Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Takut Burung? Mungkin Kamu Pengidap Ornithophobia

ilustrasi bermain dengan burung (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi bermain dengan burung (pexels.com/Los Muertos Crew)

Setiap orang unik dengan ciri khasnya masing-masing, termasuk dengan jenis fobia yang mungkin diidapnya. Ada fobia yang terdengar umum seperti fobia dengan ketinggian, dan ada pula fobia yang terdengar asing di telinga, seperti fobia yang satu ini. Merasa takut sama burung? Mungkin kamu salah satu yang mengidap ornithophobia

1. Fobia takut burung bisa menimbulkan mual hingga sesak napas bagi pengidapnya

ilustrasi memberi makan burung (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi memberi makan burung (pexels.com/Los Muertos Crew)

Ornithophobia dikategorikan sebagi ketakutan pada hewan tertentu, dalam hal ini adalah burung. Orang yang takut burung mengalami gejala fisik ketika burung berada di dekatnya, beberapa orang bahkan dapat merasakannya meski hanya dengan memikirkan burung.

Gejala fobia terhadap burung yang mungkin dialami pengidap antara lain; mual, detak jantung tinggi atau palpitasi, pusing atau sakit kepala ringan, berkeringat, sesak napas, hingga sakit perut. 

2. Ketakutan terhadap burung berpotensi menimbulkan ketakutan lain secara sosial

ilustrasi memberi makan burung (pexels.com/KABDONG KIM)
ilustrasi memberi makan burung (pexels.com/KABDONG KIM)

Banyak orang yang hidup dengan ornithophobia atau fobia lainnya mengakui ketakutan itu mungkin berlebihan dan tidak masuk akal. Ketakutan itu juga bisa menimbulkan perasaan malu terhadap lingkungan sosialnya. 

Seseorang dengan ornithophobia tidak takut situasi sosial secara langsung, tetapi mereka mungkin memiliki perasaan malu dan terhina di depan orang lain karena ketakutannya pada burung.

Seseorang yang takut pada burung akan menghindari berada di tempat banyak burung berada. Mereka mungkin juga menghindari untuk melihat gambar, bergabung dengan komunitas, atau ikut diskusi sederhana tentang burung. Mereka juga mungkin memiliki gejala kecemasan sosial lain jika mengkhawatirkan reaksi orang lain terhadap ornithophobia yang diidapnya.

3. Alasan ornithophobia tidak diketahui secara pasti

ilustrasi bermain bersama burung (pexels.com/Ragga Muffin)
ilustrasi bermain bersama burung (pexels.com/Ragga Muffin)

Dokter tidak yakin persis apa yang menyebabkan ornithophobia, tetapi ada bukti bahwa fobia spesifik seperti ini mungkin adalah turunan.

Beberapa orang memiliki trauma yang mengarah pada ketakutan akan burung. Pertemuan negatif dengan burung dapat menyebabkan ketakutan yang berkelanjutan, bahkan jika seseorang melupakan apa yang terjadi. Misalnya, ditabrak burung yang terbang dari arah yang tidak disangka-sangka, dijatuhi kotoran burung saat sedang berjalan, dan situasi-situasi lain yang serupa. 

Alasan lainnya mungkin berkaitan dengan sikap dan tindakan orang-orang terdekat di sekitar mereka terhadap burung. Mereka mencontoh perilaku orang tua atau teman sepergaulan dalam menilai burung. 

4. Fobia terhadap burung bisa dialami siapa saja

ilustrasi bermain dengan burung (pexels.com/Julian Jimenez Martinez)
ilustrasi bermain dengan burung (pexels.com/Julian Jimenez Martinez)

Fobia akan sesuatu dapat menyerang siapa saja, termasuk dengan fobia terhadap burung. Menurut penelitian, fobia burung pada masa anak-anak cenderung dimulai antara usia 5 dan 9 tahun. Namun, jangan khawatir, fobia ini akan membaik seiring dengan bertambahnya usia mereka. 

Fobia pada orang dewasa sering dimulai pada usia 20-an, dan sayangnya, fobia yang terjadi pada orang dewasa akan berlangsung sangat lama. Faktanya, sebanyak 80% fobia pada orang dewasa tidak hilang tanpa pengobatan.

5. Biasakan untuk mengekspos apa pun tentang burung untuk meredakan fobia

ilustrasi bermain bersama burung (pexels.com/tugay aydın)
ilustrasi bermain bersama burung (pexels.com/tugay aydın)

Banyak orang dengan ornithophobia dapat menemukan bantuan untuk gejalanya. Metode paling umum untuk mengobati fobia spesifik seperti ketakutan pada burung adalah terapi perilaku kognitif. Ini adalah terapi yang mengajarkan pengidap bagaimana menghadapi pikiran negatif dengan cara yang sehat.

Baik sendiri atau bekerja dengan seorang profesional, pengidap dapat memulai desensitisasi, atau terapi paparan, yang di antaranya; membiasakan untuk melihat gambar burung, menonton acara televisi seperti acara alam yang menampilkan burung, mengamati burung dari kejauhan seperti di suaka burung atau cagar alam, atau berada di area tempat burung berkumpul seperti taman atau pantai.

Kecemasan akan muncul pada saat si pengidap mulai meningkatkan ekspos terhadap burung. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah tarik napas dalam-dalam, melakukan teknik relaksasi, hingga mengonsumsi obat antikecemasan. Opsi-opsi tersebut mungkin direkomendasikan oleh profesional.

Seiring waktu, ornithophobia akan hilang, jika kamu terbiasa melihatnya secara sadar dan tenang, tetapi tidak ada rentang waktu yang pasti untuk ini. Jadi, luangkan waktumu dan biarkan gejala ini mereda secara bertahap.

Fobia apa pun dapat dialami oleh setiap orang, termasuk fobia terhadap burung. Namun, jangan panik, kamu tidak sendirian. Banyak orang di luar sana yang juga mungkin mengalami hal serupa. Jika ini dirasa sangat mengganggu, maka pergilah ke profesional untuk mengobatinya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
jejaknarasi
Editorjejaknarasi
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Memukau Kannauj, Kota Parfum dengan Tradisi Kuno di India

12 Sep 2025, 19:49 WIBScience