Tertua di Amerika, Ini 12 Sejarah Jalur Kereta Api Lintas Benua 

Lokomotif uap datang ke Amerika pada tahun 1830, dan pada tahun 1840-an, terciptalah ide pembuatan jalur kereta api yang akan menghubungkan Amerika Serikat dari timur ke barat. Hal ini tercetus ketika pemukim Amerika berbondong-bondong pergi ke barat pada masa California Gold Rush (Demam Emas California).

Karena perjalanan darat berbahaya, beberapa orang menempuh perjalanan laut selama enam bulan ke San Francisco untuk menghindari medan yang sulit.

Pengusaha New York, Asa Whitney mengusulkan pendanaan federal kepada Kongres pada tahun 1845, terkait rencana pembuatan jalur kereta api untuk mencapai Pasifik, tetapi tidak berhasil.

Seperti yang diungkapkan Linda Hall Library, namun pada tahun 1860, proposal insinyur Theodore Yehuda untuk membangun rel kereta api di pegunungan Sierra Nevada terbukti lebih cocok. Pada tahun 1861, Yehuda mampu meyakinkan Kongres, serta Presiden Abraham Lincoln saat itu, untuk mewujudkan rencananya.

Berkat upaya Theodore Yehuda, Transcontinental Railroad secara resmi dikerjakan di bawah kepemimpinan Presiden Lincoln dengan berlakunya Pacific Railway Act tahun 1862. Menurut situs web resmi Union Pacific, undang-undang tersebut mengalokasikan dua jalur rel kereta api seluas 6.400 hektar, dan 48.000 US dolar dalam bentuk obligasi pemerintah untuk membantu usaha kolosal tersebut.

Kedua rel kereta api tersebut adalah Central Pacific Railroad of California, yang membangun jalur kereta api ke timur dari Sacramento, dan Union Pacific Railroad Company, yang akan membangun jalur kereta api barat dari Sungai Missouri. Untungnya, akuisisi California setelah Perang Meksiko membuka jalan bagi rute ke Pantai Barat.

Central Pacific Railroad dimulai pada tahun 1861, tetapi secara resmi disahkan setahun kemudian. Yehuda sendiri membuka kesempatannya di Barat, ia merekrut beberapa pengusaha yang sedang naik daun untuk membiayai proyek tersebut. Tak satu pun dari pengusaha ini memiliki pengalaman dalam berinvestasi, baik di bidang teknik maupun konstruksi. Jalur Union Pacific baru diluncurkan pada akhir tahun 1863.

Meskipun adanya obligasi pemerintah, proyek itu didanai oleh tiga perusahaan swasta, serta obligasi hipotek yang diterbitkan perusahaan. Transcontinental Railroad dianggap sebagai proyek konstruksi terbesar di abad itu.

Sebelum rel kereta api dapat dibangun, kantor pertanahan pemerintah kewalahan dengan paten yang harus dikeluarkan terkait penjualan tanah, menurut Institut Sejarah Amerika, Gilder Lehrman. 

Investor keuangan dari kedua jalur kereta api juga khawatir terkait masalah keuntungan, karena paten memakan waktu lama, konstruksi tidak dapat dimulai segera setelah pembelian tanah.

Sebelum Transcontinental Railroad dibangun, California diisolasi dari negara-negara bagiannya. Theodore Yehuda sendiri mendapatkan dana yang cukup sehingga California memiliki lebih banyak akses. Ia membentuk "Big Four", empat pendukung keuangan. 

Collis Potter Huntington yang mengawasi pembangunan bagian barat proyek. Tiga pemodal lainnya adalah Leland Stanford, seorang senator California yang namanya disematkan untuk Universitas Stanford, Mark Hopkins, seorang kapitalis California yang namanya digunakan untuk Mark Hopkins Hotel San Francisco, dan Charles Crocker, seorang pengusaha, bankir, dan kepala kontraktor Central Pacific.

