Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Agung, 7 Bukti Kucing Pernah Jadi Hewan Paling Berkuasa

hearthmoonrising.com
hearthmoonrising.com

Pernah mendengar istilah "bucing"? Sebelas dua belas dengan "bucin" atau budak cinta, "bucing" merupakan singkatan dari budak kucing. Warganet menggunakan kata tersebut untuk menggambarkan seseorang yang sangat menyukai kucing hingga rela melakukan apa pun untuk hewan imut tersebut. 

Rela mengeluarkan banyak uang untuk hewan tersebut ternyata bukanlah hal yang besar. Masyarakat zaman dahulu telah melakukan hal-hal yang lebih dari itu. Mereka percaya bahwa kucing adalah hewan suci sehingga sangat mengagungkannya.

Ini membuat kucing seakan sangat berkuasa di dunia pada saat itu. Ingin tahu apa saja bukti-buktinya? Simak berikut ini!

1. Kucing dianggap lebih penting daripada keluarga di masyarakat Mesir Kuno

cloudfront.net
cloudfront.net

Sudah bukan rahasia lagi bahwa masyarakat Mesir Kuno sangat mengagungkan kucing. Dilansir Science ABC, ada dua alasan utama kenapa ini terjadi. Pertama karena kucing selalu melindungi hasil panen mereka dari tikus dan hewan lain. Kedua, ada beberapa dewa di Mesir yang bisa berubah wujud menjadi kucing. 

Lalu seperti apa bentuk dedikasi masyarakat Mesir Kuno terhadap kucing? Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Ada banyak hukum yang dibuat untuk melindungi kucing. Salah satunya adalah orang yang membunuh hewan itu dengan sengaja akan mendapatkan hukuman mati;
  • Kucing akan dijadikan mumi bersama dan disandingkan dengan mumi majikannya;
  • Ketika kucing mati, majikan harus tetap memberi persembahan makanan di sebelah mumi hewan tersebut;
  • Keluarga yang memelihara kucing akan mencukur alisnya ketika hewan itu mati. Ini adalah simbol dari rasa kehilangan yang dirasakan. 

2. Masyarakat Yunani percaya kucing adalah bagian dari dewa dan dewinya

rocketcdn.me
rocketcdn.me

Kelompok masyarakat berikutnya yang mengagungkan kucing adalah Yunani Kuno. Alasannya adalah mereka percaya bahwa hewan tersebut merupakan bagian dari dewa dan dewi Yunani.

Dilansir Kitten Toob, menurut masyarakat Yunani Kuno, dewi Hecate adalah sosok yang sering mengubah dirinya menjadi kucing hitam. Ia pernah melakukan transformasi ini untuk melarikan diri dari Typhon, monster bangsa Titan yang menjadi musuhnya. 

Di zaman tersebut, mayoritas keluarga memelihara kucing. Hewan tersebut tidak boleh disalahkan, apalagi dibunuh. 

3. Kucing juga menjadi dewa di Tiongkok

twitter.com/p_j_richards
twitter.com/p_j_richards

Masyarakat Tiongkok zaman dahulu mengenal seorang dewa bernama Li Shou. Menurut kepercayaan setempat, Li Shou mengambil wujud kucing berwarna putih dan hitam untuk menjalankan tugasnya. 

Ia berperan besar dalam dunia pertanian. Para petani percaya bahwa Li Shou adalah sosok yang mengusir hama, mendatangkan hujan, hingga mengusir roh jahat yang akan mengganggu hasil panen mereka. 

Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat setempat sering memberikan persembahan kepada Li Shou. Selain itu, mereka juga membuat ribuan patung dewa tersebut dan disebarkan di seluruh Tiongkok. 

Tidak hanya itu, kucing juga menjadi simbol keberuntungan di negara tersebut. Itulah kenapa kamu pasti sering menemukan patung kucing emas dengan tangan terangkat di toko-toko masyarakat keturunan Tiongkok. 

4. Hanya orang kaya dan pejabat yang bisa memelihara kucing di Jepang

gnst.jp
gnst.jp

Hampir sama seperti Tiongkok, kucing merupakan simbol keberuntungan di Jepang. Dilansir Ancient, ini karena pada zaman dulu, masyarakat setempat percaya bahwa hewan tersebut adalah perwujudan dari dewi belas kasihan.

Kisah ini dimulai ketika seorang ksatria datang ke sebuah kuil. Di depannya, ia melihat seekor kucing dengan satu tangan yang terangkat. Tiba-tiba ksatria tersebut tersambar petir ketika berada di dalam kuil. Tak lama, ia sadarkan diri dan melihat kucing tersebut menyelamatkan nyawanya. 

Sejak saat itu, kucing menjadi hewan yang diagungkan di Jepang. Karenanya, biaya untuk mengadopsinya sangatlah tinggi. Sekitar abad ke-10 Masehi, hanya orang-orang kaya dan pejabat yang bisa memelihara mereka. Tujuannya adalah agar kucing tidak kelaparan dan berada di tempat yang layak. 

5. Kucing adalah pelindung manusia menurut masyarakat Polandia

narvii.com
narvii.com

Masyarakat Polandia zaman dahulu memercayai sesosok roh bernama Ovinnik. Ia mengambil wujud kucing hitam dan diyakini berperan sebagai pelindung manusia. Ovinnik akan menjaga hewan-hewan ternak dan peliharaan, mengusir hantu, serta berbagai roh jahat. 

Karena alasan tersebut, kucing terutama yang berwarna hitam sangat dihormati oleh masyarakat setempat. Mereka bahkan sengaja memelihara hewan itu karena percaya keluarganya akan terlindungi. 

6. Masyarakat Nordik selalu menyiapkan persembahan untuk kucing

lifeinnorway.net
lifeinnorway.net

Bangsa Nordiik atau Skandinavia memiliki satu dewi yang sangat diagungkan. Ia adalah Freyja, dewi cinta, kesuburan, kesejahteraan, sihir, dan perang. Sosoknya begitu kuat dan berpengaruh terhadap kehidupan bangsa Nordik. 

Uniknya, Freyja selalu menaiki kereta yang ditarik oleh dua kucing abu-abu yang merupakan hadiah dari Thor, dewa petir dan badai. Itulah kenapa bangsa Nordik pun begitu mengagungkan kucing. Mereka selalu menyiapkan persembahan lengkap untuk hewan tersebut. Berjaga-jaga bila sewaktu-waktu Freyja datang. 

7. Felinism, kepercayaan yang menyembah kucing

catvills.com
catvills.com

Terakhir, jauh lebih ekstrem daripada sebelumnya, ada pula sekelompok orang yang memercayai kucing sebagai Tuhan, lho. Kepercayaan ini disebut sebagai felinism yang ditemukan pertama kali pada abad ke-30 Masehi. 

Masyarakat yang memercayainya adalah bangsa Barmenistan, yang menurut penelusuran tinggal di masa Mesopotamia. Mereka percaya bahwa manusia diciptakan untuk melayani kucing. Hewan tersebut harus dihormati dan dipuja sebagai lambang spiritualitas. 

Itulah bukti bahwa kucing pernah menguasai dunia. Ternyata banyak, ya, bangsa yang mengagungkan hewan yang satu ini. Pengorbananmu untuk si meng bisa dipastikan gak ada apa-apanya dibandingkan kelompok masyarakat yang disebutkan di atas 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu D. Wicaksono
Izza Namira
Bayu D. Wicaksono
EditorBayu D. Wicaksono
Follow Us