4 Risiko Jika Mencukur Bulu Kucing Sembarangan

- Iritasi dan luka pada kulit kucing
- Gangguan suhu tubuh
- Risiko stres dan trauma psikologis
Mencukur bulu kucing kerap kali dianggap sebagai cara yang cukup praktis untuk memastikan kebersihan dan juga mengurangi kerontokan yang terjadi. Namun, tindakan ini nyatanya tidak selalu aman khususnya apabila dilakukan tanpa pengetahuan atau pun dengan menggunakan alat yang tidak tepat.
Mencukur bulu kucing secara berlebihan atau sembarangan justru bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan psikologis pada hewan tersebut. Oleh sebab itu, simaklah beberapa risiko berikut ini yang akan terjadi jika mencukur bulu kucing sembarangan.
1. Iritasi dan luka pada kulit

Kulit kucing ternyata sangat tipis dan sensitif, sehingga mudah sekali terluka apabila sampai terkena pisau cukur atau pun gunting yang tajam. Kesalahan kecil ketika mencukur bisa menimbulkan iritasi, goresan, atau bahkan luka terbuka yang dapat menimbulkan infeksi.
Bukan hanya rasa sakit yang akan dialami, namun luka pada kulit kucing juga bisa menarik perhatian hewan tersebut untuk terus menjilati atau bahkan menggaruk area tersebut. Hal inilah yang akan memperparah kondisi kulit dan pada akhirnya membuat proses penyembuhannya menjadi jauh lebih lama.
2. Gangguan suhu tubuh

Bulu kucing berfungsi sebagai pelindung alami untuk bisa menjaga suhu tubuh agar tetap dalam kondisi yang stabil, baik pada cuaca panas atau dingin. Pada saat bulu dicukur habis, maka kemampuan tubuh kucing dalam mengatur suhu pun akan mengalami penurunan secara signifikan dan membuat kondisi tubuhnya lebih rentan terhadap perubahan cuaca.
Pada kondisi yang panas, maka kucing akan lebih mudah mengalami adanya dehidrasi akibat kulitnya terpapar langsung dengan sinar Matahari. Sementara pada saat cuaca dingin, maka kucing bisa saja menggigil dan kehilangan kehangatan yang biasa dijaga oleh lapisan bulunya.
3. Risiko stres dan trauma psikologis

Kucing dikenal sebagai hewan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, termasuk pada bulunya sendiri setelah dicukur. Ternyata banyak kucing yang mulai menunjukkan tanda-tanda stres, seperti menolak makan, bersembunyi, atau bahkan menjilat tubuhnya secara berlebihan.
Kondisi yang satu ini bisa terjadi akibat kucing merasa kehilangan rasa aman karena perubahan tekstur dan juga aroma pada bulunya. Jika terus dibiarkan, maka stress yang berkepanjangan tersebut hanya akan memengaruhi kesehatan fisik dan membuat sistem imunitasnya mengalami penurunan secara signifikan.
4. Pertumbuhan bulu yang tidak merata

Mencukur bulu tanpa teknik yang tepat justru hanya akan menyebabkan pertumbuhan bulu kembali menjadi tidak rata atau lebih kasar dari sebelumnya. Ada beberapa area yang mungkin tumbuh lebih lambat, sementara bagian lain justru terlihat menumpuk dan pada akhirnya kusut pertumbuhan.
Bulu yang tidak merata bukan hanya mengganggu penampilan kucing, namun juga membuatnya jadi lebih mudah sakit dan mengalami kondisi rambut kusut di kemudian hari. Selain itu, bulu yang tumbuh tidak merata juga bisa menimbulkan rasa gatal dan membuat kucing merasa tidak nyaman dengan dirinya.
Mencukur bulu kucing memang boleh dilakukan dalam kondisi tertentu, misal pada saat ada luka, jamur, atau ketika bulunya terlalu kusut. Namun, tindakan ini memang semestinya dilakukan oleh profesional atau dokter hewan agar lebih aman untuk kucing. Ingat, bulu bukan hanya estetika, namun bagian penting dalam sistem perlindungan tubuh kucing!


















