Usia Bulan Jauh Lebih Tua dari yang Pernah Diduga, Menurut Studi

- Pembentukan Bulan mungkin terjadi 100 juta tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
- Berdasarkan sampel batuan, usia Bulan diperkirakan antara 4,43 hingga 4,53 miliar tahun yang lalu.
- Teori pembentukan Bulan baru menunjukkan gambaran yang berbeda tentang usia dan evolusi planet kita.
Pembentukan Bulan mungkin terjadi lebih cepat dari yang kita duga. Menurut analisis baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman, pendamping Bumi ini mungkin telah terbentuk sejak 4,53 miliar tahun yang lalu, atau ratusan juta tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya (Nature, 2024).
Ini adalah garis waktu yang mungkin bisa memecahkan misteri lain tentang Bulan, seperti mengapa jumlah cekungan tumbukan besar lebih sedikit dari yang kita duga, dan mengapa Bulan memiliki lebih sedikit logam dibanding Bumi. Bahkan bisa membantu kita memahami sejarah dan evolusi planet kita dengan lebih baik, kata tim yang dipimpin oleh ahli geologi Francis Nimmo dari University of California Santa Cruz.
Sampel batuan
Teori utama saat ini tentang bagaimana Bulan terbentuk didasarkan pada kekacauan di Tata Surya pada masa awal pembentukannya. Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Saat itu, Matahari dikelilingi oleh piringan gas dan debu yang tersisa dari pembentukannya sendiri, menyatu menjadi bebatuan yang menggumpal, menabrak satu sama lain dan secara umum menyebabkan kekacauan.
Para ilmuwan menduga Bulan terbentuk ketika sebuah objek besar, kira-kira seukuran Mars, bertabrakan dengan bayi Bumi yang masih hangat dan lembek dari pembentukannya sendiri. Sejumlah besar massa Bumi mungkin terlontar ke orbit, lalu bergabung membentuk Bulan.
Setelah terbentuk, Bulan diperkirakan memiliki lautan magma global yang dengan cepat mendingin dan mengeras menjadi permukaan. Berdasarkan sampel batuan yang diasumsikan terbentuk di lautan magma ini, tabrakan diperkirakan terjadi 4,35 miliar tahun lalu.
Ditemukan perbedaan usia

Mengutip Science Alert, baru-baru ini, gambaran yang berbeda muncul dari butiran-butiran kecil zirkon Bulan. Kristal zirkon menjadi indikasi usia sampel karena keunikan cara pembentukannya. Ketika terbentuk, kristal zirkon menggabungkan uranium, tetapi tidak dapat menyerap timbal. Seiring waktu, uranium radioaktif dalam zirkon meluruh menjadi timbal.
Para ilmuwan dapat melihat rasio uranium terhadap timbal dalam kristal zirkon, menentukan berapa lama zirkon terbentuk dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Menariknya, kristal zirkon dari Bulan telah diberi usia yang secara signifikan lebih tinggi dari 4,35 miliar tahun. Salah satunya berusia 4,46 miliar tahun, yang lain 4,51 miliar tahun. Ini tidak sesuai dengan lautan magma global, yang menghalangi pembentukan dan kelangsungan hidup kristal zirkon.
Entah bagaimana zirkon ini tetap ada. Pada saat yang sama, ada sejumlah besar batuan bulan yang berusia 4,35 miliar tahun. Untuk mengatasi perbedaan yang tampak ini, Nimmo dan rekan-rekannya melakukan analisis dan pemodelan untuk menunjukkan bahwa kedua hal tersebut bisa jadi benar di mana Bulan terbentuk pada waktu yang lebih awal, dan kemudian mengalami peleburan kerak yang meluas 4,35 miliar tahun yang lalu.
Kesimpulan peneliti
Ketika Bulan baru terbentuk, sebelum ia menetap di orbit yang lebih melingkar, orbit Bulan mungkin cukup eksentrik untuk melelehkan sebagian permukaannya selama beberapa puluh juta tahun. Hal ini mungkin terjadi sekitar 4,35 miliar tahun yang lalu—memecahkan masalah zirkon yang lebih tua dan batuan permukaan yang lebih muda.
Hal ini, pada gilirannya, membatasi usia Bulan antara 4,43 hingga 4,53 miliar tahun yang lalu. Karena Bumi diperkirakan berusia 4,54 miliar tahun, itu berarti planet kita mungkin telah berteman baik dengan satelitnya selama hampir seluruh masa hidupnya.
Temuan ini bisa membantu memecahkan beberapa misteri menarik yakni Bulan memiliki lebih sedikit cekungan tumbukan daripada yang diperkirakan para ilmuwan berdasarkan perkiraan beratnya pengeboman di masa lalu.
Peleburan kembali permukaan Bulan secara pasang surut akan secara efektif menghapus cekungan tumbukan tersebut. Hal ini juga membatasi usia Cekungan Kutub Selatan-Aitken yang mencakup seperempat permukaan Bulan.
Selain itu, Bumi memiliki logam di permukaannya yang berasal dari planetesimal yang menghantamnya saat Tata Surya masih muda. Jumlahnya jauh lebih sedikit di Bulan. Jika Bulan terbentuk, mengumpulkan sejumlah planetesimal dan melebur kembali, akan membuat logam-logam itu tenggelam di bawah permukaan Bulan.