Menurut ulasan San Francisco Chronicle terhadap buku The Associates: Four Capitalists Who Created California oleh Richard Rayner, Big Four dianggap sebagai perampok karena terlibat dalam praktik bisnis yang tidak etis. Mereka mengeksploitasi tenaga kerja, dan melakukan penipuan dengan memanipulasi dana pemerintah serta menggunakan taktik korup untuk melawan pesaing mereka.

Central Pacific Railroad of California dan Union Pacific Railroad Company saling bersaing satu sama lain. Theodore Judah, chief engineer Central Pacific, memiliki kepentingan di California, sedangkan Thomas C. Durant dari Union Pacific meminta untuk melakukan ekspansi di Midwest.

Central Pacific membangun jalur sepanjang 690 mil di sepanjang medan yang sangat sulit di Barat. Jalur tersebut membangun 15 terowongan melalui Pegunungan Sierra, menurut situs web Union Pacific.

Para insinyur Union Pacific berusaha untuk mengejar ketinggalan dengan jalur Central Pacific, yang telah memulai konstruksi dua tahun sebelumnya. Sementara itu, Durant melobi agar rute dimulai di Nebraska, bukan di Council Bluffs, Iowa, seperti yang semula dinyatakan Presiden Lincoln. Pada tahun 1869, jalur sepanjang 1.086 mil dari Omaha, melalui Wyoming, dan ke Utah selesai. Jalur itu mencakup delapan jembatan dan empat terowongan.

Pada tahun 1863, jalur Central Pacific dan Union Pacific putus. Tim Central Pacific pernah berhasil mencapai sepuluh mil lintasan dalam satu hari, dan jumlah lintasan yang dibuat oleh kedua perusahaan terakumulasi menjadi 541 meter.

Transcontinental Railroad membutuhkan waktu hampir satu dekade untuk diselesaikan, tetapi cuaca yang tidak menentu dan bahkan berbahaya, memperlambat proyek pembangunan, seperti yang dilaporkan Institut Gilder Lehrman. 

Trek berhasil dibangun di ketinggian 2.138 meter di atas permukaan laut di Terowongan Puncak di Central Pacific Line, dan 2.512 meter di Sherman Pass di jalur Union Pacific. Pada akhir kedua proyek, lebih dari 21.000 pekerja dipekerjakan untuk membangun rel. 

Pada tahun 1868, Transcontinental Railroad menghasilkan setidaknya 23 juta US dolar atau setara 331 miliar lebih keuntungan bagi investor Crédit Mobilier, laba atas investasi 280%.

Kereta api memudahkan pengangkutan barang, mulai dari bahan pangan, manufaktur, dan bahan mentah. Menciptakan ledakan bisnis besar-besaran. Dilansir laman History Channel, pada tahun 1880, diperkirakan bahwa Transcontinental Railroad mengangkut barang senilai 50 juta US dolar atau setara dengan 720,3 miliar per tahun. Kereta api juga mulai memfasilitasi perdagangan internasional.

Pembangunan rel kereta api tidak hanya menciptakan ledakan kapitalis di Amerika, tetapi juga mengubah cara hidup orang Amerika. 

Penyelesaian Transcontinental Railroad melibatkan penggalian 19 terowongan pada tahun 1860-an. Penggalian dilakukan dengan pengambilan granit menggunakan palu dan pahat, yang sehari hanya mencapai 30,4 cm. Lalu pekerja mulai menggunakan nitrogliserin untuk menggali batu yang membandel. Sementara itu di Terowongan Puncak di jalur Pasifik Tengah (Central Pacific), para pekerja harus memotong granit setinggi 533 meter. 

Jembatan khusus juga dibangun karena yang lama tidak mampu menahan beban lokomotif kereta api. Rangka jembatan yang disebut truss membantu menahan beban kereta. Kedua jalur tersebut dipatenkan desain truss, yang terbuat dari kombinasi logam dan kayu. Kedua perusahaan kereta api juga membangun serangkaian jembatan sementara yang akan diganti dengan struktur besi yang lebih aman.

