Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Penemuan Obat Bius, Momen Penting dalam Sejarah Kedokteran

ilustrasi obat bius atau anestesi (freepik.com/prostooleh)
ilustrasi obat bius atau anestesi (freepik.com/prostooleh)
Intinya sih...
  • Penemuan anestesi merevolusi prosedur bedah
  • Metode kuno menggunakan ramuan herbal, alkohol, dan opium untuk mengurangi rasa sakit
  • Dietil eter dan kloroform menjadi terobosan besar dalam anestesi pada abad ke-19

Obat bius atau yang secara medis dikenal sebagai anestesi adalah salah satu bahan paling penting dalam dunia kedokteran. Dengan ditemukannya anestesi, prosedur operasi jadi tidak begitu menyeramkan bagi pasien. Sebelum adanya anestesi, pembedahan sering kali menjadi pengalaman yang brutal dan sangat menyakitkan, di mana pasien harus menanggung rasa sakit yang luar biasa selama prosedur. 

Perjalanan menuju penemuan obat bius yang efektif melibatkan berbagai praktik kuno, penemuan ilmiah penting, dan tokoh-tokoh terkemuka yang berkontribusi terhadap pengembangannya. Di sini, kita akan membahas bagaimana sejarah ditemukannya obat bius atau anestesi.

1. Praktik awal dalam menghilangkan rasa sakit

ilustrasi opium (pixabay.com/papaya45)
ilustrasi opium (pixabay.com/papaya45)

Sejak zaman kuno, berbagai metode telah digunakan untuk mengurangi rasa sakit selama prosedur bedah. Peradaban kuno menggunakan ramuan herbal, alkohol, dan opium sebagai obat penenang. Misalnya, bangsa Sumeria sudah menanam opium sejak tahun 3400 SM, sementara orang Mesir menggunakan tanaman mandrake sebagai analgesik sederhana. Di Cina, tabib legendaris Hua Tuo terkenal karena menggunakan campuran ramuan sebagai bentuk anestesi pada operasi sekitar tahun 200 Masehi. Namun, metode awal ini sering kali kurang memadai, menyebabkan komplikasi dan tingkat kematian yang tinggi.

2. Eter sebagai terobosan dalam dunia anestesi

ilustrasi obat bius atau anestesi (freepik.com/freepik)
ilustrasi obat bius atau anestesi (freepik.com/freepik)

Terobosan besar dalam anestesi terjadi pada abad ke-19 dengan diperkenalkannya dietil eter. Pada Oktober 1846, seorang dokter gigi dari Boston, William Thomas Green Morton, melakukan demonstrasi publik pertama yang berhasil tentang anestesi eter di Rumah Sakit Umum Massachusetts. Selama demonstrasi ini, Morton memberikan dietil eter kepada seorang pasien yang akan menjalani operasi leher yang dilakukan oleh ahli bedah John Collins Warren. Pasien tidak merasakan sakit selama prosedur tersebut, yang menjadi momen penting dalam sejarah kedokteran.

Demonstrasi Morton segera menarik perhatian dan menyebabkan penyebaran luas penggunaan dietil eter sebagai agen anestesi di seluruh dunia. Dalam beberapa bulan, banyak ahli bedah mulai menggunakan dietil eter untuk berbagai prosedur, secara signifikan meningkatkan jumlah dan kompleksitas operasi yang dilakukan. Penemuan dietil eter segera menjadi temuan revolusioner bagi praktik bedah.

3. Peran klorofom

ilustrasi obat bius atau anestesi (freepik.com/prostooleh)
ilustrasi obat bius atau anestesi (freepik.com/prostooleh)

Setelah keberhasilan eter, kloroform diperkenalkan sebagai agen anestesi lainnya. Pada tahun 1847, seorang dokter Skotlandia, James Simpson, melakukan percobaan dengan kloroform dan menemukan bahwa itu adalah anestesi yang efektif untuk prosedur bedah. Kloroform segera menjadi lebih populer daripada eter karena lebih mudah digunakan dan efektif dalam membuat pasien tidak sadar. Ini memungkinkan dokter melakukan operasi yang lebih kompleks tanpa khawatir menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan pada pasien.

Kendati memiliki banyak keunggulan, kloroform juga memiliki risiko. Jika tidak diberikan dengan hati-hati, kloroform dapat menyebabkan depresi pernapasan dan komplikasi lainnya. Hal ini memicu penelitian lanjutan untuk menemukan alternatif yang lebih aman dan meningkatkan teknik dalam pemberian anestesi.

4. Kemajuan dalam teknik anestesi

ilustrasi operasi (freepik.com/gpointstudio)
ilustrasi operasi (freepik.com/gpointstudio)

Seiring dengan perkembangan anestesi, teknik dan peralatan yang digunakan oleh ahli anestesi juga berkembang. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjadi kemajuan signifikan dalam agen anestesi dan metode pengantaran. Misalnya, kokain diisolasi pada tahun 1859 dan menjadi anestesi lokal pertama yang efektif, digunakan dalam operasi mata oleh Karl Koller pada tahun 1884.

Selain itu, inovasi seperti tabung endotrakeal dengan manset yang diperkenalkan oleh Arthur Ernest Guedel pada tahun 1928 memungkinkan anestesi yang lebih dalam sambil menjaga keselamatan pasien selama operasi. Perkembangan ini menjadi fondasi anestesiologi modern sebagai bidang khusus dalam kedokteran.

5. Munculnya anestesiologi sebagai profesi

ilustrasi dokter anestesi (freepik.com/ArtPhoto_studio)
ilustrasi dokter anestesi (freepik.com/ArtPhoto_studio)

Pada awal abad ke-20, anestesiologi mulai muncul sebagai spesialisasi dokter yang terpisah. Para pelopor seperti Ralph M. Waters memainkan peran penting dalam menetapkan standar pendidikan dan praktik dalam bidang ini. Pembentukan organisasi profesional juga mendorong penelitian dan kolaborasi di antara praktisi.

Saat ini, anestesiologi diakui sebagai komponen penting dalam perawatan bedah. Anestesi modern menjadi lebih aman dan efektif berkat penelitian yang ketat dan kemajuan teknologi. Ahli anestesi tidak hanya dilatih untuk memberikan anestesi, tetapi juga untuk memantau tanda-tanda vital pasien selama prosedur bedah guna memastikan keselamatan mereka.

Penemuan obat bius merevolusi dunia kedokteran dengan mengubah operasi yang menyakitkan menjadi prosedur yang dapat dilakukan dengan aman. Dari ramuan herbal kuno hingga teknik anestesi modern, evolusi obat bius mencerminkan kemajuan besar dalam ilmu kedokteran. 

Referensi 

ANZCA. Diakses pada Maret 2025. History of Anaesthesia
Mass General. Diakses pada Maret 2025. History of Anesthesia
BBC Bitesize. Diakses pada Maret 2025. A Brief History of Anaesthetics
AMA Journal of Ethics. Diakses pada Maret 2025. History and Professionalism in Anesthesiology

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us