4 Teknologi Antariksa dari Film Sci-fi yang Mulai Terwujud!

Perjalanan luar angkasa identik dengan waktu tempuh panjang dan jarak yang jauh. Di sisi lain, ia membutuhkan kebutuhan logistik yang besar. Dalam film fiksi ilmiah khususnya adegan dalam perjalanan luar angkasa, banyak sekali teknologi canggih yang sering kita lihat. Beberapa teknologi bahkan sudah memasuki tahap eksperimen untuk membuktikan bahwa teknologi tersebut benar-benar dapat digunakan di masa depan. Berikut empat teknologi luar angkasa dalam film sci-fi yang memungkinkan dapat diwujudkan di masa depan.
1. Hydrosleep, sebuah tidur dan hibernasi panjang

Hydrosleep atau hibernasi buatan adalah kondisi ketika manusia dikondisikan ke dalam keadaan tidur panjang dengan memperlambat metabolisme secara signifikan. Tujuan utama dari proses ini adalah memperlambat fungsi tubuh secara drastis, sehingga mengurangi konsumsi energi dan kebutuhan oksigen, makanan, dan air. Konsep ini terinspirasi dari kemampuan alami beberapa hewan yang mengalami hibernasi untuk bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrem. Dalam konteks perjalanan antariksa, hydrosleep diharapkan dapat membantu astronot menjalani misi berdurasi panjang dengan lebih efisien.
Salah satu pendekatan yang sedang diteliti untuk mencapai hydrosleep adalah penggunaan hipotermia terapeutik, di mana suhu tubuh diturunkan untuk memperlambat metabolisme dan mengurangi konsumsi oksigen. Teknik ini telah diterapkan dalam prosedur medis seperti operasi jantung dan perawatan pasien dengan trauma berat untuk mencegah kerusakan organ. Namun, untuk penggunaan jangka panjang dalam perjalanan antariksa, diperlukan metode yang lebih stabil dan aman untuk mempertahankan kondisi ini tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan.
2. Warp drive yang menembus kecepatan cahaya

Teknologi warp drive memungkinkan pesawat untuk menembus kecepatan cahaya dengan melipat jarak yang sangat jauh. Kamu mungkin sering melihatnya dalam film seperti Star Trek atau Star Wars. Dalam waktu yang lama, konsep ini dianggap mustahil karena hukum fisika tidak memungkinkan sebuah objek bermassa bergerak melebihi kecepatan cahaya. Namun, pada tahun 1994, fisikawan Miguel Alcubierre mengusulkan model warp bubble yang secara teori memang tidak melanggar hukum relativitas. Ini adalah konsep ketika ruang dan waktu dimanipulasi agar sebuah objek bisa meluncur di dalam gelembung tanpa melanggar hukum fisika.
Penelitian terbaru dari para ilmuwan di University of Göttingen dan Max Planck Institute mencoba mendeteksi jejak perjalanan alien dengan warp drive di ruang angkasa. Meski teknologi ini dapat dikatakan masih spekulatif, para fisikawan cukup membahasnya dengan serius. Tantangan utama dari teknologi ini adalah kebutuhan energi yang sangat besar, yang bahkan melebihi massa planet Jupiter. Meski terdengar terlalu besar dan jauh dari realistis, namun secara teori hal ini mungkin untuk diimplementasikan.
3. Solar sail, radiasi matahari untuk efisiensi

Solar sail adalah teknologi yang memanfaatkan tekanan radiasi cahaya matahari untuk mendorong pesawat luar angkasa. Teknologi ini sering muncul dalam beberapa film sci-fi sebagai solusi untuk transportasi yang efisien. Konsepnya mirip dengan layar kapal yang digerakkan angin, tetapi kali ini digerakkan dengan memanfaatkan foton dari matahari. Bahkan di titik ekstremnya, penjelajahan jarak jauh bisa dilakukan tanpa harus menggunakan bahan bakar.
NASA sudah mengujicobakan teknologi ini dalam misi seperti LightSail dan NEA Scout. Pesawat seperti IKAROS milik Jepang berhasil menggunakan solar sail untuk melintasi ruang antariksa menuju planet Venus. Teknologi ini menjadi sangat menjanjikan untuk misi ke stasiun luar angkasa, asteroid atau bahkan perjalanan menuju sistem bintang terdekat seperti Alpha Centauri. Dengan perkembangan material yang semakin ringan dan adaptif, solar sail dapat menjadi masa depan eksplorasi antariksa.
4. Elevator luar angkasa

Konsep elevator luar angkasa pertama kali diperkenalkan oleh Arthur C. Clarke dalam novelnya The Fountains of Paradise. Teknologi ini memanfaatkan kabel super kuat yang menghubungkan Bumi dengan satelit di orbit tinggi. Ide ini memungkinkan pengiriman kargo dan manusia ke luar angkasa tanpa menggunakan roket. Jika terwujud, elevator luar angkasa dapat memangkas biaya dan risiko perjalanan antariksa secara signifikan. Proyek-proyek eksperimental seperti Space Elevator Games yang didukung NASA juga telah mencoba mengembangkan prototipe sistem ini. Masalah utamanya adalah belum adanya material yang cukup kuat dan ringan seperti yang dibutuhkan, tetapi riset tentang bahan karbon nanotube dan graphene masih terus berlangsung hingga hari ini.
Teknologi perjalanan antariksa yang dahulu hanya hidup dalam imajinasi film-film fiksi ilmiah kini mulai mendekati kenyataan berkat kemajuan ilmu pengetahuan. Dari konsep warp bubble yang dapat mengubah ruang-waktu, hydrosleep yang meniru hibernasi, hingga elevator luar angkasa yang mengandalkan kekuatan material super. Meski sebagian besar memang masih dalam tahap teoretis atau eksperimental, adanya perkembangan dalam proses riset dan penelitiannya justru menunjukkan bahwa bukan mustahil suatu hari nanti manusia benar-benar dapat mengimplementasikan seluruh teknologi tersebut.