dengan kekuatan besar.
Gelombang pasang jauh lebih lambat dan tidak memiliki dorongan energi destruktif seperti tsunami. Karena itu, air pasang naik dan turun secara perlahan dan tidak menimbulkan hentakan besar.
6. Waktu terjadi

Gelombang pasang terjadi sesuai dengan rotasi Bumi dan posisi Bulan. Karena itu, masyarakat pesisir bisa memperkirakan kapan pasang naik atau surut terjadi setiap hari.
Sementara itu, tsunami berkaitan dengan bencana alam mendadak, sehingga tidak mengikuti jadwal apa pun. Kejadian ini hanya bisa diketahui lewat sistem deteksi dini, yang sayangnya belum 100 persen akurat dan belum tersebar merata.
7. Wilayah terjadinya
Gelombang pasang merupakan fenomena yang umum terjadi di hampir seluruh wilayah pesisir. Peristiwa ini dipengaruhi oleh tarikan gravitasi Bulan dan Matahari.
Sementara itu, tsunami paling sering terjadi di Samudra Pasifik, terutama di kawasan “Ring of Fire” yang rawan gempa dan letusan gunung berapi. Namun, tsunami bisa terjadi di lautan manapun jika ada gangguan besar di dasar laut.
Perbedaan tsunami dan gelombang pasang tak hanya soal ukuran gelombang, tapi juga dampaknya. Dengan tahu bedanya, kamu bisa lebih waspada dan tidak salah paham lagi saat dua istilah ini muncul di berita.
Referensi
"What's The Difference Between A Tsunami And A Tidal Wave?". Live Science. Diakses Juli 2025.
"Tidal Wave vs. Tsunami". Diffen. Diakses Juli 2025.
"Tsunami vs. Tidal Wave: What’s The Difference?". Mental Floss. Diakses Juli 2025.
"What Is The Difference Between A Tsunami And A Tidal Wave?" U.S. Geological Survey. Diakses Juli 2025.