Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Pengambilan Air Tanah secara Berlebihan, Bisa Picu Bencana!

ilustrasi air (Unsplash.com/Jimmy Chang)

Air tanah adalah sumber daya yang berharga dan sangat dibutuhkan oleh manusia. Berbeda dengan air yang ada di permukaan, air tanah cenderung memiliki kandungan yang lebih baik sehingga keberadaannya begitu dicari. Hal inilah yang memicu adanya fenomena pengambilan air tanah secara berlebihan.

Kebutuhan sehari-hari, seperti pemenuhan konsumsi dan sistem pengairan irigasi membuat banyak orang mengambil sumber daya ini secara terus menerus. Padahal, kegiatan semacam ini dapat berakibat buruk terhadap keberlangsungan air tanah itu sendiri. Berikut dampak pengambilan air tanah secara berlebihan. Check this out!

1. Penurunan muka tanah

ilustrasi pesisir (Pexels.com/Abet Llacer)

Aktivitas pengambilan air tanah secara berlebihan berpotensi kuat dalam penurunan permukaan tanah. Dilansir United States Geological Survey, ini disebabkan pasokan air tanah sebagai penyangga yang menghilang. Imbasnya, ada kekosongan celah di dalam tanah sehingga rentan runtuh dan jatuh.

Penurunan muka tanah sangat berbahaya, terlebih di masa perubahan iklim yang menyebabkan suhu Bumi meningkat. Apabila dibiarkan terus menerus, akan terjadi penurunan dataran. Beberapa daerah yang umumnya berada di pesisir atau dekat lautan terancam tenggelam lantaran ketinggiannya yang terus menurun.  

2. Mempengaruhi pasokan air di sungai dan danau

ilustrasi danau (Unsplash.com/dirk von loen-wagner)

Air tanah termasuk ke dalam bagian dari siklus hidrologi yang menjaga volume air di Bumi tetap stabil. Namun, di saat air tanah diambil secara berlebihan, maka hal ini akan berpengaruh terhadap pasokan air yang ada di danau dan sungai. Kedua tempat tersebut terancam mengalami penipisan volume air.

Kekurangan air tanah membuat air tambahan tidak mengalir ke danau, sungai, bahkan laut. Hal ini terjadi lantaran tidak adanya minimnya proses penguapan atau kondensasi dalam mekanisme pembentukan hujan. Pada akhirnya, sungai atau danau menerima lebih sedikit air yang berasal dari aliran tanah.

3. Terjadinya intrusi air laut

ilustrasi laut (Pexels.com/Sebastian Arie Voortman)

Dengan adanya celah akibat eksploitasi air tanah, hal ini berpotensi menyebabkan intrusi air laut. Sederhananya, fenomena ini merupakan proses bercampurnya air laut dengan air di bawah tanah. Proses tersebut biasa terjadi di pesisir dan pantai.

Faktor utama terjadinya intrusi adalah pemompaan air tanah yang berlebihan dari akuifer sehingga menarik air laut masuk ke dalam akuifer. Air tanah yang jauh di dalam tanah akhirnya bercampur dengan air asin dan tidak boleh dikonsumsi oleh manusia karena tingkat salinitasnya yang tinggi.

4. Penurunan kualitas air tanah

ilustrasi air (Unsplash.com/Amritanshu Sikdar)

Dalam keadaan normal, air tanah memiliki berbagai kandungan zat penting bagi kehidupan makhluk hidup, di antaranya sebagai sumber irigasi pertanian. Namun, apabila air tanah secara terus menerus diambil secara berlebihan, maka dapat menyebabkan kualitasnya menjadi menurun.

Dampak ini sangat berhubungan dengan intrusi air laut. Air tanah terkontaminasi oleh air asin sehingga tidak dapat dikonsumsi lagi. Untuk menghilangkan kadar air asin di bawah tanah, diperlukan biaya yang tak murah untuk memompa dan menyaringnya,

5. Membahayakan keanekaragaman hayati

ilustrasi rusa (Pexels.com/cmonphotography)

Mengambil air tanah secara berlebihan menjadi bumerang nyata bagi manusia itu sendiri. Dilansir laman Conserve Energy Future, krisis air tanah bisa mengancam keberlangsungan hidup keanekaragaman hayati karena persediaan unsur hara yang menipis.

Persediaan air tanah umumnya banyak di lapisan akuifer, sehingga ada penduduk yang hanya mengandalkan akuifer saja, contohnya di dekat Teluk Meksiko. Akibat dari air tanah yang menipis, kehidupan satwa liar, hewan laut, dan pertanian di daerah tersebut mengalami gangguan parah.

Fenomena pengambilan air tanah secara berlebihan masih terus terjadi, khususnya di Indonesia. Jika terus berlangsung, maka dapat dikhawatirkan hal ini memicu bencana yang lebih parah, yaitu tenggelamnya kota-kota besar yang ditambah dengan adanya perubahan iklim.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alvin Pratama
EditorAlvin Pratama
Follow Us