Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Strategi Bertahan Hidup Ruminansia Kecil pada Suhu Panas Ekstrem

ilustrasi kawanan muda domba(pexels.com/@rachel-claire)

Efek perubahan iklim atau climate changes, seperti pemanasan global merupakan ancaman utama bagi kelangsungan dan keberlanjutan produksi ternak di berbagai belahan dunia, termasuk ruminansia, terkhususnya ruminansia kecil, yakni domba dan kambing. Ruminansia sendiri adalah kelompok mamalia yang berasal dari subordo Artiodactyla. 

1. Panas ekstrem menggagalkan produksi ternak

ilustrasi anak kecil laki-laki meminum segelas susu(pexels.com/@samerdaboul)

Stres panas adalah kondisi di mana hewan ternak memiliki lebih banyak panas daripada yang dapat mereka singkirkan sehingga menimbulkan lebih banyak stres. Stres panas akan mengganggu reproduksi, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas susu, serta kekebalan alami yang membuat hewan ternak lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Lalu, bagaiman ruminansia kecil ini merespons? Sanggupkah mereka bertahan dari dari stres panas?

2. Adaptasi hewan terhadap panas

ilustrasi lahan gersang(pexels.com/@pixabay)

Hewan memiliki mekanisme adaptasi yang terbagi menjadi 4 jenis yakni morfologi, tingkah laku, fisiologis dan genetik. Keempat mekanisme tersebut saling berkaitan dalam memberi respons terhadap perubahan suhu tubuh.

Suhu tubuh adalah ukuran toleransi panas yang baik pada hewan, karena ini merupakan hasil dari semua proses perolehan dan kehilangan panas dalam tubuh. Parameter yang menunjukkan mekanisme adaptasi fisiologis pada ruminansia kecil ada perubahan denyut jantung, laju pernapasan, suhu rektal, dan terengah-engah.

3. Efek fisiologis panas pada tubuh hewan

ilustrasi anak domba yang membelakangi cahaya matahari(pexels.com/@katlovessteve)

Ketika suhu tubuh meningkat, maka mereka akan mencari berbagai cara untuk menghilangkan panas. Cara yang mereka lakukan dapat melibatkan serangkaian adaptasi sistem, yakni sistem pernapasan, peredaran darah, ekskresi, endokrin, dan saraf. Koordinasi dari semua sistem akan bervariasi antara spesies, breed, dan individu dalam breed yang sama.

4. Morfologi ruminansia kecil berkontribusi pada proses adaptasi fisiologis

ilustrasi kambing hitam berambut coklat(pexels.com/@karolina-grabowska)

Rendahnya proporsi kontak permukaan pada ruminansia kecil berukuran besar, menyulitkan mereka untuk mengeluarkan panas yang berakibat pada peningkatan laju pernapasan dan suhu rektal.

Pigmen kulit yang cerah akan memantulkan radiasi matahari sehingga mengurangi retensi atau penyerapan panas, peningkatan suhu rektal, dan laju respirasi rendah. Kulit rambut yang tipis, rambut pendek, dan jumlah rambut yang lebih sedikit memfasilitasi penetrasi udara sehingga mendukung perpindahan panas lebih baik serta menurunkan laju respirasi dan suhu rektal.

5. Asupan pakan rendah

ilustrasi kambing makan rumput(pexels.com/@sophie-dale-1368982)

Pengurangan asupan pakan adalah adaptasi tingkah laku untuk mengurangi produksi panas di lingkungan, karena peningkatan panas yang dihasilkan dari pakan merupakan sumber utama panas pada ruminansia. 

6. Genom mitokondria sebagai pemeran utama dalam adaptasi genetik

ilustrasi DNA mitokondria(unspalsh.com/@sangharsh_l)

Adaptasi genetik merujuk pada sifat-sifat yang diwariskan dari karakteristik yang mendukung kelangsungan hidup populasi. Mitokondria menjadi pemeran penting sebagai fasilitator metabolisme energi. Sehingga, gen mitokondria adalah gen yang sangat terkait dalam kemampuan beradaptasi, karena organelnya mengandung genom tersendiri dengan kode genetik yang dimodifikasi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Haniyatul H
EditorHaniyatul H
Follow Us