Sejarah Pembentukan Pegunungan Himalaya, Puncak Tertinggi Bumi!

Pegunungan Himalaya dikenal sebagai sebuah sistem pegunungan tertinggi yang ada di Bumi. Puncaknya yang paling terkenal, yakni Gunung Everest, menjulang setinggi 8.848 meter di atas permukaan laut. Himayala terletak di Dataran Tinggi Tibet pada bagian utara dan anak benua India pada bagian selatan hingga membentuk seperti pembatas.
Meskipun Gunung Everest jadi tempat paling terkenal di Pegunungan Himalaya, sebenarnya rata-rata ketinggian puncak gunung lain di sini juga teriblang cukup impresif. Dilansir Britannica, lebih dari 110 puncak gunung yang ada di Pegunungan Himalaya memiliki ketinggian sekitar 7.300 meter di atas permukaan laut. Inilah yang membuat banyak orang begitu tertarik mendaki Pegunungan Himalaya, khususnya Gunung Everest, karena dianggap sebagai puncak dari dataran di Bumi.
Dari sedikit fakta itu, rasanya ada satu pertanyaan yang menarik untuk dibahas. Bagaimana pegunungan sebesar dan setinggi Himalaya dapat terbentuk? Apa saja proses yang harus dilalui Pegunungan Himalaya? Kali ini, yuk, kita coba telusuri jawabannya lewat artikel yang satu ini!
1. Proses awalnya dimulai sejak ratusan juta tahun lalu

Kondisi dataran India cukup unik pada fase awal pecahnya superbenua Pangea. Sebab, India tidak langsung bergabung dengan bagian Asia lainnya dan bahkan lebih cocok kalau disebut sebagai benua sendiri sekitar 225 juta tahun yang lalu.
Dilansir The Geological Society, anak benua India tadinya berada di dekat dataran Australia dan terpisah dari dataran utama Asia berkat adanya samudera kuno bernama Tethys. Kemudian, saat superbenua Pangea mulai pecah sekitar 200 juta tahun yang lalu, perjalanan daratan India menuju tempatnya pada saat ini pun dimulai.
Sekitar 80 juta tahun yang lalu, anak benua India masih berjarak kurang lebih 6,4 ribu km dari posisinya hari ini. Lempengan ini terus bergerak ke arah utara dengan perkiraan kecepatan yang berbeda-beda lantaran terbawa oleh lempeng Indo-Australia. Mulanya, pada 80 juta tahun lalu, lempeng India bergerak dengan kecepatan 9—16 cm per tahun, tetapi agak melambat menjadi 4—6 cm per tahun sejak 50—40 juta tahun yang lalu.
Nah, pergerakan lempeng India ke arah utara ini lama-lama akan mencapai titik tabrakan dengan lempeng Eurasia yang sudah ada di sana sebelumnya. Pertemuan yang tak terhindarkan antara lempeng India dengan lempeng Eurasia pun dimulai sekitar 50 juta tahun yang lalu. Apalagi, Samudra Tethys yang jadi titik pemisah antara keduanya justru mulai mengecil dan dasar lautnya naik sekitar 20 juta tahun yang lalu.
2. Pegunungan Himalaya terbentuk berkat proses tektonik

Pergerakan lempeng India, mengecilnya luas dan meningginya dasar Samudra Tethys, dan keberadaan lempeng Asia di dekatnya membuat proses tektonik berupa tabrakan antara dua lempeng berbeda jadi tak terhindari lagi. Menariknya, sedimen Samudra Tethys yang meninggi itu justru akan membentuk pegunungan. Pada akhirnya, anak benua India bertabrakan dengan Dataran Tinggi Tibet, tetapi ada hal yang tak biasa dari proses tektonik ini.
Dilansir PBS, normalnya, tabrakan antara dua lempeng yang berbeda akan menyebabkan mereka turun ke bawah. Namun, pada kasus tabrakan anak benua India dengan Eurasia—dalam kasus ini titiknya berada di Dataran Tinggi Tibet—batuan dan sedimen yang ada di atasnya justru terdorong naik. Hal ini disebabkan karena sedimen di sana cenderung ringan dan batuannya berjenis metamorf.
Oleh karena lempeng India terus bergerak ke arah utara, dataran setelah tabrakan itu terus terdorong. Apalagi, lempeng India terbilang sangat tebal dan ringan, sehingga alih-alih jadi tenggelam ke bawah lempeng Eurasia, hasil tabrakannya justru akan membentuk lipatan gunung secara perlahan-lahan. Nah, di tempat inilah Pegunungan Himalaya yang kita kenal saat ini terbentuk.
Menariknya, sebelum proses tabrakan terjadi, kerak samudra yang ada di bagian lempeng India justru tenggelam ke arah lempeng Eurasia. Kemudian, sedimen dasar laut itu terkikis sembari terbawa ke atas saat tabrakan dimulai, dilansir National Geographic. Jadi, penemuan beberapa jenis batuan laut di atas Pegunungan Himalaya sebenarnya merupakan hal yang wajar karena memang pada dasarnya dataran yang membentuk pegunungan ini berasal dari dasar laut.
3. Lempeng India yang membentuk Pegunungan Himalaya masih terus bergerak hingga hari ini

Terbentuknya Pegunungan Himalaya bukan berarti jadi akhir perjalanan dari lempeng India. Sebab, ternyata lempengan tersebut masih terus bergerak hingga hari ini. Dilansir Deutsche Welle, lempeng India tetap bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 5 cm per tahunnya. Sebenarnya, Eurasia juga bergerak ke arah yang sama, tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat, yakni sekitar 2 cm per tahun.
Tentunya, ada konsekuensi atas pergerakan lempeng ini. Misalnya saja, luas wilayah negara-negara yang ada di atas Lempeng India sebenarnya terus berkurang tiap tahunnya. Namun, jangan membayangkan pengurangan wilayah yang sangat besar karena rata-rata pengurangannya hanya sekitar 2 mm per tahun. Selain luas wilayah dataran di atasnya, pegerakan Lempeng India ini juga memiliki konsekuensi terhadap ketinggian Pegunungan Himalaya itu sendiri.
Dilansir National Geographic, peneliti memperkirakan jika proses tabrakan yang masih berlangsung hingga hari ini dapat menyebabkan penambahan ketinggian dari Pegunungan Himalaya hingga 10 mm tiap tahunnya. Khusus bagi puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest, peningkatannya diperkirakan sekitar 1 mm per tahun.
Walau begitu, rasanya ketinggian Gunung Everest tak akan bertambah terlalu signifikan. Sebab, seiring dengan proses tektonik yang menyebabkan batuan di bawahnya naik secara perlahan, erosi di puncak gunungnya juga terus terjadi. Angin dan air secara konsisten menyapu sedimen di puncak gunung-gunung Himalaya dan membawanya menuju sungai terdekat. Belum lagi, gravitasi disinyalir juga berperan dalam menjaga ketinggian Gunung Everest agar tidak bertambah terus menerus.
Demikian proses panjang nan rumit dari pembentukan Pegunungan Himalaya. Siapa sangka kalau wilayah yang hari ini jadi puncak tertinggi di Bumi sebenarnya sempat berada di dasar laut sekitar puluhan juta tahun yang lalu, ya. Kalau ada kesempatan menjelajahi Pegunungan Himalaya, apakah kamu tertarik untuk mencobanya?