Pekerja yang membangun Union Pacific Railroad adalah veteran Perang Saudara keturunan Irlandia, dan sebagian besar pekerja Central Pacific Railroad adalah imigran Cina. Mereka diharuskan bekerja 12 jam sehari. Beberapa dari mereka tewas, terperangkap dalam ledakan yang tidak disengaja atau bahkan longsoran salju.

Imigran Cina membangun rel kereta api di California sebelum Transcontinental Railroad. Saat pembangunan jalur Central Pacific, diperkirakan 10.000 hingga 15.000 imigran Cina direkrut dari provinsi Guangdong di China, menurut Proyek Pekerja Kereta Api China di Amerika Utara di Universitas Stanford.

Jalur kereta api Union Pacific dibangun oleh veteran perang Irlandia-Amerika. Waktunya sangat tepat, mengingat hampir seperempat populasi Irlandia melarikan diri karena Wabah Kelaparan Kentang pada tahun 1845-1852.

Dua titik akhir Transcontinental Railroad adalah Sacramento dan Omaha. Kedua jalur kereta api itu akan bertemu di Promontory Point, Utah, dan jalur kereta api tersebut secara resmi selesai pada 10 Mei 1869.

Saat rel kereta api tersedia di Midwest, komunitas yang dikenal sebagai kota Hell on Wheels terbentuk di dekat relnya. Kota-kota ini terkenal dengan salon, rumah bordil, dan perjudian.

Rute tersebut juga menciptakan ketegangan di antara komunitas penduduk asli Amerika, pekerja konstruksi dan penduduk yang baru beremigrasi. Sayangnya, karena ketegangan dan perebutan tanah, banyak anggota suku Sioux dan Arapahoe terbunuh.

Sebelum Transcontinental Railroad dibangun, seseorang yang ingin berpergian harus mengeluarkan biayanya 1.000 US dolar, yang setara dengan 30.000 US dolar hari ini atau sekitar 432 juta rupiah. Setelah rel kereta api dibangun, biayanya turun menjadi 136 US dolar atau setara 1,9 juta rupiah per tiket untuk menempuh perjalanan tujuh hari dari New York ke San Francisco. Untuk kursi kelas dua akan dikenakan biaya 110 US dolar, dan kursi kelas tiga hanya seharga 65 US dolar per tiket.

Siapa yang diuntungkan dari penjualan tiket? Salah satu skandal keuangan paling terkenal di abad ke-19 lahir dari konstruksi Transcontinental Railroad. Menurut History Channel, skandal yang melibatkan perusahaan Crédit Mobilier (dibentuk oleh pemegang saham Union Pacific) membuat investor (beberapa di antaranya adalah anggota Kongres) memberikan kontrak kepada diri mereka sendiri.

Hal ini hampir membuat Union Pacific Railroad bangkrut pada awal tahun 1870-an. Skandal itu membuat kecaman dua anggota DPR, dan mencoreng reputasi mereka. Namun, korupsi dalam perkeretaapian terus berlanjut.

Ekonomi berkembang pesat setelah bisnis kereta api lepas landas. Perdagangan antarnegara bagian menjadi keuntungan utama, seperti yang dilansir laman PBS. Banyak perkembangan positif yang datang dari konsepsi perkeretaapian, termasuk peningkatan intelektualitas dan pola pikir kosmopolitan, kini masyarakat di Timur dan Barat bisa lebih mudah bertukar pikiran dan belajar satu sama lain.

Namun, dampak budayanya bermasalah. Hal ini terus mendatangkan malapetaka pada komunitas penduduk asli Amerika, yang telah menjadi sasaran pemindahan dan genosida. Brigham Young dari Utah, salah satu pendiri Mormonisme di Salt Lake City, membeli saham di Union Pacific Railroad dengan harapan dapat mempengaruhi politik perkeretaapian.

Jalur kereta api lintas benua ini dibuat dengan begitu ambisius, membutuhkan banyak investor, izin dan bantuan dari pemerintah, ratusan insinyur, dan ribuan buruh yang menerjang kondisi cuaca yang keras, dan perlakuan tidak etis, untuk menyelesaikannya.