Seperti Nabi Yunus, Bagaimana Rasanya Ditelan Paus? Ini Faktanya!

Sebelum membahas permasalahan ini lebih lanjut, perlu diketahui bahwa tidak semua paus mampu menelan manusia secara utuh. Sebab ada sebagian spesies paus yang memiliki mulut sempit. Contohnya orca dan paus bergigi atau odontocetes.

Lain halnya dengan paus biru. Spesies ini merupakan salah satu makhluk dan spesies paus terbesar di dunia. Panjang tubuhnya sekitar 25 meter dan beratnya bisa mencapai 150 ribu kilogram. Dilansir INSH, mulut paus biru bahkan bisa diisi oleh 400 hingga 500 manusia dewasa, lho!

Walaupun begitu, kamu tak perlu khawatir untuk ditelan oleh paus biru. Mengutip How Stuff Works, mereka memiliki kerongkongan yang sempit karena spesies tersebut memangsa plankton dan hewan-hewan kecil lainnya. 

Spesies yang paling mungkin untuk menelan manusia adalah paus sperma. Mereka memiliki panjang tubuh sekitar 12 meter dan bobot mencapai 57 ribu kilogram. Paus sperma biasa memangsa hewan besar seperti anjing laut sehingga manusia bisa masuk ke dalam perutnya. 

Nah, secara teknis kemungkinan untuk dilahap oleh paus memang cukup kecil. Namun tak ada salahnya untuk berandai-andai, terutama jika didasarkan pada ilmu pengetahuan. Iya, kan?

Katakanlah kamu sedang berenang di samudra yang luas dan dalam. Kemudian ada paus sperma yang secara tiba-tiba melahap tubuhmu. Apa yang akan terjadi?

Hal pertama yang akan kamu sadari adalah mulut paus sperma penuh akan gigi yang tajam. Setiap giginya memiliki panjang 20 sentimeter dan bekerja seperti pisau steak. Sebanyak 40 hingga 50 gigi tersebut telah berhasil melukai hingga bahkan membunuh orang-orang yang ingin menangkap paus sperma. 

Berikutnya, anggap saja tubuhmu tidak tersentuh atau mendapatkan cedera yang besar dari gigi-gigi paus sperma. Selanjutnya, kamu akan masuk ke dalam esofagus atau kerongkongan si makhluk laut tersebut.

"Lorong" ini cukup sempit untuk ukuran manusia dewasa. Maka dari itu, jika kamu masuk secara tegak lurus, tangan dan kaki akan sulit untuk bergerak merangkak ke luar. Tubuh pun terasa terhimpit, berlendir, dan terdorong semakin masuk ke dalam saluran cerna sang paus. 

Lebih menariknya lagi, paus biasanya menelan mangsa dengan cara yang unik, yaitu kepala masuk terlebih dahulu. Dilansir The Naked Scientists, hal ini membantu mamalia tersebut dalam menelan. Sebab ketika kepala masuk duluan, tulang belakang mangsa akan membentuk garis tegak lurus ke dalam saluran pencernaan. 

Menguntungkan bagi sang predator, namun tidak untuk kamu sebagai mangsa. Masuk ke tubuh paus dengan kepala terlebih dahulu berarti kesempatan untuk melarikan diri sangatlah tipis. Posisi tersebut juga membuatmu sulit untuk bernapas.

Jika kamu beruntung dan bisa melewati kerongkongan dengan selamat, tahap selanjutnya adalah berhadapan dengan empat lambung paus. Lambung pertama adalah yang paling besar. "Kantung" tersebut berisikan asam hidroklorik yang sangat kuat. Asam tersebut beserta enzim-enzim pencernaan lainnya akan menghancurkan kulit dan bahkan merusak penglihatanmu. 

Tak hanya itu, lambung paus adalah tempat yang sangat gelap. Kamu beruntung jika ada ikan atau cumi-cumi yang bisa menyala dalam gelap di sana. Namun hal itu tidak sepadan dengan apa yang kamu rasakan.

Setelahnya, tubuhmu yang tidak berdaya akan melewati ketiga lambung berikutnya yang semakin lama semakin mengecil. Di tahap ini, seharusnya sudah tidak ada harapan lagi bagimu untuk selamat dari perut paus. 

Lalu apa yang terjadi kemudian? Tentu kini nutrisi yang terkandung di dalam tubuhmu sudah menjadi milik sang paus. Kamu mungkin telah diubah menjadi energi baginya untuk beraktivitas. 

Namun, paus tidak bisa mencerna semua bagian tubuhmu. Tulang, rambut, dan kukumulah yang tersisa. Ketiganya akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran. 

Banyak orang membayangkan bahwa manusia yang masuk ke perut paus bisa selamat ketika dikeluarkan sebagai muntahan. Namun ada beberapa hal yang membuat anggapan ini keliru. 

Pertama, paus memang memiliki kemampuan untuk memuntahkan isi perutnya. Namun ini dilakukan untuk mengeluarkan zat-zat toksin dan hal-hal yang tak bisa dicernanya, seperti paruh burung, rambut, bulu, dan lain-lain. Muntahan tersebut dinamakan ambergris. 

Kedua, perlu diketahui pula bahwa ambergris sebenarnya tidak keluar melalui mulut seperti yang kamu bayangkan. "Muntahan" tersebut dikeluarkan melalui anus paus. Yang membedakannya dengan kotoran adalah muntahan ini diselimuti oleh zat lilin. 

Berikutnya, paus tidak pernah memuntahkan mangsa yang masuk ke dalam perutnya. Terlebih lagi secara utuh dan masih bernyawa. Kecuali, jika tubuhmu sekecil plankton. Kamu masih bisa keluar dari sela-sela gigi paus sebelum mendarat di dalam lambung mereka. 

Jika menimbang kemungkinannya, paus sebenarnya tidak memangsa manusia. Dilansir The Naked Scientists, pernah ada kasus di mana paus menyerang dan bahkan membunuh manusia, namun mereka tidak mengonsumsinya. 

Jadi, kemungkinan untuk ditelan paus memang ada. Hanya saja, sekarang ini kita berada di lokasi yang jauh dari habitat mereka. paus biasanya tinggal di samudra yang luas, dalam, dan beriklim dingin. Contohnya di Arktik atau Kutub Utara. 

Terlebih lagi, kamu tidak mungkin, kan, secara sengaja mendekati paus untuk merasakan hal-hal yang disebutkan di atas? Kamu akan ketakutan dan lari duluan melihat yang ukurannya berkali-kali lipat dari tubuhmu itu!